Strategi STP Adalah: Pengertian, Manfaat dan Langkah
Strategi STP Adalah: Pengertian, Manfaat dan Langkah | Segmenting, Targeting, dan Positioning itulah yang singkatan dari STP. Pemasaran adalah ujung tombak bisnis.
Untuk meningkatkan dampak pemasaran di perusahaan, strategi STP merupakan solusi yang patut dicoba.
Strategi ini telah menarik banyak perhatian meskipun tidak setenar strategi SWOT.
Banyak yang bertanya tentang “Strategi STP Adalah” dan bingung untuk menjawabnya
Tentu saja Anda dapat mencobanya segera jika Anda mengetahuinya. Untuk mempelajari dan memahami penerapannya dalam bisnis, yuk baca artikel ini sampai habis.
Table of Contents
A. Apa itu STP?
STP adalah singkatan dari Segmenting, Targeting, dan Positioning.
Apa yang dimaksud dengan STP? STP adalah model strategi dalam kegiatan pemasaran yang tugasnya merencanakan komunikasi pemasaran secara lebih efisien.
Dengan menggunakan mode ini, bsinis dapat dilakukan dengan lebih baik.
Kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan tetap tepat sasaran. Dampaknya pasti dapat meningkatkan penjualan dan membawa pertumbuhan bisnis.
Bahkan jika Anda baru memulai bisnis, menggunakan model STP masih cukup terkait dengannya. Selain itu, jika kerangka bisnis Anda menggunakan pemasaran digital.
Dalam ide dasarnya, pemasaran STP membuat tujuan bisnis menjadi lebih kecil dan lebih detail.
Dengan cara ini, ini membantu Anda untuk memvisualisasikan personalisasi yang tepat dari pelanggan melalui produk atau layanan Anda.
Di sisi lain, konsumen akan ditangani lebih dan lebih dekat secara individual dengan kampanye iklan Anda.
Baca juga: Pekerjaan, Gaji dan Tugas Marketing Executive
B. Apa Manfaat STP untuk Bisnis?
Dibandingkan dengan strategi pemasaran lain yang biasanya fokus pada produk, strategi STP memiliki keunggulan.
Ia mengalihkan fokus kegiatan pemasaran, yang awalnya terfokus pada produk, menjadi konsumen. Terakhir, manfaatnya juga berhubungan dengan konsumen agar tetap loyal.
Kamu tahu?
Yieldify.com menulis ketika 59% konsumen mengatakan bahwa pendekatan lebih personal membuat mereka ingin berbelanja.
Sedangkan 44% mengakui bahwa personalisasi menarik minat mereka untuk menjadi pelanggan merek tertentu.
Maka jika jelaskan ada 3 keuntungan utama dari STP. Inilah intinya:
1. Menjadikan komunikasi merek Anda lebih personal.
Anda dapat membuat pelanggan merasa seperti mereka berbicara kepada Anda secara personal.
Hal ini tidak terlepas dari strategi pemasaran yang memaksa perusahaan untuk berempati kepada pelanggan.
2. Bisnis menjadi lebih efektif dalam menggunakan dana
Dengan anggaran, bisnis menjadi lebih efektif dalam menggunakan dana.
Promosi dengan konten tidak terlalu berguna dan dapat menjauhkan Anda dari target yang tepat. Hal ini muncul karena penerapan STP membuat iklan lebih terkonsentrasi.
3. Mempermudah riset perusahaan
STP sebenarnya membuat riset lebih mudah bagi perusahaan.
Dengan mengetahui karakter konsumen yang loyal, maka tujuan riset lebih fokus pada tidak sembarang orang.
Hasil menjadi lebih tepat karena yang menjadi objek menggambarkan target pasar secara umum.
Dengan manfaatnya yang besar, kini banyak perusahaan yang mengadopsinya. Terutama dalam kegiatan pemasaran digital.
Bahkan jika Anda dekat dengan aktivitas pemasaran di Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads dan sejenisnya, Anda tidak tahu bahwa itu sebenarnya adalah fasilitas untuk menerapkan strategi STP.
Baca juga: Pekerjaan, Gaji dan Tugas Koordinator Marketing
C. Bagaimana Cara Menjalankan Strategi STP?
Untuk deskripsi STP yang lebih baik, silakan diskusikan cara berlatih menjalankan STP.
Apa sajakah langkah-langkahnya? Apa yang harus dilakukan perusahaan? Berikut penjelasannya.
1. Segmentasi
Strategi pertama STP Adalah Segmentasi.
Dalam bentuk segmentasi, pasar konsumen dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil menurut kriteria tertentu.
Intinya adalah Anda tahu cara mendekati dan terlibat dengan pelanggan. Pada akhirnya, pemasaran menjadi lebih efisien.
Pada tahap pertama ini, ada banyak persyaratan yang dapat Anda gunakan untuk melakukan segmentasi:
a. Demografi
Beberapa hal yang bisa Anda uraikan terkait dengan data populasi konsumen. Sebenarnya, produk yang ingin Anda tawarkan cocok untuk kelompok demografis yang mana?
Ada banyak hal yang perlu Anda detailkan lagi di level ini:
- Usia atau Umur Konsumen?
- Jenis Kelamin Konsumen?
- Status pernikahan?
- Etnis?
- Pendapatan atau Rentang Pendapatan?
- Karir yang dikejar konsumen?
- Dimana kamu tinggal? Apakah itu rumah, apartemen, atau asrama?
Anda tentu saja dapat menjelaskan semuanya, tetapi hanya beberapa. Seperti yang dibutuhkan. Anda juga dapat menambahkan lebih banyak lagi.
b. Geografi
Seringkali, seseorang hanya perlu mengetahui latar belakang penduduk untuk menentukan bagaimana trik dalam mengirimkan pesan promosi yang tepat.
Poin-poin ini meliputi:
- Di negara mana dia tinggal?
- Di kota mana dia tinggal?
- Dimana letak geografisnya? Di tepi laut, di pegunungan, di kota atau di pedalaman?
Mungkin produk ini cocok untuk mereka yang tinggal di kota, tetapi tidak untuk penduduk daerah pegunungan.
Begitu juga sebaliknya. Dengan cara ini Anda tidak perlu menghabiskan waktu beriklan untuk komunikasi palsu.
c. Psikografi
Selain latar belakang demografi, penting juga untuk mendeskripsikan tipe pelanggan karena alasan psikologis.
Hal ini terkait dengan emosi dan kepribadian target pasar.
Dalam framework ini ada banyak hal yang bisa Anda detailkan. Diantaranya adalah:
- Seperti apa sikapnya?
- Majalah atau media apa yang konsumen suka baca?
- Apa acara TV favoritnya?
- Apa yang cenderung mereka hindari?
Dengan menjawab semua pertanyaan di atas, Anda akan mengetahui beberapa faktor yang mendorong konsumen untuk membeli produk.
Oh ya, Anda juga bisa mengurangi pertanyaan di atas atau lebih sesuai kebutuhan. Satu hal yang jelas, hubungan antara kepribadian dan masalah emosional.
d. Gaya hidup
Anda juga bisa mengkategorikan konsumen berdasarkan faktor gaya hidup mereka.
Bahkan, ada juga beberapa perusahaan yang fokus untuk menargetkan konsumen berdasarkan gaya hidupnya.
Anda dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai referensi untuk segmentasi:
- Apa hobinya?
- Apa saja kegiatan wisata yang disukainya?
- Kamu lebih suka pergi liburan kemana?
- Apa hobi favoritnya selain bekerja?
Merek seperti Eiger, misalnya, populer di kalangan pendaki. Merek tersebut akan menargetkan orang dengan gaya hidup tertentu.
Mungkin saja ukuran pasarnya kecil. Namun nyatanya, mereka berhasil memantapkan diri sebagai penjual produk pendaki pria dan wanita dengan pemasaran yang detail.
e. Kepercayaan dan nilai
Bisnis juga dapat melakukan segmentasi dengan mengacu pada keyakinan dan nilai-nilai yang tertanam pada konsumen.
Bahkan, beberapa metode ini masuk akal untuk diterapkan.
Beberapa pertanyaan pada poin ini adalah:
- Apa agamanya?
- Bagaimana sikap keagamaannya?
- Apa aliran politiknya?
- Pilihan partai politiknya apa?
- Budaya mana yang mereka ikuti?
Anda juga dapat mengelompokan pelanggan dengan berbagai cara di atas.
Misal kalau jual hijab pasti segmentasinya muslim kan? Lebih detail lagi, misalnya dengan target umat Islam yang cenderung Hijrah.
Begitu juga dengan Anda yang menjual properti syariah. Selain menyasar umat Islam, Anda bisa mendetail dengan menyasar umat Islam dengan sikap anti riba.
4 hal di atas hanyalah contoh. Bahkan, Anda mungkin menemukan faktor lain sebagai acuan untuk segmentasi pasar.
Untuk mendapatkan beberapa data tentang segmentasi pelanggan ini, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan:
- Wawancara
Wawancara dengan beberapa orang yang menjadi target konsumen. Langkah ini memberi Anda gambaran tentang seperti apa karakter, kecenderungan, dan emosi mereka. Namun, karena hasil wawancara cenderung lebih kecil, Anda tidak dapat menyajikan hasilnya sebagai data tunggal. - Survei
Anda dapat melakukan survei untuk mengumpulkan data dengan hasil yang semakin lengkap. Satu-satunya kekurangannya adalah bahwa terkadang jawabannya tidak terlalu dalam. Oleh karena itu, Anda perlu melengkapinya dengan sumber data lain untuk riset. - Data-data konsumen
Data-data konsumen yang pernah membicarakan bahkan membeli produk atau jasa Anda juga bagus untuk Anda jadikan media penelitian. Misalnya untuk mengetahui beberapa produk favorit Anda, dampak diskon, referensi atau rekomendasi sebelum pembeliannya, dan lain sebagainya.
Baca juga: Pekerjaan, Gaji dan Tugas Social Media Marketing
2. Targeting
Strategi kedua STP Adalah Targeting
Setelah mendapatkan berbagai jawaban untuk menentukan segmentasi yang paling tepat, lakukan targeting.
Anda perlu melewati fase ini untuk mempertimbangkan segmentasi apa yang terbaik untuk diprioritaskan sebagai pelanggan?
Anda mungkin berpikir beberapa segmen yang Anda definisikan bagus. Tetapi untuk mendapatkan lebih detail dan disesuaikan, pilih yang terbaik dari yang terbaik.
Ada banyak poin penting untuk dipikirkan pada tahap ini:
a. Ukuran pasar
Setiap segmen dapat memiliki ukuran pasar yang berbeda. Terlalu kecil tidak baik, terlalu besar tidak baik.
Dapatkah Anda memetakan sendiri seberapa besar beberapa segmen pasar yang telah Anda pilih?
b. Profitabilitas
Anda harus mempertimbangkan bagian mana yang sedikit banyak bersedia mengeluarkan uang untuk membeli produk atau jasa Anda? Mana yang paling menjanjikan?
c. Keterjangkauan
Terakhir, pikirkan betapa sulitnya pelanggan menjangkau produk yang Anda tawarkan. Semakin sederhana semakin baik.
Baca juga: Pekerjaan, Gaji, Fungsi, Dan Tugas Digital Marketing
3. Positioning
Strategi ketiga STP Adalah Positioning.
Sadarilah bahwa orang yang melakukan iklan bukan hanya perusahaan Anda. Bisnisnya terus berkembang dan pemainnya bertambah.
Anda bersaing dengan banyak orang untuk mendapatkan pelanggan.
Oleh karena itu, Anda perlu menempatkan diri Anda di benak konsumen dengan persepsi tertentu.
Ya, Anda harus membedakan diri sendiri. Apa yang ingin Anda tekankan lebih dari merek, produk, atau layanan?
Ada banyak hal yang bisa menjadi masalah dalam menentukan positioning perusahaan di mata konsumen. Diantaranya yaitu:
a. Symbolic Positioning
Positioning ini terkait dengan efek pada konsumen dalam hal rasa memiliki, harga diri dan peningkatan ego.
Perusahaan menciptakan produk yang membuat konsumen lebih percaya diri. Kesan eksklusivitas, gengsi dan sejenisnya tetap ada di benak konsumen.
b. Functional Positioning
Suatu produk atau jasa dapat diingat oleh konsumen ketika mereka langsung merasakan manfaatnya.
Dengan kata lain, perusahaan membuat sesuatu yang dengan tulus dapat menyelesaikan masalah pelanggan.
c. Experiential Positioning
Poin ini mengacu pada pengalaman yang dimiliki konsumen yang kaitannya dengan merek, produk, atau layanan perusahaan.
Ada baiknya bila ada ikatan emosional antara pelanggan dan perusahaan.
Industri biasanya menganggap ini serius. Mereka telah berhasil menanamkan beberapa pemahaman pada konsumen.
Misalnya, lihat bagaimana audiens memahami berbagai merek di industri otomotif:
Beberapa mobil yang disebutkan pada gambar di atas memiliki positioning masing-masing. Tentu saja, sifat konsumen berbeda-beda.
Begitu juga dengan komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Jika kita analisis data di atas ada 4 kelompok mobil:
- Luxury – sporty : Porsche 911 dan Audi A4
- Luxury – family : BMW Tourer, Bentley Mulsanne, dan Lexus IS
- Sporty – economy : Honda civic, VW Golf, dan Mini Cooper
- Family – economy : Volvo v60, Vauxhall Insignia, dan Toyota Aygo
Memang, di peta pasar di Indonesia kita bisa menemukan positioning seperti itu.
Terdapat perbedaan pemahaman khalayak terhadap merek mobil Avanza dengan Honda Jazz. Juga dengan Pajero dengan carry dan lain-lain.
Oh ya, strategi STP dalam variasinya tidak hanya dikenal di level perusahaan besar. Bahkan usaha kecil dapat menggunakan strategi ini.
Di berbagai platform periklanan, Anda bahkan mendapatkan beberapa data tentang pelanggan potensial. Misalnya, ketika Anda beriklan di Facebook Ads.
Sebagai salah satu media sosial terpopuler di dunia, Facebook memiliki data pelanggan yang lengkap.
Mereka tidak hanya mengetahui nama-nama penggunanya, tetapi juga memiliki data segmentasi yang sangat lengkap.
Berdasarkan usia, hobi, tanggung jawab, kelas, status, kecenderungan, gaya hidup dan lain-lain yang bisa di tentukan dan dapat dijangkau.
Selama Anda dapat melakukan analisis STP untuk bisnis Anda, Anda dapat dengan mudah menerapkannya.
Iklan Facebook juga dapat memberi Anda saran kualitas penargetan yang Anda gunakan.
Pertanyaannya bagi Anda yang sudah memiliki bisnis, seberapa dalamkah pengetahuan terhadap konsumen? Sejauh mana analisis dilakukan?
STP adalah salah satu solusi yang mungkin bisa diterapkan. Namun, sebagai pengelola bisnis, campur tangan Anda juga diperlukan agar berhasil.
Sekian artikel berjudul Strategi STP Adalah: Pengertian, Manfaat dan Langkah, semoga bermanfaat.