Customer Experience Adalah: Pengertian, Komponen dan Contoh
Customer Experience Adalah: Pengertian, Komponen dan Contoh | Customer Experience adalah penting dan perusahaan tidak boleh menghilangkan ini dari bisnisnya.
Sama seperti yang sering dikatakan bahwa konsumen (pelanggan) adalah raja.
Dengan berfokus pada pengalaman pelanggan yang baik, bisnis dapat bertahan lebih lama dan menguntungkan.
Artikel tentang Customer Experience ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan Customer Experience, manfaat, strategi dan berbagai hal lainnya.
Artikel ini akan menjawab pertanyaan mengenai Customer Experience Adalah? Apa itu customer service dan customer experience?
Ingin tahu apa yang ada di dalamnya? Yuk kita lanjut.
Table of Contents
A. Pengertian Customer Experience
Apa yang dimaksud dengan customer experience?
Consumer Experience, atau sering disebut dengan CX, merupakan gambaran atau pemahaman utuh dari pelanggan dalam kaitannya dengan pengalaman mereka terkait perusahaan. Baik dengan bisnis atau dengan merek.
Hubungan yang kami maksud di Customer Experience dimulai ketika konsumen melihat iklan atau promo, berbicara dengan karyawan perusahaan seperti CS hingga mereka menerima produk atau layanan perusahaan. Jadi konteksnya sangat luas.
Tentunya kualitas Customer Experience yang diterima konsumen dapat menjadi kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam mempertahankan konsumennya.
Dapat dipastikan bahwa dengan terbangunnya loyalitas konsumen, dampak bisnis akan bertahan dalam jangka panjang.
Baca juga: FMCG Adalah: Pengertian, Produk, Skill yang Dibutuhkan
B. Perbedaan Customer Experience dan Customer Service
Jika dibandingkan, istilah customer service atau layanan pelanggan tentu lebih familiar dibandingkan Customer Experience.
Lalu apa perbedaan antara Customer Experience dan customer service?
Kita tidak perlu membuat tabel untuk melihat perbedaannya. Masalahnya, sangat mudah untuk memahami perbedaan keduanya.
Singkatnya, customer service hanyalah bagian dari fokus Customer Experience.
Kemudian titik fokus kegiatan untuk membuat Customer Experience itu lebih komprehensif.
Jika customer service hanya berbicara tentang layanan kepada pelanggan, maka Customer Experience memperhatikan beberapa hal atau elemen lainnya.
Baca juga: Problem Solving Adalah Skill Penting untuk Pekerjaan
C. Komponen Customer Experience
Seorang ekonom bernama Royston Guest mengatakan setidaknya ada 4 elemen dalam Customer Experience.
Untuk menciptakan Customer Experience yang baik, perusahaan perlu fokus menjaga 4 elemen tersebut.
apa itu?
1. Budaya yang Berfokus pada Konsumen
Komponen pertama Customer Experience Adalah budaya yang berfokus pada konsumen
Baik buruknya Customer Experience dalam bisnis dapat bergantung pada budaya yang dibangun perusahaan di antara para karyawannya.
Tentu saja jika semua tim di perusahaan memiliki langkah yang sama dan pandai melayani pelanggan, Customer Experience akan baik. Sebaliknya, jika tidak, yang terjadi sebaliknya.
Budaya ini seharusnya tidak hanya dihayati di customer service, tetapi harus dipertahankan di semua departemen perusahaan.
Bagaimana kamu melakukannya? Itu semua tergantung pada posisi kepemimpinan perusahaan.
Beberapa pihak tersebut terlebih dahulu harus memberi contoh agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada internal perusahaan.
2. Desain Customer Experience
Komponen kedua Customer Experience Adalah desain Customer Experience
Hal lain yang tak kalah berdampak pada Customer Experience adalah hadirnya desain atau desain Customer Experience yang jelas di perusahaan tersebut.
Perusahaan harus memiliki rencana dan standar untuk melayani pelanggan mereka secara holistik.
Kegiatan desain ini mengarah pada upaya untuk menciptakan nilai, mekanisme, kekhasan dan diferensiasi untuk mengesankan konsumen terhadap upaya perusahaan.
Kesan-kesan ini harus dipertahankan karena perusahaan melakukan semua aktivitas hubungan dengan pelanggannya dari A sampai Z.
3. Penyediaan Customer Experience
Komponen ketiga Customer Experience Adalah penyediaan Customer Experience.
Setiap ide yang tersusun rapi dan lengkap harus diwujudkan oleh perusahaan kepada konsumennya.
Ini akan berhasil ketika perusahaan berkomitmen untuk “eksekusi yang disiplin”.
Misalnya, jika sebuah perusahaan menjanjikan A atau B dalam iklannya, maka semuanya benar-benar harus sampai ke konsumen.
Tidak hanya cukup untuk pelanggan, tetapi semua orang benar-benar mendapatkan layanan yang sama secara stabil.
4. Kepuasan Pelanggan
Komponen terakhir Customer Experience Adalah kepuasan pelanggan.
Toh, baik buruknya Customer Experience bisa diukur dengan tingkat kepuasan pelanggannya.
Apakah mereka senang dikaitkan dengan bisnis perusahaan? Atau justru sebaliknya?
Alangkah baiknya jika perusahaan menghitung tingkat kepuasan ini secara berkala. Jangan percaya diri dan banyak akal dengan terlihat senang pada semua pelanggan tanpa bukti yang tepat.
D. Pentingnya Customer Experience
Seberapa tinggi prioritas Customer Experience bagi perusahaan yang serius dengan bisnisnya?
Jawaban perusahaan teknologi pemasaran HubSpot memberikan bahwa ada tiga manfaat yang membuatnya penting untuk menganggap serius Customer Experience. Diantaranya:
- Mempromosikan Loyalitas
- Membantu perusahaan mempertahankan pelanggan
Promosi pesan merek
Di atas segalanya, 3 hal itu mengarah pada pengembangan perusahaan dengan karakter berkelanjutan.
Jadi jika perusahaan berpikir untuk memulai bisnis yang berkembang dalam jangka panjang, Customer Experience itu penting.
Tetapi jika perusahaan ingin cepat bangkrut, abaikan saja Customer Experience. Membuat pelanggan merasa buruk dan menunggu saat perusahaan “berhasil” cepat tutup.
Ingat, banyak bisnis bertahan karena fokus mereka untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang hebat.
Baca juga: Contoh Soft Skill yang Dibutuhkan Perusahaan
E. Cara Membangun Customer Experience yang Baik
Pertanyaannya adalah bagaimana menerapkan Customer Experience yang baik kepada pelanggan?
Mengetahui hal ini akan berguna bagi Anda yang tertarik bekerja di departemen Consumer Experience Officer.
Kami mencoba mendapatkan informasi ini dari Acquire.io. Tugas Customer Experience adalah sebagai berikut:
1. Memahami Audiens dan Ciptakan Karakter Konsumen
Cara pertama membangun Customer Experience Adalah memahami audiens dan ciptakan karakter konsumen
Sebelum Anda membantu infrastruktur untuk memiliki Customer Experience yang baik, penting untuk mempertimbangkan pelanggan sebagai tujuan perusahaan.
Tim perusahaan yang bekerja di departemen Customer Experience perlu membuat karakter pelanggan sehingga mereka dapat memberikan nilai tinggi.
Untuk melakukan ini, ada dua langkah yang berpotensi dikerjakan oleh tim:
- Membuat profil tipe pelanggan yang datang setiap hari.
- Membuat persona yang mewakili semua konsumen Anda
2. Analisis misi, visi dan proses bisnis
Cara kedua membangun Customer Experience Adalah analisis misi, visi dan proses bisnis.
Strategi Customer Experience yang tepat dapat dikembangkan ketika tim Customer Experience mampu memahami dan menganalisis misi, visi, dan proses bisnis yang diharapkan perusahaan.
Setelah semuanya jelas, beberapa hal ini dapat diringkas menjadi beberapa pertanyaan kunci untuk dijawab oleh tim.
Setidaknya ada 4 pertanyaan kunci yang perlu dipikirkan tim secara mendalam.
- Teknologi, proses, dan orang mana yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuannya?
- Apa gap atau kesenjangan antara keinginan dan pengalaman konsumen dalam proses bisnis perusahaan?
- Seberapa baik proses bisnis internal yang diterapkan perusahaan untuk memberikan layanan pelanggan?
- Alat apa yang dapat digunakan perusahaan untuk mendapatkan tujuan untuk meningkatkan Customer Experience?
3. Menciptakan Pengalaman yang ingin Diberikan Perusahaan
Cara ketiga membangun Customer Experience Adalah menciptakan pengalaman yang ingin diberikan perusahaan
Tim Customer Experience perlu berpikir keras tentang kesan apa yang ingin disampaikan perusahaan kepada konsumen.
Adakah hal menarik yang bisa disematkan dalam setiap produk dan layanan bisnis?
Hal baiknya adalah staf Customer Experience dapat memiliki tingkat empati yang tinggi terhadap pelanggan.
Produk yang baik dan tahan lama adalah produk yang memiliki karakter untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Untuk melakukan ini, ada baiknya jika Anda terlibat dengan strategi desain thinking yang pernah kita tulis sebelumnya.
4. Mempekerjakan dan Melatih Karyawan sampai Mereka Dapat Berproses
Cara keempat membangun Customer Experience Adalah mempekerjakan dan melatih karyawan sampai mereka dapat berproses.
Sekalipun tujuannya adalah pelanggan, Customer Experience yang baik membutuhkan perhatian semua karyawan yang terlibat dalam proses bisnis.
Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan, menciptakan budaya kerja, memimpin dengan memberi contoh di tingkat manajer, dan berfokus pada dua hal berikut:
- Mengembangkan keterampilan interpersonal karyawan sehingga mereka dapat berhubungan baik dengan orang lain.
- Menciptakan seperangkat konsep atau standar tertentu dalam perusahaan agar hubungan dengan pelanggan menjadi baik dan stabil.
5. Hilangkan Desain Buruk saat Bertemu Pelanggan
Cara kelima membangun Customer Experience Adalah hilangkan desain buruk saat bertemu pelanggan.
Customer Experience harus memperhatikan UX (User Experience).
Memahami desain yang baik terutama ketika perusahaan pertama kali terhubung melalui saluran pemasaran yang disiapkan oleh perusahaan.
Entah kapan pertama kali kita bertemu di internet, media sosial dan lain-lain
Perusahaan dapat membuat kesan pertama ini dengan menghindari desain yang buruk dan, sebaliknya, menciptakan desain yang baik di setiap saluran.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu:
- Jadikan pengalaman merek konsisten. Misalnya untuk memberi tampilan sebuah desain, kombinasi warna brand.
- Meringkas proses pembelian, pencarian informasi dan mencari layanan yang diharapkan konsumen.
- Perhatikan faktor emosional dalam UX yang diberikan perusahaan. Misalnya, dengan menunjukkan wajah tersenyum atau mengundang pelanggan setia untuk melihat layanan perusahaan dengan emoji tertentu.
6. Dengarkan Kebutuhan Konsumen melalui Feedback
Cara keenam membangun Customer Experience Adalah dengarkan kebutuhan konsumen melalui feedback
Ada fakta menarik dari penelitian Bain and Company.
Perusahaan mengatakan 80% direksi perusahaan optimis telah memberikan pelayanan prima. Sayangnya, hanya 8% pelanggan yang setuju dengan klaim ini.
Itu disebut fantasi, kan?
Untuk menghindarinya, tim Customer Experience harus memperhatikan kebutuhan pelanggannya.
Beberapa data tentang kebutuhan ini dapat dengan mudah diperoleh dari umpan balik dari konsumen.
Misalnya dengan membuka layanan komplain atau mengecek status konsumen perusahaan di media sosial.
7. Pelajari Pesaing dan Tetapkan Arah dan Tujuan
Cara ketujuh membangun Customer Experience Adalah pelajari pesaing dan tetapkan arah dan tujuan.
Penting juga untuk melihat sejauh mana persaingan dalam budidaya Customer Experience.
Pastikan di mana posisi perusahaan dan di mana posisi pesaing. Jangan sampai tertinggal dan menemukan diri Anda dalam keadaan senjang.
Jika tampaknya tim Customer Experience merasa perusahaan tertinggal, maka perlu segera membuat tujuan dan sasaran khusus untuk mengejarnya.
8. Buat Sistem Support yang Menyediakan Solusi yang Cepat dan Efisien
Cara kedelapan membangun Customer Experience Adalah buat sistem support yang menyediakan solusi yang cepat dan efisien.
Jika Anda menerima banyak masukan, baik itu keluhan, saran, atau kritik, perusahaan harus merespons.
Namun terkadang berbagai masukan datang melalui saluran yang tidak sesuai dengan keinginan perusahaan.
Dengan demikian, bisnis perlu menentukan saluran mana yang sesuai untuk menarik pelanggan Customer Experience.
- Bisa dengan fitur live chat
- Atau dengan form?
- Atau biarkan saja konsumen membagikan isi hati mereka di media sosial?
Putuskan mana yang paling efisien bagi perusahaan. Hitung, pikirkan, bagaimana alurnya.
9. Bantu Identitas Merek yang Mudah Diingat oleh Konsumen
Cara kesembilan membangun Customer Experience Adalah bantu identitas merek yang mudah diingat oleh konsumen.
Agar konsumen menjadi abadi, tim Customer Experience harus memikirkan agar produk perusahaan diingat konsumen.
Pasti kenangan yang bagus. Hal ini bisa jadi karena keberhasilan memecahan masalah pelanggan seperti yang diharapkan, pengalaman unik dan sebagainya.
Tentu beberapa perusahaan besar seperti Apple, Gojek, Oppo, Samsung semuanya memiliki identitas tersendiri yang terlintas di benak konsumen bukan?
10. Menggunakan AI (Artificial Intelligence) dalam Menghadapi Pelanggan
Cara kesepuluh membangun Customer Experience Adalah menggunakan AI dalam menghadapi pelanggan.
Hasil survei di AS menunjukkan bahwa 6 dari 10 konsumen cenderung menggunakan alat layanan dengan AI saat mengalami masalah.
Alih-alih bertanya kepada orang secara langsung, mereka lebih suka mencarinya sendiri di situs web, program, atau panduan yang tersebar.
Beberapa cara kontak tradisional melalui telepon, obrolan video, dan lainnya mulai mereka tinggalkan.
Tampaknya di negara Indonesia juga sama.
Banyak sekali manfaat AI yang membuat konsumen loyal semakin menyukainya. Misalkan kemampuan untuk bereaksi secara otomatis dan pasti bisa lebih cepat dan tepat.
11. “Ganti” Pemasaran dengan Customer Experience
Cara kesebelas membangun Customer Experience Adalah “Ganti” pemasaran dengan Customer Experience
Jika pemasaran perusahaan membuat konsumen melihat kekuatan produk dan layanan untuk membuat mereka membeli, maka layanan pelanggan memiliki peran yang berbeda tetapi arahnya sama.
Hal ini harus menarik minat konsumen dalam pembelian.
Pelayanan pelanggan yang baik dapat membuat konsumen percaya bahwa perusahaan serius dalam menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, mereka tidak segan-segan menggunakan produk atau jasa perusahaan.
12. Memahami Matriks Customer Experience
Cara keduabelas membangun Customer Experience Adalah memahami matriks customer experience
Agar dapat menghadirkan Customer Experience secara optimal, perusahaan pasti membutuhkan data untuk menangkap deskripsi awal Customer Experience.
Paling tidak, ada banyak ukuran yang biasa digunakan untuk menangkap ringkasan baik dan buruknya Customer Experience.
Diantara mereka:
- NPS (Net Promoter Score): Persentase konsumen yang merekomendasikan produk dan layanan perusahaan kepada seseorang.
- CSAT atau skor kepuasan pelanggan: matriks transaksi bisnis yang dapat memberikan ukuran kepuasan kepada pelanggan saat membeli dan menggunakan layanan langsung.
- CES atau Customer Effort Score: Data yang dikerahkan oleh pelanggan saat terhubung atau mencoba menemukan produk yang mereka cari di dalam perusahaan.
Jika perusahaan fokus memperbaiki Customer Experience, beberapa data seperti ini perlu dikumpulkan dan digunakan sebagai analitik.
13. Menggunakan teknologi dan alat terbaik
Cara selanjutnya membangun Customer Experience Adalah menggunakan teknologi dan alat terbaik
Pekerjaan Customer Experience kemungkinan besar akan melelahkan dan menguras energi perusahaan.
Namun, perusahaan dapat menjadi efektif dengan memilih teknologi dan alat yang paling tepat untuk menghemat energi.
Perusahaan dapat melakukannya, misalnya dengan mengembangkan teknologi pesan otomatis dan lain-lain.
14. Memaksimalkan Strategi untuk Customer Experience
Cara selanjutnya membangun Customer Experience Adalah memaksimalkan strategi untuk customer experience
Untuk memaksimalkan Customer Experience, perusahaan perlu melakukan upaya yang panjang dan berkelanjutan.
Ketika tim Customer Experience mendapatkan data/pengukuran, mereka perlu memaksimalkannya dan kemudian mengulangi prosesnya bolak-balik hingga mendapatkan hasil terbaik.
Untuk memaksimalkannya, ada banyak hal penting yang diperhatikan tim:
Tidak bisa melupakan detailnya
- Manfaatkan pelanggan dengan mengumpulkan informasi tentang kisah hidup mereka tentang desain, merek, penggunaan produk, layanan, dan lainnya
- Memastikan tim mengetahui target audiens
- Melatih tim
- Dan lainnya.
15. Memastikan Perusahaan Menghindari beberapa hal yang Menyebabkan CX buruk
Cara terakhir membangun Customer Experience Adalah memastikan perusahaan menghindari beberapa hal yang menyebabkan CX buruk.
Terakhir, pelaku bisnis perlu mewaspadai beberapa hal yang dapat menyebabkan pelanggan setia memiliki pemahaman yang kurang baik.
Berdasarkan penelitian Hotjar, ada banyak hal yang menyebabkan hal tersebut:
- Menunggu lama
- Karyawan yang tidak mengerti kebutuhan konsumen
- Masalah/pertanyaan yang belum terselesaikan
- Mekanisasi terlalu banyak / terlalu sedikit sentuhan manusia
- Layanan yang tidak dipersonalisasi
Baca juga: Contoh Hard Skill yang Dibutuhkan Perusahaan
F. Contoh Customer Experience
Untuk mempertajam pengetahuan Anda tentang Customer Experience, terutama dampak bisnisnya yang sebenarnya, izinkan saya mencoba menyajikan contoh Customer Experience.
Dalam konteks ini, saya mencoba memberi contoh dalam kaitannya dengan konsumen.
1. Contoh Kasus Customer Experience Batagor
Anda tahu batagor? Misalnya, sebelum penjelasan, lihat dulu gambar Batagor berikut ini:
Batagor adalah singkatan dari Bakso Tahu Goreng. Ini adalah makanan khas Bandung yang terbuat dari aci dan tahu.
Umumnya dikonsumsi dengan kombinasi sambal kacang yang pedas.
Saya sudah langganan Batagor sejak awal tahun 2000-an, namanya Mang Ano. Konon beberapa orang Mang Ano mulai berdagang di tahun 90-an.
Hebatnya, sampai saya punya istri dan anak, usaha Mang Ano laris manis dan laris.
Ya, meskipun dulu mereka menjualnya di gerobak dorong sederhana sampai sekarang, tetapi ternyata Mang Ano, yang memiliki 2 istri dan tanah yang cukup banyak.
Setelah membahas konsep Customer Experience, saya dapat melihat bahwa kunci sukses bisnis jangka panjang Mang Ano adalah Customer Experience.
Meskipun ini jelas merupakan pengalaman konsumen dasar, tidak menggunakan alat ini dan itu.
Berikut beberapa ide Customer Experience dari Mang Ano:
a. Setiap ada yang beli diajak kenalan
Hal ini membuat konsumen setia menjadi dekat. Alhasil, pelanggan Mang Ano biasanya adalah pelanggan setia legendaris.
Telah mengenal Batagor Mang Ano dan sering membeli dari ketika mereka masih muda.
b. Mang Ano selalu menyapa pelanggannya dengan namanya
Beginilah cara dia mengingat nama semua pelanggannya. Sebagai pelanggan Mang Ano, saya merasa dipandang dan diterima begitu saja ketika dia menyebut nama saya.
c. Batagornya kecil-kecil tapi dapat banyak
Ini mirip dengan kebutuhan dan karakteristik konsumen di lingkungan rumah saya yang suka jajanan murah tapi dapat banyak. Pelanggan otomatis senang.
d. Pelanggan juga bisa atur tingkat kematangan batagor
Setiap pelanggan terkadang memiliki keinginan yang berbeda-beda terhadap struktur dan tingkat kematangan batagor.
Ada yang minta kurang matang (1/2 matang), ada yang minta medium, ada yang minta terlalu matang.
Setelah itu, langkah-langkah seperti itu untuk Customer Experience menurut saya bagus. Keinginan konsumen bisa dipenuhi.
e. Kadang-kadang suka dapat bonus
Menariknya, Mang Ano suka memberikan bonus tambahan Batagor setiap saat.
Hei, siapa konsumen yang tidak senang mendapatkan bonus? Meski tidak selalu, bonus tentu bisa memberikan kesan yang baik bagi konsumen.
f. Bumbunya nagih dan membekas di lidah
Meski hanya tahu dan aci (bukan bakso seperti batagor pada umumnya), batagor mang ano memiliki cita rasa bumbu yang kuat.
Saya tidak tahu apa yang dia gunakan, mengapa jika setelah makan rempah-rempah itu membuat kesan yang kuat dan membunyikan diingat.
Dari berbagai bukti di atas, saya mengacu pada Mang Ano yang menerapkan ide Customer Experience secara sederhana.
Dia membuat beberapa kesan yang baik pada beberapa pelanggannya. Dengan cara ini, ia dapat mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang dan terus menghasilkan keuntungan.
Saya pikir ada pedagang kecil seperti ini di lingkungan Anda juga. Apakah benar? Tentu saja, pedangang ini memiliki banyak pelanggan setia.
2. Contoh Kasus Customer Experience Kolam Renang “X”.
Di sisi lain, Customer Experience yang buruk juga dapat menyebabkan bisnis yang buruk. Bahkan, semakin lama bisa bangkrut.
Untuk kasus ke-2, saya ingin berbagi pengalaman ketika saya datang ke kolam renang dengan anak saya yang berusia lima tahun.
Ini pertama kalinya saya di tempat ini dan Customer Experience tidak baik.
Berikut beberapa yang saya dapat sebagai pelanggan:
a. Sudah jam buka tapi tidak ada yang jaga tiket
Kolam ini sudah buka sejak jam 8 pagi, lalu saya sampai jam 9 pagi. Ketika saya memasuki gerbang dan ingin membayar tiket di loket tiket, tidak ada seorang pun di depan loket.
Awalnya tidak ada orang di sana. Setelah menunggu beberapa saat, petugas akhirnya datang dan transaksi pembayaran tiket kami ditangani di luar konter.
b. Tidak ada kembalian
Biaya masuknya adalah 20.000 rupiah. Saya datang dengan dua anak jadi itu 40.000 rupiah dan saya membayar 50.000 rupiah. Sayang, tidak ada kembalian.
Petugas kemudian meninggalkan saya dan mencari recehan. Ketika saya kembali, masih tidak ada kembalian. Akhirnya berkata kepada saya, “Bayar saja nanti”
c. Ketika masuk kolam, masih dibersihkan
Pada akhirnya juga masuk ke kolam. Saya melihat di mana anak-anak, ada petugas yang membersihkan lantai kolam.
Jadi saya menunggu di tepi kolam renang dan melihat staf yang tetap diam dan tidak tersenyum.
d. Sudah dibersihkan tapi masih kotor
Setelah penantian selesai, saya pikir saya bisa menikmati kolam renang yang bersih. Eh, ketika Anda berenang dengan anak Anda, kenapa kolamnya masih kotor? Banyak remah pasir, ditemukan cacing, ulat dan serangga.
Tapi karena tanggung, akhirnya berenang juga.
e. Kamar mandi dan ruang ganti kotor
Setelah berenang, saya dan anak saya menggunakan fasilitas kamar mandi. Tapi, kamar mandi sepertinya tidak terawat.
Bagian bawah bak mandi kotor, ujung dinding ada sarang laba-laba dan aromanya tidak sedap.
Tetap saja, suka atau tidak suka, saya harus menggunakannya juga.
f. Sebelum pulang masih disuruh nunggu
Akhirnya selesai dan pulang. Saya dan anak saya menghampiri petugas dan bertemu di sekitar loket untuk membayar tiket.
Ternyata masih tidak ada kembalian. Mengapa tidak mulai mencari dari beberapa waktu lalu? Saya terpaksa menunggu lama.
Bagaimana setelah pengelasan dari A sampai Z? Ini jelek. Sepertinya tidak ingin kembali ke sana.
G. Aplikasi Customer Experience
Untuk memperlancar bisnis, ada banyak platform yang dapat mendukung aktivitas perusahaan untuk mengelola Customer Experience dengan baik.
Apalagi jika pengendaliannya menggunakan media digital.
Aplikasi Customer Experience adalah sebagai berikut:
- Zendesk
- IBM Tealeaf
- Satmetrix
- Responsetek
- Clicktale
- Adobe experience manager
- Kana
- Clarabridge
- SAS
- Gemius
- HubSpot
- Medallia
- Maxymiser
- UserZoom
- UX360
- Usability tools
Setiap program memiliki fungsi yang berbeda. Bagi Anda yang ingin menggunakannya, Anda bisa mempelajarinya terlebih dahulu untuk disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Tulis saja beberapa nama di atas dalam pencarian google dan baca langsung di situsnya atau melalui ulasan pengguna untuk mempelajarinya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, dari berbagai hal yang telah diulas artikel ini, yang terpenting adalah Customer Experience.
Selain itu bagi perusahaan Customer Experience adalah misi untuk tumbuh, berkembang dan bertahan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, menangani masalah ini dengan serius adalah suatu keharusan.
Sekian artikel berjudul Customer Experience Adalah: Pengertian, Komponen dan Contoh, semoga bermanfaat.