Model Bisnis Adalah: Kompenen, Jenis, dan Manfaat
Model Bisnis Adalah: Kompenen, Jenis, dan Manfaat | Bagi Anda yang ingin memulai bisnis baru, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu model bisnisnya.
Kenapa begitu? Karena elemen ini memegang peranan penting dalam menjalankan bisnis.
Model bisnis secara tidak langsung membantu Anda mengidentifikasi produk, target pasar, dan anggaran yang dibutuhkan.
Hal ini dilakukan agar bisnis dapat memperoleh banyak keuntungan di masa depan.
Lalu apa gunanya? Seberapa penting perannya dalam sebuah perusahaan? Dalam artikel ini, kami telah menguraikannya untuk Anda.
Table of Contents
Model Bisnis Adalah…
Model bisnis adalah model dasar yang menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan.
Melalui elemen ini, bisnis tidak mengalir tanpa tujuan. Karena mereka sudah mengetahui produk apa yang dia buat dan target pasar yang ingin dijangkaunya.
Model bisnis berbeda dengan rencana bisnis. Unsur ini lebih menitikberatkan pada bagaimana menghasilkan laba atau keuntungan dari usaha yang dijalankan.
Selain itu, ada model bisnis yang membedakan perusahaan Anda dari perusahaan pesaing.
Oleh karena itu seseorang tidak hanya akan menentukan produk yang akan dibuat, tetapi juga mengetahui value atau nilai apa yang harus diberikan kepada konsumen.
Dengan demikian, konsumen yang loyal secara otomatis akan menyukai produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
Menurut Bplans, model bisnis dapat dijelaskan dalam tiga cara yang disederhanakan:
- Jenis produk yang diproduksi dan ketersediaan tenaga kerja untuk memproduksi produk
- Menerapkan strategi pemasaran, distribusi, transportasi hingga proses penjualan
- Strategi harga yang diterapkan dan sistem pembayaran pelanggan
Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa model bisnis itu penting.
Padahal, bisnis yang sudah mapan juga membutuhkan elemen ini. Karena tuntutan pasar dan persaingan bisnis akan berbeda dari hari ke hari.
Komponen Model Bisnis
Faktanya, model bisnis hadir dalam bentuk, jenis, dan fungsi yang berbeda.
Namun, setiap business model biasanya merupakan strategi dengan rangkaian elemen yang sama.
Beberapa komponen tersebut juga merupakan karakter yang cukup penting. Karena tanpa elemen ini, Anda tidak memiliki peluang pasti untuk menghasilkan pendapatan.
Dan apa saja elemen utama yang dimiliki oleh semua model bisnis? Berikut penuturannya:
- Value proposition: Serangkaian atribut yang membuat produk menarik bagi pelanggan.
- Target market: Kelompok pelanggan tertentu yang ingin tertarik dengan produk.
- Competitive advantage: Fitur produk atau layanan unik yang tidak dapat diikuti dengan mudah oleh pesaing.
- Cost structure: Daftar pengeluaran tetap, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang perlu dikerjakan perusahaan dan bagaimana hal itu memengaruhi penetapan harga.
- Key metrics: Komponen yang digunakan perusahaan untuk mengukur kesuksesan.
- Resources: Aset riil, keuangan dan intelektual perusahaan.
- Problems and Solutions: Masalah yang dimiliki target pelanggan dan bagaimana perusahaan bermaksud menyelesaikannya.
- Revenue model: Kerangka kerja yang mengidentifikasi aliran pendapatan yang layak dikejar.
- Revenue streams: Berbagai cara bisnis dapat menghasilkan pendapatan.
- Profit margin: Jumlah pendapatan yang melebihi biaya melakukan bisnis.
Setelah mengetahui apa itu bisnis fashion dan bagian-bagian pentingnya, apakah Anda sudah siap untuk mencoba berkarir di bidang business development?
Baca juga: Komunikasi Bisnis Adalah: Pengertian, Manfaat dan Tujuan
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Produksi
Berikut adalah berbagai jenis model bisnis berdasarkan aktivitas produksinya:
1. Manufaktur
Dalam model bisnis Manufaktur, Anda membuat produk dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Barang biasanya diproduksi dengan menggunakan mesin produksi.
Saat Anda memulai model bisnis manufaktur, Anda bisa menjual barang langsung ke pelanggan atau menggunakan perantara pihak ke-3.
Contoh perusahaan yang terlibat dalam penjual langsung adalah Nike dan Apple. Kedua perusahaan memiliki pabrik untuk membuat produk dan toko untuk menjual produknya sendiri, seperti toko ritel Apple.
Di sisi lain, Intel, produsen prosesor komputer, sering kali menjual produk tidak secara langsung ke pelanggan. Pada umumnya pelanggan tidak membeli produk Intel secara langsung, melainkan melalui produk netbook yang di dalamnya terdapat prosesor Intel.
Kendala yang mungkin Anda temui adalah kemampuan untuk selalu mendapatkan sumber (bahan baku) agar produksi berjalan lancar.
2. Distributor
Seperti namanya, distributor adalah model bisnis yang aktivitas utamanya adalah mendistribusikan produk. Artinya, mereka tidak memproduksi sendiri barang yang dipasarkan.
Kunci unik dari bisnis ini adalah kemampuan bermitra dengan perusahaan manufaktur untuk memungkinkan mereka mendistribusikan produk. Beberapa distributor juga bekerja sama dengan beberapa provider. Ada yang menjadi distributor resmi khusus suatu produk.
Contoh perusahaan distribusi di Indonesia adalah PT TAM yang bergerak di bidang distribusi handphone. Perusahaan distribusi ini merupakan partner dari berbagai perusahaan seperti Samsung, Xiaomi dan Blackberry yang sempat meledak di Indonesia.
Jadi mereka tidak menjual produk langsung ke pelanggan. Sebagai distributor, Anda menjual produk melalui unit bisnis yang lebih kecil yang disebut pengecer.
3. Retailer (Pengecer )
Pengecer adalah bentuk bisnis yang membeli produk dari distributor dan menjualnya kembali ke pelanggan. Dapat dikatakan bahwa pengecer adalah penghubung antara produsen (manufaktur) dengan pelanggan.
Model bisnis ritel dapat diterapkan pada bisnis skala kecil hingga menengah atau besar. Mulai dari bisnis yang Anda lakukan dari rumah hingga perusahaan ritel besar seperti Indomaret, Alfamart, Trikomsel Oke dan lain-lain.
Pengecer dapat menargetkan pelanggan reguler atau segmen pelanggan tertentu. Misalnya, Trikomsel Oke berfokus pada pelanggan yang membutuhkan ponsel untuk berkomunikasi.
Jika Anda ingin menjadi pengecer, pastikan ketersediaan sumber daya seperti gudang dijaga dengan baik. Jika tidak demikian, aktivitas bisnis bisa terganggu.
4. Franchise (Waralaba)
Model bisnis ini lebih dikenal dengan istilah waralaba. Konsepnya adalah jika seseorang ingin memulai bisnis, tidak perlu memulai bisnis sendiri dari awal. Namun, gunakan hanya model bisnis merek tertentu yang sudah ada dan bayar kompensasi atas kerja sama yang dilakukan.
Pihak yang memiliki bisnis dengan merek disebut franchisor, dan pihak yang menggunakan merek bisnis disebut franchisee.
Contoh model bisnis waralaba adalah Mc Donalds.
Bahkan, lebih mudah bagi pebisnis pemula untuk memanfaatkan waralaba karena yang harus Anda lakukan hanyalah menjalankan bisnis.
Semua elemen bisnis telah ditentukan dengan jelas oleh franchisor. Namun, Anda harus waspada saat memilih franchisor yang menawarkan keuntungan.
Di sisi lain, Anda juga bisa mendirikan bisnis waralaba Anda sendiri.
Salah satunya, misalnya, perusahaan farmasi Apotek K24. Anda bisa memulainya dengan membuka bisnis yang bisa menarik pelanggan. Dan setelah berkembang, Anda dapat menawarkan kemitraan waralaba kepada pihak lain.
5. White Label
Modul bisnis ini hampir mirip dengan waralaba. Bedanya dengan white labeling anda bebas menggunakan branding anda sendiri.
Pada umumnya, perusahaan yang menawarkan toko white labeling menjual produknya secara khusus kepada reseller, bukan end customer.
Mengapa beberapa pebisnis menggunakan white labeling?
Alasannya adalah para pelaku bisnis bisa lebih fokus pada produksi barang dan jasa tanpa memikirkan sistem pemasaran yang akan diterapkan. Di sisi lain, pelanggan white labeling dapat menjual produk dengan kualitas terbaik tanpa mengkhawatirkan produksinya sendiri.
Toko ini bisa diterapkan pada berbagai jenis produk, seperti fashion, kerajinan tangan, dan lain-lain. Contoh perusahaan besar yang menggunakan White Label adalah Foxconn yang memproduksi produk elektronik untuk berbagai distributor seperti Apple.
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Fisik
Dilihat dari bentuk fisiknya, berikut beberapa model bisnis yang bisa kamu temukan:
1. Brick and Mortar
Ini adalah bentuk bisnis tradisional di mana barang dan jasa dijual melalui toko fisik. Ini berarti berurusan dengan pelanggan akhir secara langsung. Brick and Mortar dapat digunakan oleh pabrikan, pedagang dan lain-lain.
Contoh usaha ini adalah toko kelontong, SPBU, dan lain-lain.
Bentuk usaha ini sudah dikenal oleh penduduk setempat, sehingga relatif sering digunakan. Dalam pelaksanaannya, banyak hal yang perlu diperhatikan dengan model bisnis ini, yaitu: kualitas produk, pelayanan, lokasi usaha dan harga.
Hambatan dari bisnis ini adalah munculnya model bisnis online yang dapat dilakukan tanpa batasan waktu dan lokasi bisnis.
2. E-Commerce
Seperti namanya, e-commerce (perdagangan elektronik) adalah bisnis dimana penjual dan konsumen melakukan transaksi bisnis secara online. Dengan kata lain, eCommerce adalah bentuk bisnis toko online.
Model bisnis ini merupakan perubahan dari brick and mortar yang ada seiring dengan kemudahan koneksi internet. Ketika bricks and mortar memiliki bentuk fisik, baik berupa toko maupun gudang, e-commerce menggunakan pendekatan digital.
Misalnya, untuk toko Anda bisa menggunakan toko web online yang menawarkan semua produk untuk dijual. Jika produk yang Anda jual adalah produk digital seperti e-book, Anda tidak lagi memerlukan gudang untuk menyimpannya.
Saat ini banyak jenis usaha yang menggunakan pendekatan e-commerce, seperti Rabbani di bagian fashion dan Gramedia Online yang menjual buku digital. Bisa dikatakan e-commerce merupakan salah satu jenis bisnis yang paling menjanjikan saat ini.
3. Bricks and Clicks
Model bisnis ini sebenarnya merupakan kombinasi dari mortar and bricks dan e-commerce. Bricks and Clicks adalah perusahaan yang memiliki toko offline dan sekaligus toko online.
Salah satu hal yang mencetuskan lahirnya model bisnis ini adalah keinginan untuk menawarkan kenyamanan belanja online kepada pelanggan dengan tetap mempertahankan konsep belanja offline yang telah dilakukan sebelumnya.
Beberapa perusahaan yang mengadopsi mode bisnis ini adalah perusahaan fashion, pemasaran obat dan lain-lain.
4. Marketplace
Marketplace adalah bentuk bisnis yang memfasilitasi pertemuan penjual dan konsumen secara online menggunakan situs pihak ketiga atau platform khusus.
Contoh marketplace yang ada di Indonesia adalah Tokopedia dan Bukalapak.
Marketplace biasanya memiliki banyak penjual yang dikelompokkan hampir sama atas dasar menawarkan produk yang hampir sama. Secara umum, marketplace mendapat keuntungan dari komisi untuk setiap transaksi bisnis yang dilakukan.
Sebaliknya, jika ingin berjualan melalui marketplace, tinggal pilih platform yang ingin diikuti dan daftar.
Meskipun model bisnis Marketplace ini sangat disukai oleh pelaku bisnis yang belum berpengalaman, namun terdapat banyak kelemahan dari model ini, yaitu persaingan yang ketat dan margin keuntungan yang rendah.
5. Dropship
Salah satu bentuk bisnis yang dilakukan secara online adalah dropshipping. Saat menggunakan dropshipping, Anda tidak memerlukan toko fisik, tetapi Anda dapat melakukannya tanpa gudang.
Sebagai dropshipper, Anda menjual produk dari pihak lain ke pelanggan melalui toko online Anda. Berbeda dengan reseller, vendor mengirimkan barang langsung ke pelanggan. Artinya tidak ada aktivitas yang berhubungan dengan menyimpan barang-barang yang penting bagi Anda.
Penghasilan seorang dropshipper berasal dari selisih keuntungan antara harga yang diberikan pelanggan dengan harga yang dibayarkan kepada penjual.
Dropshipping adalah model bisnis yang bisa dijalankan dengan banyak pilihan produk tanpa modal. Namun, margin keuntungannya relatif kecil.
6. Affiliasi
Model bisnis affiliasi hampir seperti dropshipping yaitu menjual produk dari golongan lain.
Perbedaannya adalah afiliasi memainkan peran lebih besar dalam periklanan untuk membuat pelanggan ingin membeli produk tertentu. Dan pendapatan afiliasi berasal dari komisi penjualan produk.
Ada banyak keuntungan dari mode bisnis afiliasi, misalnya keuntungan berlipat.
Setelah bergabung, Anda tinggal mempromosikan produk dengan kode dan banner khusus. Metode promo dapat dilakukan melalui website atau media sosial. Setiap kali pembelian dilakukan menggunakan kode yang Anda bagikan, Anda akan menerima komisi.
Baca juga: Manajemen Bisnis Adalah: Pengertian, Fungsi, Unsur dan Komponen
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Sumber Pendapatan
Berikut adalah berbagai jenis model bisnis dengan pendekatan cara mendapatkan pendapatan yang berbeda. Apakah itu?
1.Freemium
Tentu saja, Anda dapat menebak bahwa freemium adalah kesepakatan yang menawarkan layanan gratis dan premium untuk satu produk.
Jenis model bisnis ini lebih umum di bisnis online. Salah satunya adalah layanan penyimpanan berbasis cloud, DropBox. Pengguna dapat menggunakan DropBox Basic dengan paket penyimpanan 2GB, yang bebas digunakan kapan saja.
Jika ingin mendapatkan ruang penyimpanan yang lebih besar dan fitur yang lebih lengkap, pengguna perlu melakukan upgrade paket premiumnya.
2. Subscription (Langganan)
Model bisnis ini menghasilkan pendapatan dari biaya berlangganan yang dibayarkan oleh pelanggan baik bulanan maupun tahunan.
Sebagian besar ide bisnis jasa dapat menggunakan model bisnis ini, tetapi yang paling populer adalah bisnis pendidikan dan bisnis hiburan yang dilakukan secara online. Netflix misalnya.
Bentuk bisnis ini sangat menguntungkan bagi pelanggan dan pengusaha. Pelanggan semakin tertarik untuk menggunakan layanan setiap saat dengan harga yang relatif murah. Dan pelaku bisnis dapat membuat keuntungan yang ditargetkan berdasarkan jumlah pelanggan mereka.
3. Hidden Revenue (Pendapatan Tersembunyi)
Salah satu perusahaan yang menggunakan model bisnis untuk penghasilan tersembunyi adalah YouTube milik Google.
Platform digital ini dapat digunakan oleh pelanggan kapan saja tanpa dipungut biaya. Peran pengguna tidak begitu diakui bagi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Lalu bagaimana YouTube memperoleh pendapatan?
Jawabannya, dari iklan. Saat Anda menggunakan YouTube, Anda disajikan dengan iklan untuk berbagai produk. Biaya penempatan iklan berikut sebagai sumber penghasilan.
Mengapa beberapa perusahaan ingin beriklan di platform ini? Jumlah penggunanya besar dan penggunaannya sangat tinggi. Oleh karena itu, memasang iklan di YouTube menawarkan keuntungan berupa eksposur yang lebih baik bagi bisnis.
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Strategi Penetapan Harga
Ada tiga jenis model bisnis berdasarkan strategi penetapan harga, yaitu:
1. Razor Blade
Model bisnis Razor Blade mengadopsi strategi di mana produk utama murah atau bahkan gratis. Namun, produk simpatisan memiliki nilai yang lebih tinggi dan digunakan untuk mencari keuntungan. Cara berbisnis ini sering disebut sebagai umpan dan kail.
Model bisnis ini menggunakan taktik lock-in yaitu produk utama dan produk pendukung harus saling melengkapi. Artinya, pelanggan hanya dapat membeli produk dari produsen yang sama.
Jenis produk yang umumnya menggunakan strategi ini adalah yang menggunakan mekanisme refill atau isi ulang. Misalnya alat cukup (Gillette), printer (HP dan Canon) hingga kartu operator ponsel (Telkomsel dan lainnya).
Semua produk utama ini dipasarkan dengan harga standar. Namun, pengguna harus membeli produk pendukung untuk terus menggunakannya, yaitu pisau cukur, tinta, atau pulsa isi ulang.
2. Reverse Razor Blade
Inilah model bisnis yang kebalikan dari Razor Blade. Reverse Razor Blade menawarkan titik harga yang cukup tinggi untuk produk tertentu, tetapi menawarkan beberapa manfaat pelanggan saat menggunakan produk pendukung.
Contoh perusahaan yang menggunakan Reverse Razor Blade adalah Apple.
Beragam produknya, seperti Macbook Air, dinilai cukup mahal untuk kelas netbook dengan detail tertentu.
Namun pengguna dapat menggunakan produk pendukung seperti email, peta, organizer dan lain-lain tanpa mengeluarkan uang lagi. Bahkan beberapa program dengan kualitas terbaik dapat ditambahkan secara gratis melalui App Store.
3. Nickel and Dime
Model bisnis ini menjual produk tertentu dengan harga terjangkau dan menawarkan berbagai fitur tambahan. Pada akhirnya biaya yang harus dibayar pelanggan akan lebih tinggi dari harga standar, sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Jenis model bisnis ini bisa diterapkan pada bisnis online maupun offline. Contoh bisnis online yang menggunakan Nickel and Dime adalah Salesforce, perusahaan yang membuat software CRM.
Meskipun pelanggan dapat memanfaatkan perangkat lunak Salesforce dengan baik, diperlukan beberapa integrasi dengan program pihak ketiga lainnya untuk mendukung pekerjaan tersebut.
Model bisnis ini bisa Anda transfer ke bisnis kuliner. Misalnya, Anda menjual nasi goreng standar. Kemudian Anda bisa menawarkan topping yang berbeda seperti sosis atau bakso untuk menu tersebut dengan harga tertentu.
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Interaksi dengan Pelanggan
Berikut ini adalah berbagai jenis model bisnis yang terkait dengan interaksi pelanggan:
1. High Touch
Jenis model bisnis ini membutuhkan banyak hubungan dengan pelanggan dalam aktivitasnya. Artinya, saat memulai perusahaan ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan cukup besar. Padahal, peran sumber daya manusia cukup besar untuk membuat bisnis berkembang dalam jangka panjang.
Salon kecantikan dan jasa konsultasi adalah contoh dari jenis usaha ini.
Untuk membangun bisnis high touch dengan baik, pastikan Anda memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Dengan cara ini akan membuat pelanggan senang sehingga kepercayaan terhadap bisnis dapat terjalin dengan baik.
2. Low Touch
Tidak seperti High Touch, Low Touch justru mendorong model bisnis yang tidak memerlukan banyak kontak atau interaksi dengan pelanggan.
Ini berarti bahwa pelanggan dapat bertindak sendiri pada tahap penjualan serta penggunaan produk. Hal ini dilakukan dengan berbagai pendekatan otomasi yang menggunakan kemampuan teknologi.
Contoh perusahaan yang menggunakan pendekatan ini adalah Survey Monkey, penyedia platform survei online.
Dengan platform yang intuitif, tidak sulit bagi klien untuk membuat survei sendiri sesuai kebutuhan. Layanan ini bersifat freemium dengan batasan jumlah pertanyaan dan jawaban.
Namun untuk kebutuhan menengah, pelanggan hanya menggunakan paket premium dalam hal jumlah pertanyaan dan jawaban yang tidak terbatas serta fitur tambahan seperti A/B testing.
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Strategi Produk
Berikut adalah beberapa mode bisnis yang menggunakan strategi produk:
1. Blue Ocean Strategy
Blue Ocean adalah model bisnis yang menciptakan produk baru dengan pendekatan pasar yang berbeda. Artinya, menghindari persaingan yang ketat dan merangsang hadirnya “pasar baru” dengan biaya pemasaran yang rendah.
Contoh dari model bisnis ini adalah Nintendo Wii. Alih-alih bersaing dengan Microsoft Xbox dan Sony Playstation, Nintendo membuat Wii untuk pangsa pasar non-gamer. Artinya, produk ini didesain untuk pengguna casual yang lebih mengutamakan keseruan bermain game ketimbang naik level seperti penggila game.
2. Renting Business
Anda sebenarnya sudah familiar dengan model bisnis ini. Namun, Anda pasti baru menyadari bahwa bisnis persewaan dapat digunakan untuk jenis bisnis yang lebih luas. Tidak hanya berupa barang, tetapi juga jasa. Dan tidak hanya offline, tetapi juga online.
Salah satu platform yang memanfaatkan bisnis persewaan adalah Spotify, layanan musik streaming. Alih-alih membeli musik langsung baik melalui CD atau streaming, Spotify memungkinkan Anda mendengarkan banyak koleksi lagu dengan mekanisme berlangganan.
3. Peer-to-Peer
Model bisnis peer-to-peer didasarkan pada kolaborasi melalui platform yang mempertemukan penawaran dan permintaan. Artinya, kebutuhan pelanggan dipenuhi oleh pihak lain menggunakan pihak ke-3.
Contoh bisnis peer-to-peer adalah Gojek dan AirBnb. Intinya, Gojek tidak memiliki armada transportasi yang digunakan dan hotel-hotel yang terdaftar di situs AirBnb tidak dimiliki platform ini.
Keduanya hanya menyediakan platform yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghasilkan pendapatan dari komisi per transaksi yang dilakukan.
4. Social Entrepreneurship
Jenis model bisnis ini sering disebut sebagai one-for-one. Itu berarti bisnis menyumbangkan produk kepada mereka yang membutuhkan untuk setiap penjualan produk yang sukses.
Bentuk bisnis ini menggabungkan pendekatan bisnis yang mencari keuntungan dan tidak mencari keuntungan. Jadi dapatkan keuntungan sambil menciptakan kesadaran sosial untuk berbagi. Contoh dari toko ini adalah Toms Shoes.
Taktik mereka adalah mendonasikan sepatu kepada anak-anak yang membutuhkan dari penjualan produk, sehingga pelanggan tidak ragu untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Seringkali banyak sebagai konsumen setia.
Jenis Model Bisnis Berdasarkan Kemitraan
Di bawah ini diklasifikasikan berbagai jenis usaha, diklasifikasikan berdasarkan kerjasama yang dilakukan:
1. Business to Business (B2B)
Seperti namanya, B2B adalah model bisnis yang dibuat dengan bekerja sama dengan pelaku bisnis lain. Artinya, transaksi pembelian dilakukan antar pedagang atau pebisnis, baik perusahaan manufaktur dengan distributor atau distributor dengan pengecer.
Contoh kesepakatan B2B adalah antara Samsung dan Apple. Meskipun sama-sama berkecimpung dalam bisnis ponsel, Samsung menjual banyak produk berbeda yang digunakan Apple untuk membuat iPhone.
2. Business to Consumer (B2C)
Dalam model bisnis B2C, pelaku bisnis menjual produknya ke pelanggan akhir. Contoh paling umum yang kita jumpai adalah UKM kuliner, di mana vendor menjual produk langsung ke pelanggannya.
Dalam perkembangannya, strategi pemasaran B2C menjangkau lebih banyak jenis usaha dan dapat dilakukan secara online, apalagi dengan banyaknya toko online yang menjual kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda.
3. Consumer to Business (C2B)
Sebaliknya, model bisnis C2B memungkinkan pelanggan untuk menjual produk ke pebisnis. Yang pasti bukan hanya barang atau jasa yang dimaksud, tetapi juga data, saham, dan kontribusi promosi.
Salah satunya adalah pemasaran produk digital melalui website microstock. Dimana pemilik foto dapat mengunggah kreasinya untuk dipasarkan melalui situs seperti istockphoto dan lainnya.
Selain itu, C2B juga dapat ditemukan ketika pengguna internet menyelesaikan survei berbayar yang dilakukan oleh situs survei online.
4. Consumer to Consumer (C2C)
Model bisnis C2C melakukan transaksi bisnis dan penjualan produk dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya. Biasanya, ini dilakukan atas dasar kesamaan khusus.
Contoh model bisnis C2C adalah jual beli online yang dilakukan melalui website/platform OLX. Vendor menempatkan foto produk di platform untuk menarik konsumen dan semua transaksi bisnis dapat dilakukan tanpa melibatkan pihak ketiga.
Jenis Model Bisnis Lainnya
1. MLM (Multi Level Marketing)
Model bisnis ini menggunakan jaringan pelanggan untuk menjual produk. Keuntungan yang diperoleh berasal dari mekanisme komisi yang diterapkan sesuai ketentuan.
Dengan struktur piramid jaringan, Anda mendapatkan penghasilan saat Anda sukses menjual produk dan saat downline Anda juga sukses menjual produk. Downline adalah orang-orang yang Anda ajak untuk menjual produk secara bersama-sama.
Mayoritas model bisnis MLM dilakukan dengan menggunakan mekanisme penjualan langsung. Contoh perusahaan yang menggunakannya adalah Amway.
2. Crowdsourcing
Crowdsourcing adalah suatu bentuk bisnis yang menggunakan partisipasi banyak pengguna internet (crowd) untuk menciptakan produk yang dapat dijual kembali. Umumnya, pelaku bisnis membayar layanan dari peserta crowdsourcing untuk tugas sederhana yang dilakukan dalam jumlah besar.
Salah satu perusahaan yang menggunakan model bisnis crowdsourcing adalah 2Captcha. Perusahaan ini menyediakan layanan keamanan captcha online untuk berbagai bisnis yang memerlukan verifikasi manusia.
3. Agency
Agency adalah model bisnis yang menyediakan layanan untuk membuat proyek tertentu untuk jangka waktu tertentu. Keterampilan jenis model ini adalah keterampilan dan pengalaman dari suatu jenis pekerjaan.
Tidak seperti perusahaan jasa lainnya, tugas yang dilakukan oleh perusahaan Agency memiliki karakteristik khusus per klien.
Pada umumnya perusahaan menggunakan jasa Agency untuk melakukan tugas pendukung yang tidak dapat diselesaikan sendiri.
Jenis tugas yang membutuhkan jasa Agency antara lain: pengembangan web, pemasaran konten, periklanan, dan lainnya. Contoh perusahaan Agency termasuk Brafton dan Chubby Rawit.
Manfaat Model Bisnis
Setelah mengetahui berbagai jenis model bisnis yang dapat Anda gunakan, Anda pasti memahami berbagai manfaat penggunaannya.
1. Mengetahui Target Pasar untuk Penjualan Produk
Model bisnis memandu Anda dalam menentukan value proposition. Elemen ini membantu Anda melihat bagaimana produk Anda menjadi solusi bagi masalah pelanggan.
Anda kemudian dapat melakukan segmentasi pelanggan yang lebih detail. Semakin jelas model bisnis Anda, maka akan semakin mudah untuk mengetahui target pasar yang ingin Anda tuju.
2. Memahami Produk yang Harus Diproduksi
Dengan menggunakan model bisnis yang rapi, Anda tidak perlu repot membuat produk yang tidak dibutuhkan pelanggan. Ini tentu tidak menawarkan keuntungan untuk perkembangan bisnis Anda.
Artinya, semakin jelas target pasar dan nilai penawaran produk Anda, maka semakin jelas jenis produk apa yang perlu dibuat.
3. Mengetahui Strategi Bisnis yang Perlu Dijalankan
Model bisnis yang Anda tetapkan akan secara otomatis menentukan strategi bisnis yang akan diterapkan.
Misalnya, jika Anda seorang distributor, strategi Anda bukan untuk menarik pelanggan. Namun, langkah merajut hubungan semakin dekat dengan semakin banyak produsen.
Selain itu, Anda harus dapat bekerja dengan banyak pengecer dan membangun saluran distribusi yang cepat dan efisien.
4. Pertimbangan Pesaing
Tanpa menggunakan model bisnis, akan sulit menentukan posisi perusahaan Anda di pasar. Akibatnya, Anda mungkin harus menghadapi beberapa persaingan yang tidak Anda pikirkan.
Dengan menggunakan model bisnis, Anda juga dapat memahami persaingan Anda dalam mencari dan menjual produk ke pelanggan. Hal ini penting untuk dapat menentukan strategi bisnis yang tepat berdasarkan model yang dipilih.
Cara Menentukan Business Model yang Sesuai
Dengan semua model bisnis yang tersedia, bagaimana Anda memilih yang tepat untuk bisnis kecil Anda?
Sebenarnya, tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan ini. Karena cara terbaik menjalankan bisnis untuk perusahaan bergantung sepenuhnya pada skala operasi dan biaya yang dimiliki unit bisnis.
Namun untuk mempersempit pilihan, ada banyak pertanyaan yang bisa Anda tanyakan pada diri sendiri. Berikut adalah daftar pertanyaannya.
- Bagaimana pelanggan akan mendapat manfaat dari produk atau layanan Anda?
- Bagaimana cara mengumpulkan pendapatan?
- Siapa target pelanggan perusahaan Anda?
- Seberapa banyak biaya awal yang dimiliki saat ini?
- Apakah Anda pikir Anda memerlukan dukungan keuangan dari investor?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Anda dijamin mendapatkan wawasan tentang model bisnis yang tepat untuk perusahaan Anda.
Ini adalah penjelasan singkat tentang model bisnis dan berbagai jenisnya yang dapat Anda pelajari dengan baik.
Jika Anda ingin memulai bisnis, Anda harus memikirkan model bisnis yang sesuai dengan keahlian dan kenyamanan Anda.
Sekian artikel berjudul Model Bisnis Adalah: Kompenen, Jenis, dan Manfaat, semoga bermanfaat.
Apa yang dimaksud dengan model bisnis?
Model bisnis adalah rencana keseluruhan perusahaan untuk menghasilkan laba dari penjualan layanan atau produk. Secara khusus, model bisnis menguraikan rencana perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk atau layanan.