Transaksi Adalah: Fungsi, Jenis, Bukti dan Contoh
Transaksi adalah hal yang penting bagi bisnis. Oleh karena itu, setiap pengusaha harus memahami seluk-beluknya. Apa saja Contoh Bukti Transaksi yang sering digunakan yaitu kwitansi dan nota, tanpa kita sadari kita sudah melakukan transaksi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak sadar bahwa kita pasti melakukan transaksi. Sejak awal keberadaan manusia, transaksi adalah salah satu kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan kita.
Meskipun demikian, tidak banyak masyarakat yang mengerti tentang apa itu transaksi meskipun dalam kenyataannya, setiap orang melakukannya secara alami.
Jadi, apa itu transaksi? Apa fungsi dan jenis-jenis transaksi yang harus Anda ketahui? Baca penjelasannya di bawah ini!
Table of Contents
Transaksi Adalah…
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transaksi adalah bentuk persetujuan jual-beli antara pembeli dan penjual dalam kegiatan perdagangan.
Bentuk kesepakatan ini dapat berupa pertukaran barang, jasa, atau aset keuangan. Transaksi sendiri melibatkan kekayaan seseorang, baik bagi pembeli maupun penjual.
Sebagai contoh, Anda adalah seorang pebisnis yang menjual ayam goreng. Dalam menjalankan bisnis Anda, Anda harus pergi ke penjual ayam dan bahan dapur untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat ayam goreng.
Setelah bahan-bahan tersebut diperoleh, Anda memprosesnya hingga menjadi ayam goreng siap dijual. Kemudian, Anda mulai mencari pembeli potensial untuk ayam goreng Anda.
Jika ada calon pembeli yang tertarik, mereka akan melakukan transaksi dengan Anda untuk membeli ayam goreng yang Anda jual.
Untuk menjaga kondisi keuangan yang baik, setiap transaksi dalam sebuah perusahaan, bisnis, atau instansi harus tercatat dengan baik.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui masuk dan keluarnya dana dengan jelas, sehingga dapat diukur efisiensi dan efektifitas pengeluaran serta nilai laba bersih yang diterima.
Dengan demikian, perusahaan dapat berjalan secara berkelanjutan. Catatan transaksi yang detail juga akan membantu pemilik usaha dalam mengukur kinerja perusahaan.
Baca juga: Manajemen Bisnis Adalah: Pengertian, Fungsi, Unsur dan Komponen
Fungsi Transaksi
Fungsi transaksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu fungsi transaksi dalam ekonomi dan fungsi transaksi dalam keuangan.
Fungsi transaksi dalam ekonomi meliputi:
- Menciptakan kepercayaan di antara para pelaku ekonomi
- Mengkomunikasikan informasi di antara para pelaku ekonomi
- Menyediakan kemudahan dalam pertukaran barang dan jasa
- Membantu mengukur nilai suatu barang atau jasa
- Memfasilitasi pertumbuhan ekonomi
Fungsi transaksi dalam keuangan meliputi:
- Memfasilitasi pertukaran uang atau asset keuangan
- Membantu mengukur nilai suatu aset keuangan
- Membantu mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan atau individu
- Memfasilitasi pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan
- Membantu meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar keuangan.
Pelaku Transaksi Adalah Sebagai Berikut…
Pelaku transaksi adalah orang atau entitas yang terlibat dalam suatu transaksi. Transaksi dapat berupa pertukaran barang, jasa, atau uang.
Pelaku transaksi dapat berupa individu, kelompok, perusahaan, atau lembaga.
Contohnya, dalam transaksi jual-beli, pelaku transaksi adalah pembeli dan penjual. Dalam transaksi finansial, pelaku transaksi dapat berupa bank atau perusahaan keuangan.
Dalam suatu transaksi, pasti ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak yang memberikan dana dan pihak yang menerima dana.
Kedua pihak ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari transaksi tersebut.
Pemberi Dana
Pihak Pemberi dana adalah salah satu pelaku transaksi yang memberikan dana dalam suatu transaksi.
Pemberi dana dapat berupa individu, kelompok, perusahaan, atau lembaga yang memberikan uang atau sumber daya keuangan lainnya dalam suatu transaksi.
Penerima Dana
Pihak Penerima dana adalah salah satu pelaku transaksi yang menerima dana dalam suatu transaksi.
Penerima dana dapat berupa individu, kelompok, perusahaan, atau lembaga yang menerima uang atau sumber daya keuangan lainnya dalam suatu transaksi.
Contohnya, dalam transaksi pinjam-meminjam, pemberi dana adalah pihak yang memberikan pinjaman kepada pihak lain.
Dalam transaksi jual-beli, pemberi dana adalah pihak yang membayar harga barang atau jasa yang dibeli.
Baca juga: 5+ Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Jenis-Jenis Transaksi
Terdapat beberapa jenis transaksi yang dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, diantaranya:
- Transaksi konsumsi, yaitu transaksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan, minuman, atau kebutuhan rumah tangga lainnya.
- Transaksi produksi, yaitu transaksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku atau peralatan produksi suatu perusahaan.
- Transaksi jasa, yaitu transaksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan layanan seperti perawatan kesehatan, perbaikan elektronik, atau jasa lainnya.
- Transaksi finansial, yaitu transaksi yang dilakukan untuk mengelola keuangan seperti deposito, pembiayaan, atau investasi.
- Transaksi perdagangan, yaitu transaksi yang dilakukan untuk membeli atau menjual barang atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Jenis transaksi ini dapat dibedakan lagi berdasarkan cara pelaksanaannya, diantaranya:
- Transaksi tunai, yaitu transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang fisik sebagai alat pembayarannya.
- Transaksi non-tunai, yaitu transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan uang fisik sebagai alat pembayarannya, misalnya dengan menggunakan kartu kredit, transfer bank, atau e-money.
- Transaksi online, yaitu transaksi yang dilakukan melalui jaringan internet, misalnya melalui toko online atau aplikasi pembayaran.
- Transaksi offline, yaitu transaksi yang dilakukan secara langsung tanpa melalui jaringan internet, misalnya melalui toko fisik atau transaksi tatap muka.
Semua jenis transaksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung dari kebutuhan dan kondisi setiap orang atau perusahaan.
Contoh Bukti Transaksi
Alat bukti transaksi adalah semua dokumen atau benda yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sebuah transaksi telah terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan. Alat bukti transaksi ini berguna untuk membantu mengatur dan mengelola keuangan, serta menjamin keabsahan transaksi yang dilakukan.
Beberapa contoh bukti transaksi yang sering digunakan antara lain:
1. Nota atau Faktur
Nota atau faktur, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh penjual untuk menunjukkan barang atau jasa yang telah dibeli oleh pembeli, beserta harga, jumlah, dan informasi lain yang diperlukan.
2. Kwitansi
Kwitansi, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh penjual untuk menunjukkan penerimaan pembayaran dari pembeli, beserta jumlah, tanggal, dan informasi lain yang diperlukan.
3. Bon atau Slip
Bon atau slip, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh mesin EDC (electronic data capture) untuk menunjukkan transaksi yang telah dilakukan menggunakan kartu kredit atau debit.
4. Buku Tabungan atau Rekening Koran
Buku tabungan atau rekening koran, yaitu dokumen yang mencatat seluruh transaksi yang dilakukan melalui rekening bank, beserta saldo, tanggal, dan informasi lain yang diperlukan.
5. Surat Berharga
Surat berharga, seperti saham, obligasi, atau surat utang, yaitu dokumen yang menunjukkan kepemilikan atas sejumlah dana yang dipinjamkan kepada suatu perusahaan atau negara, beserta bunga, tanggal jatuh tempo, dan informasi lain yang diperlukan.
6. Surat Perintah Pembayaran
Surat perintah pembayaran, seperti cek atau giro, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh pemegang rekening untuk memberikan perintah kepada bank untuk mengeluarkan uang dari rekening tersebut kepada pihak yang dituju.
7. Kartu Kredit atau Debit
Kartu kredit atau debit, yaitu alat pembayaran yang berbentuk kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi non-tunai.
8. E-money atau Uang Elektronik
E-money atau uang elektronik, yaitu alat pembayaran yang berbentuk data digital yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi non-tunai melalui jaringan internet.
Alat bukti transaksi ini harus disimpan dengan baik dan diatur agar dapat diakses dan digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan sebagai bukti transaksi yang sah.
Alat bukti transaksi juga harus disusun dan dikelola dengan rapi agar dapat memudahkan dalam mengelola keuangan dan mengatur arus kas.
Selain itu, alat bukti transaksi juga harus sesuai dengan standar yang berlaku dan memenuhi syarat legal agar dapat diakui keabsahannya oleh pihak yang terkait.
Jika diperlukan, alat bukti transaksi juga dapat diajukan ke pengadilan sebagai bukti sah dalam suatu permasalahan hukum yang berkaitan dengan transaksi tersebut.
Pemilihan dan penggunaan alat bukti transaksi yang tepat sangat penting dalam menjamin keabsahan dan kelancaran transaksi yang dilakukan, serta untuk menjaga kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Transaksi C2C (consumer-to-consumer)
C2C (consumer-to-consumer) adalah jenis transaksi yang dilakukan oleh konsumen kepada konsumen lainnya tanpa melalui perusahaan atau pedagang.
C2C merupakan bentuk transaksi yang memungkinkan orang-orang biasa untuk menjual atau membeli barang atau jasa kepada orang lain secara langsung.
Contoh Transaksi C2C
Contoh transaksi C2C yang sering terjadi adalah:
- Seseorang yang menjual barang bekas yang tidak terpakai lagi di marketplace online seperti eBay, Tokopedia, atau Bukalapak.
- Seseorang yang menyewakan apartemennya di Airbnb kepada orang lain yang ingin menginap di lokasi tersebut.
- Seseorang yang menjual aksesoris fashion atau produk kecantikan yang dibuat sendiri di media sosial seperti Instagram atau Facebook.
- Seseorang yang menawarkan jasa menjahit atau memperbaiki barang rusak kepada orang lain di komunitas online atau forum diskusi.
- Seseorang yang menjual makanan atau minuman yang dibuat sendiri di pasar tradisional atau pasar malam.
Kelebihan Transaksi C2C
Transaksi C2C memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan transaksi yang melibatkan perusahaan atau pedagang, di antaranya:
- Biaya lebih rendah, karena tidak ada biaya sewa atau biaya iklan yang harus dikeluarkan.
- Waktu yang lebih fleksibel, karena transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak.
- Dapat meningkatkan kepercayaan, karena transaksi dilakukan secara langsung antara kedua belah pihak tanpa melalui perantara.
- Dapat membantu mengurangi sampah, karena barang-barang yang sudah tidak terpakai dapat dijual kembali kepada orang lain yang membutuhkannya.
Kekurangan Transaksi C2C
Walaupun memiliki kelebihan tersebut, transaksi C2C juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
- Resiko penipuan atau kecurangan yang lebih tinggi, karena transaksi dilakukan secara langsung tanpa adanya jaminan atau garansi dari perusahaan atau pedagang.
- Kualitas barang atau jasa yang tidak terjamin, karena tidak ada standar atau sertifikasi yang diterapkan oleh perusahaan atau pedagang.
Transaksi B2B (Business-to-Business)
Transaksi B2B (Business-to-Business) adalah jenis transaksi yang terjadi antara dua perusahaan atau lembaga. Dalam transaksi ini, perusahaan yang menjual produk atau jasa kepada perusahaan lainnya.
Contoh Transaksi B2B
Contoh transaksi B2B adalah sebagai berikut:
- Sebuah perusahaan pembuat komputer menjual produknya kepada toko komputer yang akan menjualnya kepada konsumen.
- Sebuah perusahaan pemasok bahan baku menjual bahan baku kepada perusahaan pengolah makanan yang akan menggunakannya untuk membuat produk makanan.
- Sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi menjual jasa konsultasinya kepada perusahaan lain yang membutuhkan jasa tersebut.
- Sebuah perusahaan pembuat alat elektronik menjual produknya kepada toko elektronik yang akan menjualnya kepada konsumen.
Kelebihan Transaksi B2B
Berikut ini adalah beberapa kelebihan transaksi B2B:
a. Skala produksi yang lebih besar
Perusahaan yang melakukan transaksi B2B dapat meningkatkan skala produksi mereka karena adanya permintaan yang lebih besar dari perusahaan lain. Ini akan meningkatkan efisiensi produksi dan menurunkan biaya produksi.
b. Peningkatan volume penjualan
Transaksi B2B dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan karena adanya permintaan yang lebih besar dari perusahaan lain. Ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan memperkuat posisinya di pasar.
c. Peningkatan efisiensi bisnis
Transaksi B2B dapat meningkatkan efisiensi bisnis perusahaan karena adanya koordinasi yang lebih baik antara perusahaan yang terlibat dalam transaksi. Ini dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi.
d. Peningkatan kepercayaan pelanggan
Transaksi B2B dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan karena adanya komitmen yang kuat dari perusahaan yang terlibat dalam transaksi untuk menyediakan produk atau jasa berkualitas tinggi. Ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.
Kekurangan Transaksi B2B
Berikut ini adalah beberapa kekurangan transaksi B2B:
a. Persaingan yang ketat
Transaksi B2B dapat menimbulkan persaingan yang ketat di antara perusahaan yang terlibat dalam transaksi. Ini dapat menurunkan harga produk atau jasa dan mengurangi profitabilitas perusahaan.
b. Kompleksitas transaksi
Transaksi B2B seringkali lebih kompleks dibandingkan dengan transaksi B2C atau C2C karena melibatkan banyak pihak yang terlibat dalam transaksi. Ini dapat meningkatkan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi.
c. Ketidakpastian pasar
Transaksi B2B seringkali tergantung pada permintaan dari perusahaan lain, sehingga dapat terjadi fluktuasi pasar yang tidak pasti. Ini dapat menurunkan kepastian bisnis perusahaan dan menimbulkan risiko bagi perusahaan.
d. Kerahasiaan bisnis
Transaksi B2B seringkali mengandung informasi bisnis rahasia yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan jika informasi tersebut tersebar. Ini dapat mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Sekian artikel berjudul Transaksi Adalah: Fungsi, Jenis, Bukti dan Contoh, semoga bermanfaat.