11 Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jurnalnya
11 Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jurnalnya | Proses pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan yang terdiri dari beberapa tahap, mulai dari transaksi hingga penyusunan laporan keuangan, disebut siklus akuntansi.
Siklus akuntansi sangat penting bagi perusahaan dagang karena membantu menyusun laporan keuangan periode tertentu dengan lebih mudah.
Apa saja siklus akuntansi perusahaan dagang?
Tahap-tahap dalam siklus akuntansi biasanya dimulai dengan transaksi keuangan, dilanjutkan dengan penyusunan laporan keuangan perusahaan, dan diakhiri dengan penutupan neraca melalui jurnal penutup atau jurnal pembalik.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas betapa pentingnya proses pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan, yaitu siklus akuntansi, bagi perusahaan dagang.
Mengenali dan memahami siklus akuntansi akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penipuan atau fraud. Sebelum masuk ke siklus akuntansi perusahaan dagang, akan lebih baik jika mengetahui penjelasan.
Table of Contents
Apa itu Perusahaan Dagang?
Perusahaan dagang adalah jenis perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, yaitu membeli dan menjual barang atau jasa kepada pelanggan.
Perusahaan dagang biasanya tidak menghasilkan barang atau jasa yang dijualnya sendiri, melainkan membeli dari produsen atau pemasok lain dan kemudian menjualnya kepada pelanggan dengan menambahkan nilai tambah (mark-up) pada harga beli.
Perusahaan dagang dapat berupa toko retail atau toko kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari, atau perusahaan distributor yang menjual barang-barang kepada toko-toko retail atau ke perusahaan lain.
Perusahaan dagang juga dapat berupa perusahaan e-commerce atau perusahaan yang menjual barang atau jasa melalui internet.
Perusahaan dagang biasanya memiliki margin keuntungan yang lebih rendah dibandingkan perusahaan manufaktur atau perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa sendiri, karena perusahaan dagang hanya menambah nilai tambah kepada barang atau jasa yang dijualnya dan tidak terlibat dalam proses produksi.
Namun, perusahaan dagang dapat mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang lebih besar dengan menjual barang atau jasa kepada banyak pelanggan dan mengurangi biaya pembelian dengan membeli dalam jumlah yang besar.
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Tahap-tahap siklus akuntansi perusahaan dagang adalah tahap-tahap umum yang biasa dilakukan dalam proses pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan.
Namun, tergantung pada kompleksitas keuangan perusahaan dan sistem akuntansi yang digunakan, tahap-tahap siklus akuntansi perusahaan dagang mungkin berbeda. Berikut ini penjelasan singkat tentang masing-masing tahap:
1. Mencatat Transaksi di Jurnal Umum
Mencatat transaksi di jurnal umum merupakan tahap pertama dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.
Pada tahap ini, semua transaksi keuangan perusahaan dagang dicatat secara teratur dan sistematis sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
Transaksi keuangan perusahaan dagang dapat berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa, penerimaan atau pembayaran uang dari pelanggan atau pemasok, penerimaan atau pengeluaran uang untuk gaji karyawan atau biaya operasional lainnya, dan lain sebagainya.
Transaksi keuangan perusahaan dagang dicatat di jurnal umum dengan menggunakan metode akrual, yaitu dengan mencatat transaksi sesuai dengan waktu terjadinya transaksi, bukan sesuai dengan waktu pembayaran atau penerimaan uang.
Dengan mencatat transaksi di jurnal umum, perusahaan dagang dapat mengetahui apa saja transaksi yang terjadi pada periode tertentu dan bagaimana transaksi tersebut mempengaruhi saldo akun-akun keuangan perusahaan.
Contoh transaksi keuangan perusahaan dagang yang dapat dicatat di jurnal umum adalah sebagai berikut:
Pembelian barang dagang dari pemasok seharga Rp 10 juta, dengan pembayaran tunai
Jurnal umum:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
01-Jan-22 | Kas | 10.000.000 | |
01-Jan-22 | Persediaan | 10.000.000 |
Penjualan barang dagang ke pelanggan seharga Rp 15 juta, dengan pembayaran tunai
Jurnal umum:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
01-Jan-22 | Persediaan | 15.000.000 | |
01-Jan-22 | Kas | 15.000.000 |
Penerimaan uang sebesar Rp 5 juta dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dagang yang telah dibeli
Jurnal umum:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
01-Jan-22 | Kas | 5.000.000 | |
01-Jan-22 | Piutang | 5.000.000 |
2. Mencatat di Buku Besar Pembantu
Setelah transaksi keuangan perusahaan dagang dicatat di jurnal umum, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat di buku besar pembantu.
Buku besar pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan dagang sesuai dengan akun yang terkait.
Setiap akun di buku besar pembantu memiliki saldo debet dan saldo kredit, yang merupakan total jumlah uang yang diterima atau dikeluarkan sesuai dengan akun tersebut.
Buku besar pembantu terdiri dari beberapa jenis buku, seperti buku besar pembelian, buku besar penjualan, buku besar kas, buku besar piutang, buku besar hutang, dan lain sebagainya.
Mencatat di buku besar pembantu merupakan tahap yang penting dalam siklus akuntansi perusahaan dagang karena membantu mengelompokkan transaksi keuangan sesuai dengan akun yang terkait.
Ini akan memudahkan perusahaan dagang dalam mengelola keuangan dan menyusun laporan keuangan periode tertentu.
Baca juga: 10 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan Jurnalnya
3. Membuat Neraca Saldo Belum Disesuaikan
Setelah transaksi keuangan perusahaan dagang dicatat di buku besar pembantu, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah membuat neraca saldo belum disesuaikan.
Neraca saldo belum disesuaikan adalah neraca yang terdiri dari akun-akun yang saldo akhirnya belum disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.
Neraca saldo belum disesuaikan dibuat untuk mengetahui saldo akun-akun perusahaan dagang pada saat tertentu.
Neraca saldo belum disesuaikan terdiri dari akun-akun yang terbagi menjadi akun-akun aktiva, akun-akun pasiva, dan akun-akun ekuitas.
Akun-akun aktiva adalah akun yang menyajikan aset perusahaan dagang, seperti kas, persediaan, dan piutang.
Akun-akun pasiva adalah akun yang menyajikan kewajiban perusahaan dagang, seperti hutang. Akun-akun ekuitas adalah akun yang menyajikan modal pemilik perusahaan dagang, seperti modal disetor.
Untuk membuat neraca saldo belum disesuaikan, perusahaan dagang harus menghitung saldo akun-akun aktiva, pasiva, dan ekuitas pada saat tertentu dengan menggunakan saldo debet dan kredit di buku besar pembantu.
Neraca saldo belum disesuaikan merupakan tahap awal dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang, sehingga sangat penting untuk memastikan keakuratan saldo akun-akun yang tercantum di dalamnya.
Contoh neraca saldo belum disesuaikan adalah sebagai berikut:
Neraca Saldo Belum Disesuaikan
Aktiva | Pasiva | Ekuitas |
Kas | Hutang Dagang | Modal Disetor |
Persediaan | Hutang Bank | Laba Ditahan |
Piutang | ||
Total Aktiva | Total Pasiva | Total Ekuitas |
Dari contoh neraca saldo belum disesuaikan di atas, dapat dilihat bahwa saldo akun-akun perusahaan dagang belum disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.
Sebelum neraca saldo belum disesuaikan ini dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan dagang, perusahaan harus melakukan tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi yaitu jurnal penyesuaian.
4. Jurnal Penyesuaian
Setelah neraca saldo belum disesuaikan dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan saldo akun-akun yang belum disesuaikan pada neraca saldo belum disesuaikan.
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk memastikan bahwa saldo akun-akun perusahaan dagang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada saat tertentu.
Jurnal penyesuaian dapat dilakukan karena adanya transaksi keuangan yang tidak tercatat di buku besar pembantu atau karena adanya kesalahan dalam mencatat transaksi keuangan.
Contoh transaksi yang mungkin perlu dicatat dalam jurnal penyesuaian adalah amortisasi, depresiasi, dan estimasi biaya.
Untuk melakukan jurnal penyesuaian, perusahaan dagang harus mencatat transaksi jurnal penyesuaian di jurnal umum sesuai dengan akun yang terkait.
Jurnal penyesuaian akan mempengaruhi saldo akun-akun di neraca saldo belum disesuaikan, sehingga neraca saldo belum disesuaikan harus diperbarui setelah jurnal penyesuaian dilakukan.
Contoh jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:
Depresiasi mesin sebesar Rp 5 juta
Jurnal umum:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
01-Jan-22 | Depresiasi | 5.000.000 | |
01-Jan-22 | Akumulasi Depresiasi | 5.000.000 |
5. Neraca Saldo Telah Disesuaikan
Neraca saldo telah disesuaikan adalah neraca yang terdiri dari akun-akun yang saldo akhirnya telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian. Neraca saldo telah disesuaikan dibuat setelah jurnal penyesuaian dilakukan, sehingga saldo akun-akun di dalamnya sudah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada saat tertentu.
Neraca saldo telah disesuaikan terdiri dari akun-akun yang terbagi menjadi akun-akun aktiva, akun-akun pasiva, dan akun-akun ekuitas. Akun-akun aktiva adalah akun yang menyajikan aset perusahaan dagang, seperti kas, persediaan, dan piutang. Akun-akun pasiva adalah akun yang menyajikan kewajiban perusahaan dagang, seperti hutang. Akun-akun ekuitas adalah akun yang menyajikan modal pemilik perusahaan dagang, seperti modal disetor.
Neraca saldo telah disesuaikan merupakan tahap penting dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang karena menyajikan saldo akun-akun perusahaan dagang yang sudah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian. Neraca saldo telah disesuaikan akan menjadi dasar dari laporan keuangan perusahaan dagang yang akan dibuat setelahnya.
Contoh neraca saldo telah disesuaikan adalah sebagai berikut:
Neraca Saldo Telah Disesuaikan
Aktiva | Pasiva | Ekuitas |
Kas | Hutang Dagang | Modal Disetor |
Persediaan | Hutang Bank | Laba Ditahan |
Piutang | ||
Depresiasi | Akumulasi Depresiasi | |
Total Aktiva | Total Pasiva | Total Ekuitas |
Dari contoh neraca saldo telah disesuaikan di atas, dapat dilihat bahwa saldo akun-akun perusahaan dagang telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian. Setelah neraca saldo telah disesuaikan ini dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat laporan keuangan.
Baca juga: Perusahaan Jasa: Karakteristik, Jenis dan Contohnya
6. Membuat Laporan Keuangan
Setelah neraca saldo telah disesuaikan dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah dokumen yang menyajikan informasi keuangan perusahaan dagang pada saat tertentu. Laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dagang pada saat tertentu.
Neraca terdiri dari akun-akun aktiva, pasiva, dan ekuitas yang saldo akhirnya telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pendapatan dan biaya perusahaan dagang pada periode tertentu.
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aliran kas masuk dan keluar perusahaan dagang pada periode tertentu.
Membuat laporan keuangan merupakan tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.
Laporan keuangan akan membantu perusahaan dagang dalam mengelola keuangan dan memonitor kinerja keuangan perusahaan dagang pada periode tertentu.
Laporan keuangan juga dapat digunakan oleh pihak eksternal seperti investor, kreditur, dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dagang.
7. Membuat Lembar Kerja Akuntansi
Membuat lembar kerja akuntansi adalah tahap dalam siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilakukan untuk mencatat dan menghitung saldo akun-akun di buku besar pembantu.
Lembar kerja akuntansi terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian debet, bagian kredit, dan bagian saldo. Bagian debet berisi saldo debet akun-akun di buku besar pembantu, bagian kredit berisi saldo kredit akun-akun di buku besar pembantu, dan bagian saldo berisi saldo akun-akun di buku besar pembantu setelah ditambah atau dikurangi dengan saldo debet dan kredit.
Lembar kerja akuntansi digunakan untuk mempermudah proses pencatatan transaksi keuangan di buku besar pembantu.
Setelah transaksi keuangan dicatat di lembar kerja akuntansi, saldo akun-akun di dalamnya dapat dengan mudah dihitung dan dicatat di buku besar pembantu.
Lembar kerja akuntansi juga dapat digunakan untuk mengecek kembali keakuratan pencatatan transaksi keuangan di buku besar pembantu.
Contoh lembar kerja akuntansi adalah sebagai berikut:
Lembar Kerja Akuntansi
Akun | Debet | Kredit | Saldo |
Kas | 500.000 | 500.000 | |
Persediaan | 200.000 | 300.000 | |
Hutang | 500.000 | -200.000 |
Dari contoh lembar kerja akuntansi di atas, dapat dilihat bahwa saldo akun-akun perusahaan dagang telah dicatat dan dihitung.
Setelah lembar kerja akuntansi selesai dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat jurnal penutup.
8. Membuat Jurnal Penutup
Membuat jurnal penutup adalah tahap dalam siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilakukan untuk menutup saldo akun-akun sementara di buku besar pembantu ke akun-akun permanen di buku besar utama.
Jurnal penutup dilakukan setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang selesai, sehingga saldo akun-akun di buku besar pembantu dapat direset ke saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya.
Jurnal penutup terdiri dari beberapa jurnal yang mencatat saldo akun-akun sementara ke akun-akun permanen di buku besar utama. Contoh jurnal penutup adalah sebagai berikut:
Menutup saldo laba ditahan ke modal disetor
Jurnal umum
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
31 Des 2021 | Laba Ditahan | 500.000 | |
31 Des 2021 | Modal Disetor | 500.000 |
Setelah jurnal penutup dilakukan, saldo akun-akun sementara di buku besar pembantu akan direset ke saldo awal dan siap untuk digunakan pada periode akuntansi berikutnya.
Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat neraca saldo setelah tutup buku.
9. Membuat Ringkasan Penghasilan
Membuat ringkasan penghasilan adalah tahap dalam siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilakukan untuk menghitung dan menyajikan informasi tentang pendapatan dan biaya perusahaan dagang pada periode tertentu.
Ringkasan penghasilan dibuat setelah laporan laba rugi perusahaan dagang selesai dibuat, sehingga dapat menyajikan informasi tentang laba bersih perusahaan dagang pada periode tertentu.
Ringkasan penghasilan terdiri dari beberapa akun yang mencatat pendapatan dan biaya perusahaan dagang. Contoh ringkasan penghasilan adalah sebagai berikut:
Ringkasan Penghasilan
Pendapatan | Biaya | Laba Bersih |
26-Nov-37 | 500.000 | 500.000 |
Dari contoh ringkasan penghasilan di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang memiliki laba bersih sebesar Rp 500.000 pada periode tertentu.
Ringkasan penghasilan dapat digunakan oleh perusahaan dagang untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dagang pada periode tertentu.
Setelah ringkasan penghasilan dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat neraca saldo setelah tutup buku.
10. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
Neraca saldo setelah tutup buku adalah neraca yang terdiri dari akun-akun yang saldo akhirnya telah disesuaikan dengan jurnal penutup.
Neraca saldo setelah tutup buku dibuat setelah jurnal penutup dilakukan, sehingga saldo akun-akun di dalamnya sudah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada saat tertentu.
Neraca saldo setelah tutup buku terdiri dari akun-akun yang terbagi menjadi akun-akun aktiva, akun-akun pasiva, dan akun-akun ekuitas.
Akun-akun aktiva adalah akun yang menyajikan aset perusahaan dagang, seperti kas, persediaan, dan piutang.
Akun-akun pasiva adalah akun yang menyajikan kewajiban perusahaan dagang, seperti hutang. Akun-akun ekuitas adalah akun yang menyajikan modal pemilik perusahaan dagang, seperti modal disetor.
Neraca saldo setelah tutup buku merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dagang pada saat tertentu setelah saldo akun-akun di dalamnya telah disesuaikan dengan jurnal penutup.
Neraca saldo setelah tutup buku dapat digunakan oleh perusahaan dagang untuk mengelola keuangan dan memonitor kinerja keuangan perusahaan dagang pada periode tertentu.
Neraca saldo setelah tutup buku juga dapat digunakan oleh pihak eksternal seperti investor, kreditur, dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dagang.
Contoh neraca saldo setelah tutup buku adalah sebagai berikut:
Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
Aktiva | Pasiva | Ekuitas |
Kas | Hutang Dagang | Modal Disetor |
Persediaan | Hutang Bank | Laba Ditahan |
Piutang | ||
Depresiasi | Akumulasi Depresiasi | |
Total Aktiva | Total Pasiva | Total Ekuitas |
Dari contoh neraca saldo setelah tutup buku di atas, dapat dilihat bahwa saldo akun-akun perusahaan dagang telah disesuaikan dengan jurnal penutup.
Setelah neraca saldo setelah tutup buku dibuat, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat jurnal pembalik.
11. Membuat Jurnal Pembalik
Membuat jurnal pembalik adalah tahap dalam siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilakukan untuk membalik saldo akun-akun yang telah disesuaikan dengan jurnal penutup ke saldo awalnya. Jurnal pembalik dilakukan setelah neraca saldo setelah tutup buku dibuat, sehingga saldo akun-akun di buku besar pembantu dapat kembali ke saldo awalnya untuk digunakan pada periode akuntansi berikutnya.
Jurnal pembalik terdiri dari beberapa jurnal yang mencatat saldo akun-akun yang telah disesuaikan dengan jurnal penutup ke saldo awalnya. Contoh jurnal pembalik adalah sebagai berikut:
Membalik saldo modal disetor ke laba ditahan
Jurnal umum
Tanggal | Akun | Debet | Kredit |
01-Jan-22 | Modal Disetor | 500.000 | |
01-Jan-22 | Laba Ditahan | 500.000 |
Setelah jurnal pembalik dilakukan, saldo akun-akun di buku besar pembantu akan kembali ke saldo awalnya dan siap untuk digunakan pada periode akuntansi berikutnya.
Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah mencatat transaksi di jurnal umum.
Setelah semua tahap siklus akuntansi perusahaan dagang selesai, laporan keuangan perusahaan dagang dapat disusun dan disajikan kepada pemilik, pengelola, investor, dan kreditor perusahaan.
Laporan keuangan tersebut akan menjadi acuan bagi pengambilan keputusan bisnis di masa yang akan datang.
Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh jurnal umum dalam siklus akuntansi perusahaan dagang:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 Jan 2022 | Bahan Baku | 500.000 | Pembelian bahan baku dengan uang tunai | |
1 Jan 2022 | Kas | 500.000 | Pembelian bahan baku dengan uang tunai | |
2 Jan 2022 | Piutang | 1.000.000 | Penjualan barang dagangan dengan piutang | |
2 Jan 2022 | Penjualan | 1.000.000 | Penjualan barang dagangan dengan piutang | |
3 Jan 2022 | Hutang Dagang | 500.000 | Pembayaran hutang dagang dengan uang tunai | |
3 Jan 2022 | Kas | 500.000 | Pembayaran hutang dagang dengan uang tunai |
Dari contoh jurnal umum di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang melakukan transaksi pembelian bahan baku dengan uang tunai, penjualan barang dagangan dengan piutang, dan pembayaran hutang dagang dengan uang tunai.
Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan dagang secara terperinci dan akurat.
Setelah transaksi keuangan dicatat di jurnal umum, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah mencatat di buku besar pembantu.
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Laporan keuangan perusahaan dagang merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang pendapatan, biaya, dan laba bersih perusahaan dagang pada periode tertentu.
Laporan keuangan perusahaan dagang dibuat setelah ringkasan penghasilan dibuat, sehingga dapat menyajikan informasi tentang laba bersih perusahaan dagang pada periode tertentu.
Laporan keuangan perusahaan dagang terdiri dari beberapa akun yang mencatat pendapatan dan biaya perusahaan dagang. Contoh laporan keuangan perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan | Jan 2022 |
---|---|
Pendapatan | 1.000.000 |
Biaya | 500.000 |
Laba Bersih | 500.000 |
Dari contoh laporan keuangan perusahaan dagang di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang memiliki laba bersih sebesar Rp 500.000 pada periode Januari 2022.
Laporan keuangan perusahaan dagang dapat digunakan oleh perusahaan dagang untuk mengelola keuangan dan memonitor kinerja keuangan perusahaan dagang pada periode tertentu.
Laporan keuangan perusahaan dagang juga dapat digunakan oleh pihak eksternal seperti investor, kreditur, dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dagang.
Contoh Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh jurnal khusus dalam siklus akuntansi perusahaan dagang:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 Jan 2022 | Persediaan | 500.000 | Pembelian bahan baku | |
1 Jan 2022 | Hutang Dagang | 500.000 | Pembelian bahan baku | |
2 Jan 2022 | Penjualan | 1.000.000 | Penjualan barang dagangan | |
2 Jan 2022 | Piutang | 1.000.000 | Penjualan barang dagangan | |
3 Jan 2022 | Kas | 500.000 | Pembayaran hutang dagang | |
3 Jan 2022 | Hutang Dagang | 500.000 | Pembayaran hutang dagang |
Jurnal khusus perusahaan dagang adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan khusus perusahaan dagang, seperti pembelian bahan baku, penjualan barang dagangan, dan pembayaran hutang dagang.
Jurnal khusus perusahaan dagang terdiri dari beberapa akun yang mencatat transaksi keuangan khusus perusahaan dagang.
Dari contoh jurnal khusus perusahaan dagang di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang melakukan transaksi pembelian bahan baku dengan hutang dagang, penjualan barang dagangan dengan piutang, dan pembayaran hutang dagang dengan uang tunai.
Jurnal khusus perusahaan dagang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan khusus perusahaan dagang secara terperinci dan akurat.
Setelah transaksi keuangan dicatat di jurnal khusus perusahaan dagang, tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat neraca saldo belum disesuaikan.
Contoh Jurnal Penutup Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh jurnal penutup dalam siklus akuntansi perusahaan dagang:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit | Keterangan |
---|---|---|---|---|
31 Des 2022 | Laba Ditahan | 500.000 | Penutupan saldo akun Persediaan | |
31 Des 2022 | Persediaan | 500.000 | Penutupan saldo akun Persediaan | |
31 Des 2022 | Laba Ditahan | 1.000.000 | Penutupan saldo akun Piutang | |
31 Des 2022 | Piutang | 1.000.000 | Penutupan saldo akun Piutang |
Jurnal penutup perusahaan dagang adalah jurnal yang digunakan untuk menutup saldo akun-akun yang tidak aktif di buku besar pembantu ke dalam akun laba ditahan atau rugi ditahan pada akhir tahun buku.
Dari contoh jurnal penutup perusahaan dagang di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang menutup saldo akun Persediaan dan Piutang ke dalam akun Laba Ditahan pada akhir tahun buku.
Jurnal penutup perusahaan dagang merupakan tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan dagang sebelum membuat neraca saldo setelah tutup buku.
Jurnal penutup dilakukan untuk memastikan bahwa saldo akun-akun yang tidak aktif di buku besar pembantu tidak tercatat di neraca saldo setelah tutup buku. Dengan demikian, jurnal penutup memainkan peran penting dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.
Contoh Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh jurnal penyesuaian dalam siklus akuntansi perusahaan dagang:
Tanggal | Akun | Debet | Kredit | Keterangan |
---|---|---|---|---|
31 Des 2022 | Beban Gaji | 100.000 | Penyesuaian saldo akun Beban Gaji | |
31 Des 2022 | Laba Ditahan | 100.000 | Penyesuaian saldo akun Beban Gaji | |
31 Des 2022 | Akumulasi Depresiasi | 50.000 | Penyesuaian saldo akun Akumulasi Depresiasi | |
31 Des 2022 | Beban Penyusutan | 50.000 | Penyesuaian saldo akun Akumulasi Depresiasi |
Jurnal penyesuaian perusahaan dagang adalah jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan saldo akun-akun di buku besar pembantu dengan transaksi yang belum tercatat di buku besar pembantu, seperti akrual, depresiasi, dan penyesuaian saldo piutang dan hutang.
Dari contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang melakukan penyesuaian saldo akun Beban Gaji dan Akumulasi Depresiasi.
Jurnal penyesuaian perusahaan dagang dilakukan untuk memastikan bahwa saldo akun-akun di buku besar pembantu sesuai dengan transaksi yang telah terjadi.
Dengan demikian, jurnal penyesuaian memainkan peran penting dalam siklus akuntansi perusahaan dagang karena menyediakan dasar yang akurat untuk membuat neraca saldo telah disesuaikan dan laporan keuangan perusahaan dagang.
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh laporan laba rugi dalam siklus akuntansi perusahaan dagang:
Jenis Pendapatan | Jumlah (Rp) |
Pendapatan Penjualan | 10.000.000 |
Pendapatan Lain-lain | 500.000 |
Total Pendapatan | 10.500.000 |
Jenis Beban | Jumlah (Rp) |
Beban Gaji | 2.000.000 |
Beban Penyusutan | 500.000 |
Beban Lain-lain | 1.000.000 |
Total Beban | 3.500.000 |
Laba Bersih | 7.000.000 |
Laporan laba rugi perusahaan dagang adalah laporan yang menyajikan informasi tentang pendapatan yang diperoleh perusahaan dagang dan beban yang dikeluarkan perusahaan dagang pada periode tertentu.
Dari contoh laporan laba rugi perusahaan dagang di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan dagang mencatat pendapatan sebesar 10.500.000 dan beban sebesar 3.500.000, sehingga perusahaan dagang mengalami laba bersih sebesar 7.000.000.
Laporan laba rugi perusahaan dagang merupakan salah satu laporan keuangan yang penting bagi perusahaan dagang karena menyediakan informasi tentang keberhasilan perusahaan dagang dalam mengelola pendapatan dan beban.
Dengan demikian, laporan laba rugi perusahaan dagang memainkan peran penting dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.
Sekian artikel berjudul 11 Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jurnalnya, semoga bermanfaat.