Contoh Follow Up Email Interview
Contoh Follow Up Email Interview | Pertemuan dalam sebuah wawancara kerja seringkali memunculkan berbagai perasaan, mulai dari gugup hingga harapan besar. Namun, seringkali kita melupakan langkah krusial setelahnya, yaitu follow up.
Follow up email interview bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah strategi cerdas untuk memperkuat kesan positif dan menunjukkan keseriusan kita terhadap posisi yang dilamar.
Dalam dunia rekrutmen yang kompetitif, follow up email interview menjadi suatu kunci yang bisa membuka pintu lebih lebar. Artikel ini akan membimbing Anda melalui panduan lengkap dan rinci mengenai cara-cara efektif membuat follow up email setelah wawancara kerja, dengan fokus pada pembahasan “Follow Up Email Interview”.
Mari kita telaah bersama langkah-langkahnya, sehingga Anda dapat meraih peluang kerja dengan lebih percaya diri dan profesional.
Table of Contents
Waktu yang Tepat untuk Mengirimkan Email Follow Up
Setelah menjalani wawancara kerja yang intens, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengirimkan follow up email dengan timing yang tepat. Waktu pengiriman email tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan keseriusan kita terhadap posisi yang dilamar.
1. Dalam Waktu 24 Jam
Mengirimkan follow up email sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah wawancara. Langkah ini memberikan kesan bahwa kita memiliki sense of urgency dan menghargai waktu perekrut. Jika wawancara berlangsung pada malam hari, tunggulah hingga keesokan paginya untuk mengirimkan email.
2. Penyesuaian Waktu Berdasarkan Jadwal Wawancara
Jika wawancara berlangsung pada akhir pekan atau hari libur, perhatikan bahwa perekrut mungkin tidak segera merespon. Dalam hal ini, sesuaikan waktu pengiriman email agar tetap dalam batas 24 jam, tetapi pilih waktu yang lebih tepat pada hari kerja berikutnya.
3. Kesadaran terhadap Zona Waktu
Jika Anda berada di zona waktu yang berbeda dengan perusahaan yang melamar, pertimbangkan untuk menyesuaikan waktu pengiriman email agar sesuai dengan jam kerja mereka. Hal ini dapat membantu email Anda muncul di bagian atas kotak masuk mereka pada saat yang tepat.
Mengetahui waktu yang tepat untuk mengirimkan follow up email bukan sekadar aturan tata krama, tetapi juga strategi yang dapat meningkatkan kesan positif dan profesionalisme Anda sebagai pelamar. Dalam bab ini, kita akan merinci betapa pentingnya mengirimkan email follow up dalam batas waktu yang disarankan.
Baca juga: 2 Cara Menanyakan Hasil Interview
Isi Email yang Singkat dan Jelas
Setelah menetapkan waktu yang tepat untuk mengirim follow up email, langkah berikutnya adalah menyusun isi email dengan singkat namun jelas. Mengapa hal ini penting? Karena perekrut, dalam kesehariannya yang sibuk, cenderung menghargai komunikasi yang langsung dan to the point.
1. Ucapan Terima Kasih yang Tepat
Buka email dengan kalimat ucapan terima kasih yang mencerminkan penghargaan Anda atas waktu yang telah diberikan oleh perekrut. Hindari frasa klise dan cobalah untuk menyampaikan terima kasih secara khusus terkait aspek-aspek tertentu dari wawancara.
Contoh:
“Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk wawancara kemarin. Saya sangat menghargai waktu dan pandangan yang berharga.”
2. Konfirmasi Antusiasme Anda Terhadap Posisi
Jelaskan kembali seberapa antusias Anda terhadap posisi yang dilamar dan betapa cocoknya Anda dengan kebutuhan perusahaan. Pastikan untuk menggambarkan keterkaitan antara kualifikasi dan pengalaman Anda dengan tuntutan pekerjaan.
Contoh:
“Saya semakin yakin bahwa pengalaman dan keterampilan yang saya miliki akan menjadi nilai tambah yang besar bagi [nama perusahaan]. Saya sangat antusias dengan peluang untuk berkontribusi pada tim.”
3. Hindari Pertanyaan Tentang Hasil Wawancara
Hindari pertanyaan terkait hasil wawancara, seperti “Bagaimana hasilnya?” atau “Bagaimana performa saya?” karena biasanya perekrut akan memberikan informasi tersebut pada waktu yang ditentukan. Fokuskan email pada ungkapan terima kasih dan antusiasme.
Contoh:
“Saya menghargai kesempatan ini dan berharap dapat berkontribusi positif bagi [nama perusahaan]. Saya menantikan kabar baik dari Anda.”
Dengan menjaga kejelasan dan kekompakan dalam setiap kalimat, Anda tidak hanya membuat kesan yang baik, tetapi juga memudahkan perekrut untuk memahami pesan Anda. Dalam bab ini, kita akan membahas secara rinci cara menyusun isi email follow up yang efektif dan memikat.
Penggunaan Bahasa yang Sopan dan Profesional
Pentingnya bahasa dalam sebuah email follow up interview tak dapat diabaikan. Bahasa yang sopan dan profesional tidak hanya mencerminkan etika komunikasi, tetapi juga menciptakan kesan bahwa Anda adalah kandidat yang matang dan menghargai nilai-nilai perusahaan. Mari kita bahas beberapa poin terkait penggunaan bahasa yang dapat memperkuat pesan Anda.
1. Salam Pembuka yang Tepat
Mulailah email dengan salam pembuka yang sesuai dengan konteks formal sebuah wawancara. Hindari penggunaan salam yang terlalu santai dan pastikan untuk menyebut nama perekrut dengan benar.
Contoh:
“Dear [Nama Perekrut],”
2. Gunakan Bahasa yang Santun dan Menghormati
Sampaikan pesan dengan menggunakan kata-kata yang santun dan menghormati. Hindari frasa atau kata-kata yang terlalu informal. Pertahankan tone bahasa yang sesuai dengan suasana wawancara.
Contoh:
“Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kesempatan wawancara yang diberikan dan kesempatan untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana saya dapat berkontribusi di [nama perusahaan].”
3. Hindari Penggunaan Emotikon dan Singkatan Tidak Formal
Sebisa mungkin hindari penggunaan emotikon atau singkatan yang tidak formal. Ini adalah kontak pertama setelah wawancara, jadi penting untuk mempertahankan tingkat keseriusan dalam komunikasi.
Contoh:
Hindari: “Saya sangat senang berbicara dengan Anda kemarin! 😊”
Pilih: “Saya menghargai kesempatan untuk berbicara dengan Anda kemarin.”
4. Gunakan Kalimat yang Jelas dan Diformat dengan Baik
Pastikan kalimat-kalimat Anda jelas dan terstruktur dengan baik. Hindari kalimat yang terlalu panjang dan sulit dipahami. Gunakan paragraf pendek untuk memudahkan pembacaan.
Contoh:
“Saya yakin bahwa keterampilan dan pengalaman saya di bidang [bidang kerja] dapat menjadi nilai tambah yang signifikan untuk [nama perusahaan]. Saya berharap dapat berkontribusi positif pada tim.”
Dengan menjaga ketepatan dan profesionalisme dalam penggunaan bahasa, Anda akan mampu menyampaikan pesan dengan efektif dan menciptakan kesan yang positif kepada perekrut. Dalam bab ini, kita akan membahas secara rinci bagaimana memilih kata-kata yang tepat untuk email follow up interview.
Cek Kembali Sebelum Mengirimkan Email
Sebelum mengirimkan email follow up interview, langkah terakhir yang tak boleh terlewatkan adalah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Detail-detail kecil dapat membuat perbedaan besar dalam kesan yang Anda tinggalkan pada perekrut. Mari kita bahas beberapa poin penting yang perlu diperhatikan sebelum mengklik tombol “kirim”.
1. Periksa Kesalahan Ketik dan Ejaan
Langkah pertama yang wajib adalah memeriksa apakah tidak ada kesalahan ketik atau ejaan yang terlewat. Kesalahan tersebut dapat mengurangi tingkat profesionalisme pesan Anda. Gunakan fitur pemeriksaan ejaan dan pastikan semua kata ditulis dengan benar.
Contoh:
Sebelum: “Saya sangat tertarik dalam posisi ini.”
Setelah: “Saya sangat tertarik dengan posisi ini.”
2. Pastikan Informasi yang Tepat
Pastikan bahwa semua informasi yang Anda sampaikan dalam email adalah akurat. Periksa nama perekrut, posisi yang Anda lamar, dan tanggal wawancara. Kesalahan informasi dapat menciptakan kebingungan dan menurunkan kesan profesionalisme.
Contoh:
Sebelum: “Wawancara untuk posisi [nama posisi] di [nama perusahaan] pada [tanggal].”
Setelah: “Wawancara untuk posisi [nama posisi] di [nama perusahaan] pada [tanggal].”
3. Cek Format dan Tata Letak
Perhatikan tata letak dan format email. Pastikan bahwa paragraf terstruktur dengan baik dan informasi disusun secara jelas. Hal ini membantu perekrut untuk dengan mudah memahami isi email.
Contoh:
Sebelum: (Paragraf panjang tanpa pemisah)
Setelah: “Saya yakin bahwa keterampilan dan pengalaman saya…”
4. Perhatikan Lampiran atau Tautan (Jika Ada)
Jika Anda menyertakan lampiran atau tautan, pastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Hindari mengirim file yang terlalu besar, dan pastikan tautan menuju ke tempat yang benar.
Contoh:
Sebelum: (Lampiran yang tidak dapat diakses)
Setelah: “Terlampir adalah resume saya untuk referensi lebih lanjut.”
Dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum mengirimkan email follow up interview, Anda dapat memastikan bahwa pesan yang Anda sampaikan terlihat profesional dan dapat dipahami dengan baik oleh perekrut.
Dalam bab ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai pentingnya pemeriksaan sebelum mengirimkan email dan bagaimana melakukan proses tersebut dengan efektif.
Contoh Follow Up Email Interview
Subject: Konfirmasi Antusiasme dan Terima Kasih
Dear [Nama Perekrut],
Salam sejahtera,
Saya, [Nama Anda], ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan wawancara yang diberikan pada saya untuk posisi [Nama Posisi] di [Nama Perusahaan] pada tanggal [Tanggal Wawancara].
Saya merasa sangat senang dan antusias dengan prospek bekerja bersama [Nama Perusahaan]. Wawancara kemarin semakin memperkuat keyakinan saya bahwa perusahaan ini adalah lingkungan kerja yang dinamis dan penuh peluang.
Saya ingin mengonfirmasi kembali keseriusan dan antusiasme saya terhadap posisi ini. Saya yakin bahwa pengalaman kerja saya di bidang [Bidang Kerja] dan keterampilan [Keterampilan Khusus] saya dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk mencapai tujuan perusahaan.
Apakah ada informasi tambahan atau dokumen yang diperlukan dari pihak saya untuk melanjutkan proses seleksi ini? Saya siap untuk memberikannya dengan segera.
Terima kasih kembali atas waktu dan kesempatan ini. Saya menantikan dengan penuh harapan untuk melanjutkan tahapan selanjutnya dalam proses seleksi dan berkontribusi di [Nama Perusahaan].
Hormat saya, [Nama Anda] [Nomor Telepon] [Alamat Email]
Mengirimkan follow up email setelah wawancara memerlukan kejelasan dalam menyampaikan pesan Anda. Berikut adalah contoh email follow up interview yang dapat dijadikan referensi, disertai dengan penjelasan masing-masing bagian.
1. Subject
Subjek email adalah pintu gerbang pertama yang akan dilihat perekrut. Pastikan subjek menggambarkan tujuan utama email dengan jelas. Contoh subjek email:
Subject: Konfirmasi Antusiasme Saya Terhadap Posisi [nama posisi]
2. Pembukaan
Mulailah dengan salam pembuka yang menghormati dan sesuai dengan konteks formal. Gunakan salam yang mengindikasikan rasa terima kasih. Contoh pembukaan email:
Dear [Nama Perekrut],
3. Ucapan Terima Kasih dan Konfirmasi Kembali Antusiasme
Sampaikan ucapan terima kasih atas waktu yang diberikan oleh perekrut dan konfirmasikan kembali antusiasme Anda terhadap posisi yang dilamar. Jelaskan secara singkat alasan mengapa Anda merasa cocok untuk posisi tersebut. Contoh:
Terima kasih banyak atas kesempatan wawancara kemarin. Saya sangat antusias dengan peluang untuk berkontribusi di [nama perusahaan], terutama dalam posisi [nama posisi]. Setelah mendalami lebih lanjut, saya semakin yakin bahwa keterampilan dan pengalaman saya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Penekanan pada Nilai dan Kontribusi
Tinjau kembali keterampilan dan nilai-nilai Anda yang relevan dengan posisi yang dilamar. Sampaikan keyakinan Anda bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berarti. Contoh:
Pengalaman saya dalam [bidang kerja] dan keahlian dalam [keterampilan khusus] membuat saya yakin bahwa saya dapat membawa dampak positif bagi tim. Saya sangat tertarik untuk berkolaborasi dengan profesional berbakat di [nama perusahaan].
5. Tutup dengan Harapan Positif dan Tindak Lanjut
Tutup email dengan harapan positif terkait proses seleksi dan tindak lanjut yang Anda nantikan. Contoh penutup email:
Terima kasih sekali lagi atas kesempatan ini. Saya berharap dapat melanjutkan proses seleksi ini dan menantikan berita baik dari Anda. Jika ada informasi tambahan yang diperlukan dari pihak saya, saya siap untuk menyediakannya.
Dengan mengikuti contoh email follow up interview ini, Anda dapat menggambarkan profesionalisme, antusiasme, dan keseriusan Anda terhadap posisi yang dilamar. Dalam bab ini, kita akan membahas poin-poin penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menyusun email follow up yang efektif.
Tips Tambahan untuk Follow Up Email Interview yang Efektif
Melakukan follow up setelah wawancara bukan hanya sekadar mengirimkan email, tetapi juga tentang memberikan kesan yang tepat dan membangun hubungan yang positif dengan perekrut. Berikut beberapa tips tambahan yang dapat meningkatkan efektivitas follow up email Anda.
1. Sertakan Pertanyaan yang Tepat
Jika Anda memiliki pertanyaan khusus atau ingin mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai proses seleksi, sertakan pertanyaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa Anda telah mempertimbangkan dengan serius posisi tersebut. Contoh:
Apakah ada tahap atau informasi tambahan yang perlu saya persiapkan untuk langkah selanjutnya dalam proses seleksi?
2. Ungkapkan Apresiasi Tambahan
Jika selama wawancara ada sesuatu yang memicu rasa apresiasi atau kekaguman Anda terhadap perusahaan, sampaikan dalam email follow up. Hal ini menunjukkan perhatian Anda terhadap nilai-nilai perusahaan. Contoh:
Selama wawancara, saya sangat terkesan dengan komitmen [nama perusahaan] terhadap inovasi dan [nilai perusahaan lainnya]. Ini membuat saya semakin yakin bahwa perusahaan ini adalah tempat yang tepat bagi saya.
3. Gunakan Gaya Bahasa yang Konsisten dengan Wawancara
Pastikan gaya bahasa yang Anda gunakan dalam email tetap konsisten dengan kesan yang ingin Anda sampaikan selama wawancara. Ini membantu mempertahankan citra profesional dan pribadi yang konsisten. Contoh:
Saya ingin menegaskan kembali rasa antusiasme saya terhadap posisi ini, dan saya percaya bahwa keterampilan saya dalam [bidang kerja] akan membawa nilai tambah bagi tim di [nama perusahaan].
4. Tindak Lanjut dengan Sopan
Jika perekrut memberikan informasi mengenai tahap selanjutnya atau waktu perkiraan pengumuman hasil, jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih dan menyatakan harapan Anda. Contoh:
Terima kasih atas informasi mengenai tahapan selanjutnya. Saya sangat menantikan kabar baik dari Anda dan harap dapat melanjutkan proses ini.
Dengan menerapkan tips tambahan ini, Anda dapat memberikan sentuhan khusus pada email follow up Anda, menunjukkan ketertarikan dan komitmen yang tinggi terhadap posisi yang dilamar. Dalam bab ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut strategi tambahan untuk membuat follow up email interview yang efektif.
Kesimpulan
Dalam proses pencarian pekerjaan, follow up email interview menjadi langkah kritis yang seringkali diabaikan oleh banyak pelamar. Melalui panduan lengkap ini, kita telah membahas langkah-langkah rinci untuk membuat follow up email yang efektif setelah wawancara kerja dengan fokus pada pembahasan “Follow Up Email Interview”.
Mengingatkan pentingnya waktu yang tepat, isi email yang singkat dan jelas, penggunaan bahasa yang sopan, dan pemeriksaan sebelum pengiriman email, setiap tahap memiliki peran masing-masing dalam menciptakan kesan yang positif pada perekrut.
Contoh email follow up interview yang disajikan memberikan pandangan konkret tentang cara menyusun pesan dengan baik. Selain itu, tips tambahan seperti menyertakan pertanyaan yang tepat, mengekspresikan apresiasi tambahan, dan menggunakan gaya bahasa yang konsisten dapat memberikan keunggulan tambahan.
Dengan menerapkan panduan dan tips tersebut, diharapkan Anda dapat membuat follow up email interview yang tidak hanya meningkatkan peluang sukses Anda dalam mendapatkan pekerjaan tetapi juga membangun hubungan yang positif dengan perusahaan yang Anda lamar.
Ingatlah bahwa follow up email bukan hanya sekedar tugas rutin, melainkan peluang untuk menunjukkan profesionalisme, antusiasme, dan ketertarikan Anda terhadap perusahaan dan posisi yang dilamar. Semoga panduan ini membantu Anda dalam meraih kesuksesan dalam dunia rekrutmen.