3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Apa Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran? Pertanyaan ini seharusnya menjadi pertanyaan yang menarik bagi banyak guru di Indonesia.

Dua konsep di atas yaitu STEM dan HOTS menjadi konsep yang banyak disukai guru. Tidak hanya untuk digunakan dalam setiap pembelajaran, tetapi juga untuk disosialisasikan dalam beberapa seminar.

Apakah ada teman-teman yang bekerja sebagai guru? Jika ya, baca terus untuk jawaban apa itu STEM, HOTS dan persamaannya?

Kami akan mencoba menyajikan beberapa contoh aplikasinya dalam pembelajaran PAI.

A. Pengertian STEM

3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Sebelum menjawab persamaan, kita perlu mengetahui arti dari setiap topik yang ingin kita ulas. Baik itu STEM atau HOTS.

STEM adalah penggabungan dari science, technology, engineering, dan mathematics. Posisinya adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan 4 faktor sebagai singkatan.

  1. Science penting ketika STEM menggunakan konsep atau hukum yang berlaku di alam semesta ini.
  2. Tujuan Technology dari STEM adalah untuk memanfaatkan keterampilan yang digunakan orang dalam menavigasi kehidupan mereka. Apakah itu mengelola organisasi, pengetahuan, desain, atau alat khusus.
  3. Engineering dari STEM, menggunakan pengetahuan untuk merancang proses untuk memecahkan masalah.
  4. Mathematics dalam STEM bertujuan untuk melatih siswa agar terbiasa dengan aritmatika.

Menurut banyak pakar pendidikan , pendekatan STEM dengan adopsi 4 poin di dalamnya sangat terkait dengan kebutuhan manusia di abad 21, terutama yang saat ini menghadapi Industri 4.0.

Dalam praktik pembelajaran, STEM menggerakkan siswa untuk meningkatkan ide-ide mereka melalui langkah-langkah tertentu melalui pengetahuan teknis yang dapat menghasilkan pengetahuan baru.

Dimana di era digital ini ada empat keterampilan utama yang penting bagi generasi penerus, yaitu:

  1. Critical Thinking (berpikir kritis)
  2. Creativity (kreativitas)
  3. Communication (komunikasi)
  4. Collaboration (kolaborasi)

Baca juga: Customer Experience Adalah: Pengertian, Komponen dan Contoh

B. Pengertian HOTS

3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Berkaitan dengan konsep, HOTS digagas sebagai salah satu bentuk keterampilan berpikir.

HOTS adalah ringkasan dari High Order Thinking Skills atau dalam bahasa Indonesia artinya Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.

Istilah HOTS pertama kali muncul dalam buku berjudul Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of Educational Goals.

Penulisnya adalah Benjamin S. Bloom. Di buku inilah ia menemukan konsep taksonomi Bloom. Berupa pengelompokan tingkat pemikiran manusia dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Nah, berikut taksonominya:

  • Rendah : remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan)
  • Tinggi : analyzing (menganalisis), evaluating (mengevaluasi), creating (menciptakan)

Jadi, menurut Bloom ada istilah HOTS dan ada juga istilah LOTS (Low Order Thinking Style). Bloom membagikan masing-masing grup ini.

Saat kami meninjau HOTS, kami ingin membahas keterampilan berpikir yang menunjukkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

Dalam penilaian yang mendorong HOTS, siswa tidak lagi berkutat dengan banyak tugas yang hanya mengutamakan memori, pengetahuan, dan implementasi.

Hal-hal seperti itu dinilai terlalu tradisional dan tidak sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia di era digital.

Karena itu, sudah banyak orang yang mengetahui konsep HOTS. Terutama mereka yang peduli dengan dunia pendidikan.

Baca juga: Copywriter Adalah: Pengertian, Skill dan Prospek

C. Apa Persamaan STEM dan HOTS?

3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Setelah mendapatkan pemahaman yang jelas tentang STEM dan HOTS, seharusnya sangat mudah bagi kita untuk melihat kesamaan antara kedua konsep ini. Kesamaan meliputi:

  1. STEM dan HOTS keduanya memiliki konsep yang sama dalam hal pendidikan, terutama pembelajaran.
  2. Demikian pula, keduanya mendorong siswa untuk lebih inovatif (menghasilkan beberapa hal baru)
  3. Kedua ide tersebut terkait kebutuhan SDM di era digital (baik revolusi industri 4.0 atau 5.0 yang katanya sedang berlangsung)

Oleh karena itu, karena berbagai kesamaan di antara keduanya, guru dapat menggabungkan STEM dan HOTS secara bersamaan dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, jika Anda melakukan penelitian, STEM dan HOTS juga terkait.

Pembelajaran menggunakan pendekatan STEM tentu dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan HOTS siswa.

Semua peserta yang mengikuti pembelajaran didorong untuk menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.

Oleh karena itu, hampir selalu ditekankan bahwa seorang guru yang mengajar dengan pendekatan STEM secara otomatis menerapkan sistem HOTS dalam pembelajarannya.

Sebaliknya, ketika seorang guru mengajar meningkatkan HOTS, pendekatan yang digunakan guru biasanya STEM.

Baca juga: Design Thinking Adalah: Pengertian, Proses dan Contoh

D. Implementasi STEM dan HOTS dalam mode Pembelajaran

3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Dorongan dari implementasi kedua gagasan tersebut adalah pengembangan sikap ilmiah, sikap sosial dan peningkatan rasa ingin tahu siswa.

Tidak semua mode penilaian cocok untuk mengimplementasikan dua ide ini.

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses, ada 3 mode yang cocok. Diantaranya yaitu:

  1. Melalui model pengungkapan atau penemuan (Discovery/Inquiry Learning).
  2. Modul Penilaian Berbasis Masalah atau Problem-Based Learning (PBL)
  3. Modul pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PJBL)

Meskipun demikian, ada peluang bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran menggunakan model lain.

Bagaimanapun, gurulah yang paling mengetahui situasi siswanya di lapangan dan paling memahami apa yang pantas dan relevan bagi siswanya.

E. Implementasi STEM dan HOTS dalam Pembelajaran PAI Abad 21

3 Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran

Untuk lebih menekankan hal tersebut, kami ingin mencoba menjelaskan dampak penerapan HOTS terhadap penilaian PAI Era 21.

Meskipun perumpamaan ini hanya sebagai contoh untuk mata pelajaran PAI, semoga dapat memberikan ide bagi guru mata pelajaran lainnya.

Kami ingin mencobanya di salah satu K.D. terletak pada mata pelajaran PAI kelas X yaitu Kompetensi dasar 3.9 dan 4.9 :

  • 3.9. Menganalisis Pentingnya Ibadah Zakat Bagi Individu dan masyarakat
  • 4.9 Mensimulasikan Ibadah Zakat

Contoh yang kami sajikan menggunakan mode pembelajaran berbasis proyek atau project based learning.

Hasilnya, siswa dapat membuat proyek atau kreasi baru. Jadi ada proses inovatif di baliknya.

Project yang kami tuju disini adalah membuat video animasi tentang ibadah zakat.

Berikut ini adalah tahapan pembelajaran HOTS untuk keterampilan dasar spesialisasi PAI di atas:

Tahap pertama: mengidentifikasi masalah atau pertanyaan mendasar

Pada tahap ini, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang sesuai dengan kompetensi inti yang ingin disampaikan guru:

  • Bagaimana Anda merencanakan dan merealisasikan proyek video animasi ibadah Zakat?

Guru kemudian menjelaskan berbagai hal tentang rencana ini dan pelaksanaannya, antara lain:

  • Waktu pembuatan proyek
  • Jenis dan persyaratan penilaian proyek
  • Langkah pembuatan

Tahap kedua : membuat jadwal kegiatan

Guru membantu siswa membuat berbagai rencana kegiatan untuk pelaksanaan proyek. Termasuk agenda:

  • Perencanaan proyek
  • Implementasi proyek
  • Penyempurnaan produk yang telah dibuat
  • Perjanjian Produk Proyek

Tahap ketiga : monitoring

Ketika siswa memulai proses proyek pembuatan video animasi zakat, guru juga harus memantau atau mengawasi. Mulai dari proses perencanaan hingga pelaksanaan.

Membantu dan membimbing siswa ketika mereka menghadapi ketidaktahuan.

Tahap keempat: Uji hasilnya

Setelah proyek video animasi zakat selesai, siswa perlu mengapresiasi proyek yang dibuat oleh siswa.

Proses ini dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan fasilitas kepada siswa untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Menyajikan dokumen atau video proyek
  • Mempresentasikan video animasi yang mereka buat
  • Demonstrasikan hasilnya

Tahap kelima : evaluasi

Terakhir tentu membutuhkan evaluasi, tahapan-tahapan tersebut antara lain:

  • Evaluasi perencanaan
  • Evaluasi pelaksanaan

Proses di atas secara otomatis akan melibatkan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir HOTS.

Mengapa kita bisa mengatakan itu? Ada banyak dasar. Diantaranya, siswa melakukan proses berikut:

  1. Menganalisis konsep zakat dalam bentuk rancangan video
  2. Menciptakan video animasi
  3. Mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan

Tentu saja tahapan ini sangat berbeda dengan pembelajaran PAI tradisional pada umumnya, yang umumnya hanya menggunakan sistem ceramah.

Untuk materi Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran bisa lihat video dibawah ini.

Penutup

Bagaimanapun, HOTS dan STEM hanyalah konsep buatan manusia. Meskipun pada hakikatnya baik, pada akhirnya guru adalah orang yang paling dekat dengan siswa.

Hal ini memungkinkan guru untuk berkreasi di lapangan sendiri. Baik dalam bentuk meningkatkan konsep HOTS dan STEM, atau bahkan membuat sendiri caranya yang lebih baik.

Ketika siswa perlu berinovasi, berarti guru perlu lebih banyak inovasi.

Apa kesamaan STEM dan HOTS? Sederhana saja, artikel ini punya jawabannya. Selamat melatih generasi penerus!

Sekian artikel berjudul Persamaan STEM dan HOTS dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.

Loker Pintar tidak pernah meminta kompensasi atau biaya apa pun untuk perekrutan di situs ini, jika ada pihak atas nama kami atau perusahaan yang meminta biaya seperti transportasi atau akomodasi atau apa pun dipastikan itu PALSU.
error: Content is protected !!