Dampak Covid 19 Terhadap Pekerja
Apa Dampak Covid 19 Terhadap Pekerja? Pandemi Covid 19 sampai saat ini masih juga belum berlalu, menjadikan banyak sektor terkena dampaknya. Mulai dari anak anak sampai orang dewasa merasakannya, apalagi dalam perekonomian.
Impasnya para pekerja juga merasakan beberapa imbas dari pandemi ini. Mulai dari masalah ekonomi hingga psikologi menjadi dampak yang banyak dirasakan.
Table of Contents
Dampak Covid 19 Terhadap Pekerja
1. PHK Massal
Pandemi tidak hanya menyerang sektor kesehatan di Indonesia, tetapi juga begitu terasa pada perekonomian. Bahkan hal ini sudah dirasakan sejak sekitar bulan Maret 2020 sampai hari ini.
Pandemi Covid yang tak kunjung ada titik terang, membuat perusahaan yang semula stabil perlahan juga bisa tumbang.
Akibatnya Pemutusan Hubungan Kerja secara massal banyak dilakukan oleh sejumlah perusahaan. Pada bulan April 2021, tercatat banyak pengurangan tenaga kerja dari berbagai sektor.
Terutama industri yang bergerak pada bidang industri tekstil dan produk tekstil. Disusul dengan industri pakaian yang juga melakukan banyak pengurangan tenaga kerja.
Hal ini tentu menambah daftar pengangguran di Indonesia. semakin banyak pengangguran, maka tingkat kemiskinan juga akan ikut meningkat.
Jikalau tidak mengalami PHK, beberapa pekerja juga harus cuti sementara sekitar 13,9 persen menurut Survei JakPat 2021. Sementara 7,4% mendapatkan dampak berupa kehilangan pekerjaan.
Dampak pemutusan hubungan kerja sendiri paling banyak melanda mereka yang memiliki masa kerja singkat. Karena data menunjukkan, yang masih aktif bekerja rata rata adalah mereka yang telah memiliki masa kerja kisaran 8 tahun.
Dan pekerja yang masih bekerja di bawah 5 tahun tentunya terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
2. Tidak Ada Motivasi Untuk Bekerja
Tidak semua pekerja bisa bekerja dengan datang ke kantor, sebagian justru harus bekerja WFH atau work from home. Lambat laun hal ini akan menimbulkan titik jenuh dan mempengaruhi kesehatan mental.
Yang akan memberikan dampak menurun atau tidak adanya motivasi dalam bekerja. Seseorang bisa merasa begitu kewalahan dengan pekerjaannya.
Kondisi turunnya motivasi ini juga akan mempengaruhi fokus dan kesulitan dalam berkonsentrasi. Seperti yang kita ketahui, tidak semua pekerjaan bisa dibawa ke rumah.
Jika Pun bisa, tidak semua lingkungan rumah mendukung dan nyaman untuk bekerja. Hal ini semakin memperbanyak faktor untuk mudah teralih atau tidak fokus.
Dalam kondisi ini, para pekerja akan terus menanyakan kapan pekerjaan akan selesai. Sementara waktu untuk bekerja kadang terpotong atau terganggu dengan lingkungan yang tak mendukung.
Bukan hanya itu, ada juga beberapa faktor seperti merasa tak terlibat di kalangan pekerja. Beberapa disebabkan karena tak ada bonus atau kenaikan gaji selama pandemi.
Belum lagi dampak covid 19 terhadap pekerja juga membuat tidak bisa berinteraksi dengan rekan kerja. Mungkin masih bisa terhubung dengan teman teman, tetapi bisa saja lebih banyak melalui teks ataupun telepon seluler.
Sebagai makhluk sosial yang butuh untuk beradaptasi, hal ini bisa menimbulkan frustasi yang mengganggu pekerjaan.
3. Pendapatan Menurun
Tidak sedikit juga pekerja yang memiliki pendapatan lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Mungkin memang tidak sampai kehilangan pekerjaan, namun ada yang gajinya terpaksa dipangkas hingga 50%.
Yang artinya jam bekerjanya juga akan berubah, yang sebelumnya masih setiap hari menjadi 15 hari saja dalam satu bulan.
Angka pemotongan pendapatan ini akan lebih terasa untuk mereka yang memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta tiap bulan. Dan akan tersebut lebih besar apabila dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan di atas Rp 10 juta/bulan.
Semakin mengejutkan jika pengurangan jam kerja juga gaji banyak dialami pekerja wanita.
Baca juga: Tips Mencari Pekerjaan Selama COVID-19
4. Merubah Pandangan Pada Karir
Selain mengurangi pendapatan, bahkan tidak ada pendapatan sama sekali ketika di PHK keadaan ini juga membuat beberapa orang merasa kehilangan tujuan juga perasaan aman.
Karena bisa saja sewaktu waktu yang masih aktif bekerja bisa kehilangan juga. Dari segi psikologis, mereka juga akan lebih menerima apapun sekalipun tak membuat bahagia.
Orang orang yang kehilangan pekerjaan akan memiliki pola pikir bahwa risiko merugikan adalah bagian dari perlindungan diri.
Bahkan ada yang tidak mencoba untuk mengambil resiko apapun, sederhananya hampir menyerah. Sementara yang masih bekerja akan memiliki ketakutan, serta dilanda kebingungan untuk tetap stay atau maju.
5. Kesulitan Mencari Pekerjaan Baru
Bukan hanya untuk mereka yang sudah bekerja, mereka yang baru saja lulus juga akan merasakan dampak ini. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pengangguran.
Saingan mereka bukan lagi mereka yang sama sama fresh graduate, tetapi juga mereka yang sudah berpengalaman tetapi terkena PHK.
Pandemi yang tidak menentu juga menyebabkan perekonomian ikut tak menentu. Banyak perusahaan yang memilih untuk dalam mode bertahan dengan kondisi saat ini.
Sehingga membuka lapangan pekerjaan baru adalah pilihan kesekian. Jika ingin membuka usaha tantangan yang harus dihadapi juga tidak kalah rendah.
Akhirnya banyak yang bekerja tidak sesuai dengan keahlian atau gaji yang diinginkan. Yang terpenting bekerja dan bisa memiliki pendapatan di masa yang serba susah seperti ini.
Tapi juga ada beberapa orang yang tidak mau mengambil resiko atau tidak memiliki kesempatan. Membuat jumlah pengangguran tentu saja mengalami kenaikan signifikan.
6. Merasa Kesal Terhadap Situasi
Dampak yang bisa dirasakan oleh para pekerja adalah mudah untuk kesal pada situasi. Terutama pada atasan yang menganggap jika suatu saat ini tidak jauh berbeda.
Padahal perubahan tempat bekerja sekalipun sudah memberikan banyak perubahan. Beberapa pekerja juga mengeluhkan jika atasan tidak lagi memperdulikan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan.
Jam kerja menjadi lebih tidak pasti, dan pekerja juga mengalami terlalu banyak bekerja. Tanpa memandang waktu ataupun kondisi, atasan tetap bisa menghubungi para pekerja kapanpun.
Padahal bekerja dari rumah bukan berarti bekerja selama 24 jam penuh. Maka dari itu banyak yang merasakan kemarahan akan hal tersebut.
Baca juga: Tips untuk Fresh Graduates yang Mencari Pekerjaan di Tengah Pandemi Covid-19
7. Cemas Kembali ke Kantor
Yang selanjutnya juga bisa terjadi kepada para pekerja adalah kecemasan untuk kembali ke kantor. Peralihan kerja di rumah kemudian ke kantor akan memberikan kendala baru.
Ketika sudah terbiasa di rumah, banyak yang akhirnya enggan atau mengalami kecemasan untuk bekerja di kantor kembali. Hal ini menjadi dampak covid 19 terhadap pekerja yang juga bisa terjadi.
Rasa keengganan ini muncul karena tidak pastinya kondisi atau situasi di kantor selama masa pandemi ini. Apalagi kebijakan akan PPKM atau pembatasan lainnya yang juga tidak pasti.
Menjadikan rasa tidak aman muncul dalam diri pada pekerja. Anggapan mengenai lingkungan kerja yang aman nantinya juga bisa tak sama dengan yang dianggap atasan.
Itulah beberapa hal menjadi dampak dari pandemi Covid 19 terhadap para pekerja baik yang baru ataupun yang lama. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri yang harus ditaklukkan dan dihadapi oleh para pekerja.
Bukan hanya secara materi, dampak akan pandemi juga rentan mengancam mental bagi pekerja sendiri.