Design Thinking Adalah: Pengertian, Proses dan Contoh
Design Thinking Adalah: Pengertian, Proses dan Contoh | Design Thinking adalah jalan keluar dari kebuntuan dalam memecahkan masalah.
Toh sistem ini sudah cukup dikenal dan dipelajari oleh banyak orang. Terutama mereka yang bergelut di dunia bisnis dan pemasaran.
Apa yang dimaksud dengan design thinking? Apa pengertian, sejarah, elemen dan proses dalam menerapkannya?
Disini juga kita akan membahas mengenai Apa itu design thinking dan contohnya? dan pertanyaan yang sering diajukan yaitu Design Thinking Adalah?
Baca artikel berikut ini untuk menjawab pertanyaan tersebut secara lengkap.
Table of Contents
A. Pengertian Design Thinking
Design Thinking adalah sistem atau pendekatan untuk memecahkan masalah secara ringkas dan inovatif.
Meskipun pengguna awalnya akan bertindak sebagai ahli desain, aplikasi ini juga dapat diimplementasikan di industri lain.
Apa yang spesial dari sistem ini? Apakah berbeda dari sistem lain seperti problem solving?
System Design Thinking dirancang semata-mata untuk memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan manusia. Proses berpikir tentang solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Itu sebabnya ada orang yang menyebut ini sebagai pendekatan berorientasi solusi untuk memecahkan masalah.
Sebaliknya, ini bukan pemecahan masalah berbasis masalah seperti yang Anda dapatkan dalam beberapa metode sistem lainnya.
Baca juga: Contoh Soft Skill yang Dibutuhkan Perusahaan
B. Sejarah Design Thinking
Istilah dan konsep Design Thinking dikembangkan oleh konsultan desain AS bernama IDEO. Fokus perusahaan ini adalah membuat desain produk dengan dasar inovasi.
Mereka telah mempraktekkan pendekatan ini dalam melakukan pekerjaan perusahaan mereka sejak tahun 1978.
Berdasarkan pengalaman positif pelanggan bisnis yang menggunakan layanannya, IDEO kemudian mencoba untuk berbagi kemampuannya kepada banyak orang.
Mereka berbagi sudut pandang, pendekatan, dan keterampilan Design Thinking.
Seperti yang disebutkan di situs resmi IDEO, mereka bekerja dengan pepatah sederhana.
“Beri ikan dan mereka akan mendapat makanan untuk sehari. Ajari mereka memancing, maka mereka akan memiliki makanan seumur hidup.”
Seiring berjalannya waktu, apa yang mereka bagikan menjadi semakin populer. Sekarang Anda bisa menerapkan pola pikir ini ke sektor lain. Salah satu yang paling populer dalam pemasaran.
Jadi bisa dikatakan bahwa awal mula istilah dan konsep Design Thinking Adalah dari konsultan bernama IDEO.
C. Fungsi Design Thinking
Ketika diterapkan pada pemecahan masalah, setidaknya ada dua fungsi utama dari Design Thinking.
1. Membuat Kreativitas dan Inovasi
Alih-alih mengulangi sistem yang semula digunakan, Design Thinking mengarah pada penciptaan alternatif dan solusi baru, ini adalah gagasan khas dari metode ini.
Dengan rutinitas pemecahan masalah seperti itu, Anda yang mempelajarinya dapat membuat skema dan rutinitas baru.
Dalam hidup, langkah berpikir seperti ini sangat berguna untuk memecahkan masalah Anda setiap saat.
2. Membuat Pelanggan Lebih Bahagia
Dalam konteks bisnis dan pemasaran, perusahaan yang menggunakan design thinking juga dapat membantu meningkatkan kebahagiaan masyarakat.
Strategi tersebut berupa tujuan kebutuhan manusia untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik.
Dalam arti bermakna dan berguna untuk mengandalkan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Baca juga: Contoh Hard Skill yang Dibutuhkan Perusahaan
D. Elemen Design Thinking
Saat Anda mencoba melakukan proses Design Thinking, Anda harus memahami komponen yang diperlukan untuk melatih keterampilan ini.
Setidaknya ada empat hal penting yang perlu Anda ketahui tentang sistem ini.
Elemen Design Thinking adalah:
1. People Centered (berpusat pada orang/pengguna)
Semua hasil dari design thinking, semua berdasarkan perhatian pada keinginan dan kebutuhan manusia.
Ini adalah pusat pemikiran bagi seseorang yang mencoba menggunakan sistem pemikiran ini untuk memecahkan masalah.
2. Highly Creative (Kreativitas Tinggi)
Saat memutuskan jalan keluar, Design Thinking tidak membatasi kreativitas. Semua kekuatan dari beberapa ide segar yang dapat Anda bicarakan, diskusikan dan tentu saja berlaku tanpa batas.
Sistem pemikiran ini tidak mengenal kekakuan dan pemikiran baku.
3. Hands On (Sentuhan)
Untuk dapat meningkatkan design thinking, pemikir harus langsung mencoba dan bereksperimen.
Sistem ini tidak dapat diwujudkan dengan menyusun teori di atas lembaran kertas.
4. Iterative (Pengulangan Siklus)
Terakhir, untuk solusi yang benar-benar bagus, perlu mengulang proses transisi sebagai bahan improvisasi hingga hasilnya lebih baik.
Dengan cara ini produk atau layanan benar-benar dapat memuaskan pengguna.
E. Proses Design Thinking
Ada 5 proses Design Thinking atau 5 Langkah design thinking yang harus dikuasai jika Anda atau tim Anda ingin menghasilkan produk atau layanan brilian yang akan disukai pengguna.
Semua metode ini standar dan konsep dari pembuat ide memang seperti itu. Jadi Anda hanya perlu mengikutinya jika ingin mencobanya.
Proses design thinking adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1: Empathize (Empati)
Hal pertama dalam proses Design Thinking Adalah empati. Tentu saja Anda akan menargetkan orang-orang sebagai pengguna produk dan layanan.
Pemikir benar-benar perlu mengenal si pengguna dengan sungguh-sungguh. Anda dapat memahami dan menjawab setidaknya tiga pertanyaan ini:
- Apa keinginan pengguna?
- Apa yang mereka butuhkan?
- Apa tujuan atau keinginan pengguna terhadap suatu produk?
Penting bagi Anda untuk mencatat, jika tidak, bagian ini tidak akan memberikan ruang untuk menebak-nebak.
Kumpulkan bukti untuk dikumpulkan dan menjadi wawasan bagi pemikir sistem ini.
Tidak mudah untuk menarik kesimpulan pada tahap pertama ini. Anda sangat perlu memperhatikan emosi dan psikologi konsumen.
Setidaknya ada empat hal yang melatih para pemikir design thinking untuk meningkatkan daya empati. Salah satunya diantara berikut:
- Latih empati dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan seseorang dan coba rasakan apa yang sedang mereka alami.
- Lebih banyak mendengar daripada melihat. Saat berbicara dengan banyak orang, kosongkan pikiran untuk lebih memahami percakapan.
- Ikuti ekspresi wajah dan bahasa tubuh seseorang saat berkomunikasi. Hal ini juga dapat meningkatkan keterampilan empati.
2. Tahap 2: Define (Menafsirkan masalah)
Pada tahap ini, seorang Design Thinking Adalah harus menggambarkan secara jelas berbagai hal yang telah dicapai dalam fase empati.
Tuliskan semuanya sebelum Anda benar-benar berpikir untuk mencari solusi.
Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik:
- Kesulitan dan hambatan apa yang dihadapi pengguna?
- Apakah ada skema tertentu yang menarik perhatian Anda?
- Apa masalah pengguna terbesar yang dapat Anda bantu selesaikan?
Namun, saat menjawab, Anda harus jawab dengan menjaga kalimat tetap fokus pada sudut pandang pengguna.
Misalnya, jika Anda menemukan bahwa masalah pengguna selama pandemi Covid-19 adalah sulitnya membeli sayuran di pasar, maka kalimatnya bukan: “Kita perlu mengembangkan teknologi yang memudahkan …….”
Tetapi rumuskan masalah empati dalam kalimat: “Banyak orang kesulitan berbelanja di pasar saat wabah, jadi saya harus…”
Kalimat pertama berfokus pada kita sebagai pemikir dan kalimat kedua pada konsumen sebagai pengguna produk kedepannya
Ini adalah panduan untuk menggambarkan masalah dalam gaya Design Thinking.
3. Tahap 3: Ideate (Menemukan ide)
Ideate dalam Design Thinking Adalah sebagai tahap untuk menantang kreativitas si pemikir.
Pada fase ideate, orang yang berpartisipasi dalam berpikir dengan sistem ini melahirkan berbagai ide dan pemikiran yang segar.
Semua bertujuan untuk memecahkan beberapa masalah yang sudah terdefinisi dengan baik.
Karena design thinking baik untuk dilakukan oleh sebuah tim, maka aktivitas ideation perlu melibatkan lebih dari satu orang.
Setiap desainer yang berpartisipasi harus menempatkan kepala mereka di dalamnya untuk hasil yang optimal.
Anda dapat melakukan proses ideation sendiri dalam sejumlah skema pemikiran. Ada beberapa teknik populer untuk brainstorming ide. Berikut adalah beberapa di antaranya:
a. Analogi
Dengan mencoba membuat perbedaan pada masalah yang dihadapi dan dikenali tim dengan sesuatu yang serupa.
Entah beberapa hal yang terasa sendiri pada awalnya, atau seseorang yang mengalami sesuatu masalah.
b. Brainstorming
Kegiatan ini merupakan kegiatan mind-shifting. Tentu saja, ini tidak bisa terjadi kecuali melibatkan lebih dari satu orang.
Semua peserta berbagi pandangan mereka untuk meminta respon balik dari peserta lain.
c. Brain Writing
Dalam teknik brainwriting, tidak ada aktivitas pertukaran lisan. Konsep itu seperti menyambung ide dengan cara menulis.
Proses awal berupa menulis ide seseorang, kemudian tulisan berpindah ke seseorang untuk menambahkan ide, dan seterusnya sampai sempurna.
d. Brain Walking
Idenya mirip dengan brainwriting. Tapi ini membutuhkan sesuatu seperti stasiun ide, yang berisi beberapa ide dari peserta yang awalnya ditulis.
Kemudian berkeliling di setiap stasiun untuk menambahkan beberapa ide yang dimiliki seseorang.
e. Challenging Assumption (Asumsi menantang)
Tim yang melakukan proses design thinking juga dapat membuat asumsi yang menantang.
Teknik berpikir ini dilakukan dengan menguji asumsi-asumsi yang muncul dari benak anggota tim.
Ini bagus karena akan memunculkan beberapa ide konservatif yang telah digunakan banyak orang.
f. Mind Mapping
Teknik ini sangat populer sejak Tony Buzan menciptakannya pada tahun 1970-an.
Triknya adalah menghubungkan setiap ide di kepala Anda. Dengan memulai dengan 1 kata berupa pemikiran tertentu.
Tentu saja ada banyak teknik lain yang dapat membantu proses pembuatan ide di fase ketiga ini. Gunakan saja sesuai kebutuhan.
4. Tahap 4: Prototipe
Ketika ide produk atau layanan sudah jelas, tahap selanjutnya dalam Design Thinking Adalah bergerak menuju tingkat prototipe.
Tahap ini mengurangi risiko karena ide produk yang tidak berfungsi saat pengguna mendapatkannya.
Jadi, sebelum rilis, produk perlu dibuat dalam versi kecil atau dalam skala kecil. Beberapa orang mengidentifikasi produk tersebut dengan memberi nama prototipe.
Metode ini penting sebelum mendistribusikan secara massal produk dan layanannya.
Misalnya, jika sebuah tim menemukan ide terbaik untuk membuat kemasan minuman atau makanan, buatlah beberapa dulu.
Selanjutnya, bagikan dengan beberapa orang untuk mendapatkan saran.
Tahap ini perlu dilakukan agar produk benar-benar bagus sebelum diuji langsung di masyarakat.
Tim dapat memperbarui produk mereka pada tahap ini setelah menerima saran dan kritik.
Bentuk prototipe tentu saja bisa bermacam-macam. Jika produk bersifat fisik, maka memiliki bentuk fisik.
Tetapi jika produk atau layanannya digital, tim juga dapat membuat prototipe dalam bentuk digital.
5. Tahap 5 : Pengujian (Testing)
Tahapan terakhir dalam Design Thinking Adalah pengujian.
Setelah fase prototipe, bukan berarti suatu produk benar-benar bagus. Namun, masih ada kemungkinan bahwa produk dalam tahap prototipe mungkin berbeda dari kebutuhan pelanggan.
Oleh karena itu, masih perlu waktu untuk melakukan tes atau uji langsung untuk mendapatkan jawaban pelanggan.
Masa percobaan ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan produk. Namun, perancang tidak dapat berpuas diri, karena itu perlu untuk mendapatkan respon dari pengguna.
Mereka masih perlu waktu untuk memantau dan mengevaluasi sebelum mengembangkan produknya dengan akses massal bagi pengguna.
Setidaknya ada 3 keuntungan penting dari tahap ini. Diantaranya:
a. Hemat anggaran
Dengan pengujian terlebih dahulu, tim bisa lebih bebas dari risiko rugi karena sudah terlanjur diproduksi massal.
Apalagi jika biaya produksinya tinggi. Kerugian bisnis dapat diminimalkan dan anggaran bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih berarti.
b. Mengungkapkan beberapa hal yang tidak terduga
Hal-hal yang tidak terlihat oleh tim selama beberapa tahap, tim bisa menemukan sesuatu yang tidak terduga selama pengujian awal dengan pengguna.
Mengetahui dan memperbaharui sesuatu yang baru tentunya akan membuat produk lebih siap saat menyebar lebih luas.
c. Meningkatkan kepuasan pengguna
Pengujian langsung dengan pengguna memungkinkan tim untuk mendapatkan saran yang lebih nyata.
Dengan cara ini, peluang konsumen untuk puas dalam jumlah dan waktu akan meningkat.
Dimungkinkan untuk membuat tahap produk benar-benar bagus, membutuhkan proses pengujian berulang.
Ini mungkin memakan waktu, tetapi lebih baik daripada membiarkan produk gagal dalam produksi massal.
Jika anda masih belum bisa menjawab pertanyaan Design Thinking adalah, bisa melihat video dibawah ini
F. Contoh Design Thinking dalam Bisnis
Contoh Design Thinking yang dibuat oleh Shafa ini cukup menarik, mari kita coba lihat.
Seperti, Anda cukup memahami tentang Design Thinking. Pahami hal ini penting saat Anda mendalami dunia bisnis dan pemasaran.
Bahkan, ada banyak perusahaan besar yang mengadopsi sistem ini. Beberapa perusahaan yang menggunakan metode Design Thinking Adalah sebagai berikut:
- Apple
- IBM
- SAP
- Lego
- BMW
- Microsoft
- Toshiba
- Gojek
- Airbnb
- Uber
Kali ini kami akan mencoba memberikan contoh design thinking dalam bisnis dua perusahaan besar yang salah satunya sederhana. Semoga ini membantu mempertajam citra Anda itu.
1. Contoh Design Thinking Perusahaan Apple/iPhone
Contoh perusahaan dengan Design Thinking Adalah Apple dengan produknya iPhone dan lain sebagainya.
Steve Jobs tampaknya benar-benar memulai seluruh proses peluncuran produk dengan fase empati.
Sebelum membuat produknya, Apple melihat banyak hal berikut:
- Kebutuhan ponsel warga tidak hanya untuk keperluan bisnis.
- Keinginan untuk beberapa produk sederhana namun ramah untuk digunakan.
- Kepentingan sebagian warga terletak pada eksklusivitas dan kemewahan.
- Kebutuhan pengguna tidak terletak pada banyaknya fitur ponsel, tetapi pada pengalaman dengan karakter yang sempurna saat menggunakannya.
Beberapa produk Apple dibuat dari ringkasan tersebut. Steve Jobs mencoba melepaskan diri dari cengkeraman para pesaingnya dengan mencetak beberapa produk luar biasa.
Sebagai contoh, pada tahun 2007, semua merek ponsel berlomba-lomba merilis ponsel dengan keyboard, sehingga Apple pun tak segan-segan mengungguli mereka.
Namun, saat itu Apple merilis produk ponsel dengan fungsi layar sentuh tanpa keyboard yang sama.
Buah dari pemikiran inovatif ini adalah hasil dari empati mendalam terhadap masalah pengguna yang membutuhkan pengalaman langsung.
Tidak mengherankan jika Apple, meskipun sebelumnya diejek, sekarang diikuti oleh semua pesaingnya dalam perubahannya.
Faktanya, ponsel dengan mode keyboard hampir tidak ada di bumi saat ini.
Tak hanya itu, inovasi Apple untuk memberikan pengalaman yang lebih luar biasa juga bisa dirasakan ketika Apple mempopulerkan multi-touch.
Teknologi ini dapat memudahkan orang untuk menyelesaikan sesuatu di smartphone mereka.
Misalnya ingin memperbesar gambar, memperbesar peta, dll. Dengan menyimpan dua jari dengan cara mencubit, semuanya bisa terwujud
2. Contoh Design Thinking Perusahaan Gojek
Contoh perusahaan yang menggunakan Design Thinking Adalah Gojek.
Siapa yang ingat seperti apa Indonesia saat aplikasi Gojek dan Grab baru menyebar?
Ingat saat terjadi benturan yang luar biasa. Bahkan saat itu, kelompok pengemudi transportasi konservatif menggelar demonstrasi. Beberapa insiden kekerasan terjadi.
Namun kenyataannya sulit untuk menolak aplikasi seperti Gojek. Mengapa? karena, Gojek sudah menjawab kebutuhan pengguna angkutan umum yang diinginkan.
- Pengguna membutuhkan kenyamanan memesan tanpa harus pergi ke pangkalan, terminal atau pergi untuk memesan.
- Perlunya rasa aman dengan mengetahui latar belakang pengemudi agar bebas dari kejahatan.
- Pengguna membutuhkan kemudahan pembayaran ketika mereka tidak memiliki uang tunai setiap saat.
Beberapa permasalahan di atas diimplementasikan dalam bentuk aplikasi transportasi online.
Warga sekitar, yang sudah merasa dimudahkan, sulit menampik, meski banyak pengendara yang mengingkarinya.
Karena ada gojek dan sejenisnya, menggunakan ojek dan taksi hanya menunggu saja di rumah, bayar di ATM dan jika tidak senang drivernya bisa memberi ulasan buruk.
Jadi tidak bingung jika penggunaannya semakin meluas. Anda pasti menjadi salah satunya, bukan?
Sekarang setelah Anda memahami design thinking, apakah Anda siap untuk menerapkannya?
Apakah empati Anda terhadap orang lain membuat Anda memikirkan hal-hal baru dan inovatif?
Design thinking adalah keterampilan yang bisa Anda asah. Jika hari ini terasa tidak pantas, besar kemungkinan nantinya Anda akan menjadi orang yang berkualitas yang berpikiran seperti itu.
sekian artikel berjudul Design Thinking Adalah: Pengertian, Proses dan Contoh, semoga bermanfaat.