Banser Adalah: Sejarah, Satuan dan Tugas
Apa itu Banser? Banser adalah singkatan dari Barisan Ansor Serbaguna NU. Merupakan organisasi semi otonom Gerakan Pemuda Anzor, sebuah organisasi pemuda NU yang didirikan pada tahun 1930, 4 tahun setelah berdirinya NU.
Apa Arti Banser? Banser artinya Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama.
Table of Contents
Apa itu Banser? Banser Adalah…
Banser itu apa? Barisan Ansor Serba Guna atau Banser adalah organisasi semi otonom GP Ansor yang dikenal dengan penampilannya, mulai dari pakaian, sepatu, topi hingga atribut yang menyerupai pasukan militer.
Banser adalah sekelompok pemuda Ansor yang dikenal dengan penampilannya mulai dari pakaian, sepatu, topi hingga atribut lain yang menyerupai pasukan militer.
jadi, kepanjangan banser adalah Barisan Ansor Serba Guna.
Seperti namanya, sebuah kemampuan multi-peran, Banser melakukan berbagai tugas yang biasanya dilakukan oleh polisi seperti:
Pengaturan lalu lintas atau pengamanan suatu acara dan relawan pada momen yang membutuhkan bantuan segera seperti bencana.
Baca juga: Cara Daftar KTA Ansor Online Terbaru
Sejarah Banser
Banser dibentuk pada tahun 1962 atau 32 tahun setelah GP Ansor terbentuk. Tujuan pendirian banser adalah pengamanan beberapa kegiatan Partai NU.
Namun, keputusannya tersebut diyakini terkait dengan persaingan politik yang saat itu semakin sengit dan memanas baik di tingkat nasional maupun regional atau internasional.
Di tingkat internasional, Indonesia ikut serta dalam konfrontasi dengan Malaysia yang melahirkan program politik Ganyang Malaysia, dan di tingkat nasional dan daerah, perseteruan antara partai-partai yang memasukkan NU sebagai salah satu partai semakin tajam dan lebih ganas.
Nama Banser muncul ketika meletus peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang berujung pada pemakzulan Presiden Soekarno.
Banser diyakini berperan dalam penangkapan dan pemusnahan beberapa aktivis PKI dan berbagai onderbouw, khususnya di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat.
Peristiwa ini didahului ledakan-ledakan kecil karena benturan kepentingan dan ideologi yang tajam antara kelompok kiri yang diwakili oleh PKI, dan kelompok kanan yang diwakili oleh partai-partai nasionalis dan agama, termasuk NU, dalam mekanisme politik partai liberal.
Perselisihan ini diperparah di kancah politik internasional akibat dampak Perang Dingin antara dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Dikatakan bahwa beberapa ribu hingga jutaan orang, terutama beberapa aktivis, atau mereka yang diyakini terkait dengan PKI dan antek-anteknya tewas atau hilang dalam peristiwa ini, tanpa mengetahui rimbanya.
Banyak penelitian mengungkap peristiwa berdarah ini, namun pemerintah belum melakukan interogasi dan belum membuat pernyataan yang resmi.
Terkait peran Banser NU di dalamnya, KH Abdurrahman Wahid selaku ketua umum PBNU, secara rendah hati dan terbuka meminta maaf kepada keluarga korban 1965.
Menurut sumber lain, Banser sudah ada jauh sebelum tahun 1960-an. Pada kongres kedua pada tahun 1937 di Malang, Jawa Timur, Gerakan Pemuda Ansor atau ANU (Ansor Nahdlatul Ulama) seperti yang kemudian dikenal mengembangkan organisasi Gerakan kepaduan yang disebut Barisan Ansor Nahdlatul Ulama (BANU).
Kehadiran BANU mendapat lampu hijau karena deklarasi NU pada Muktamar ke-14 di Magelang, Jawa Tengah.
Pada Muktamar NU ke-15 di Surabaya, NU bahkan mengesahkan AD/ART BANU, seragam, mars resmi Al-Iqdam, atribut dan yang terpenting boleh memainkan terompet dan gendang. BANU ini diyakini sebagai cikal bakal Banser NU yang dikenal saat ini.
Terbentuknya BANU merupakan reaksi atas munculnya beberapa organisasi kepaduan pada saat itu.
Karakternya yang mengutamakan kebangsaan dan bela tanah air mencerminkan reaksi nasionalis NU.
Jika ANU adalah organisasi kepemudaan, maka BANU adalah organisasi kepaduan. Kegiatan BANU, seperti banyak organisasi kepaduan lainnya, adalah:
- Pendidikan baris-berbaris
- Latihan lompat dan lari
- Latihan angkat-mengangkat
- Latihan ikat-mengikat (pioner)
- Fluit Tanzim (belajar kode atau isyarat suara)
- Isyarat dengan bendera (morse)
- Perkampungan dan perkemahan
- Belajar menolong kecelakaan (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau PPPK)
- Musabaqoh fil Kholi (pacuan kuda)
- Muromat (melempar lembing dan cakram)
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, banyak anggota gerakan pemuda Anzor pada umumnya, dan Banser pada khususnya yang mengikuti pelatihan militer.
Laskar Hizbullah, yang kemudian diakui sebagai salah satu laskar terpenting dalam Perang Kemerdekaan, banyak diisi oleh beberapa anggota gerakan pemuda Ansor dan Banser. Masa Jepang ini diyakini turut membentuk karakter paramiliter sekaligus nasionalis Banser.
Saat ini, Banser memiliki banyak peran dalam mengamankan, mengorganisir, dan penjagaan berbagai acara yang diadakan oleh NU dan beberapa organisasi afiliasinya.
Namun, peran ini tidak terbatas pada golongan NU saja, mereka sering ikut menjaga, mengorganisir dan mengamankan beberapa acara keagamaan dan sosial di luar yang diadakan oleh NU.
Kehadiran ini secara umum masih dapat diterima karena dianggap masih kurang dan jumlah polisi yang terbatas hanya untuk penduduk Indonesia.
Sebagai bagian dari NU, selalu mengatakan bahwa Banser adalah pembela dan benteng ulama, namun di sisi lain, mereka selalu dengan tegas menyatakan bahwa kesetiaan nasionalis mereka selalu untuk melindungi negara kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini tercermin dari kesetiaan mereka untuk membantu semua orang tanpa memandang perbedaan agama, suku atau golongan.
Salah satu yang menghidupkan nama Banser di era yang mutakhir ini adalah meninggalnya salah satu anggotanya, Riyanto, pada tahun 2000 saat mengamankan acara malam Natal di Gereja Eben Heizer di Mojokerto, Jawa Timur, akibat pengeboman beberapa teroris.
Belakangan ini, Banser banyak berperan sebagai relawan di berbagai bencana, baik bencana alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus maupun bencana akibat perselisihan sosial. Dalam hal ini, mereka memainkan peran yang mirip dan hampir sama dengan Search And Rescue (SAR).
Menurut survei, Banser memiliki sekitar 500.000 anggota pada akhir 1990-an. Namun, beberapa pengurus banser sendiri percaya bahwa anggotanya berjumlah tiga juta orang di seluruh Indonesia.
Yang jelas di mana ada gerakan pemuda Anzor, makanya ditegaskan juga ada Banser, yang disebut organisasi semi otonomi mereka.
Santuan Khusus Banser
Dalam Peraturan Organisasi (PO) Pasal 23, Banser adalah organisasi yang bercirikan keagamaan, kemanusiaan, sosial, dan kebangsaan.
Untuk itu, Banser sudah memiliki beberapa satuan khusus, antara lain Densus 99 Asmaul Husna, Banser Tanggap Bencana (Bagana), Banser Relawan Kebakaran (Balakar), Banser Relawan Lalu Lintas (Balantas), Banser Kesehatan (Banser Husada), Banser Maritim (Baritim ) dan Banser Protokoler.
1. Detasemen Khusus 99 Asmaul Husna (Densus 99)
Satuan pertama banser adalah Detasemen khsusus 99 Asmaul Husna ataulebih dikenal dengan Densus 99.
Detasemen Khusus 99 Asmaul Husna yang selanjutnya disingkat Densus 99 adalah satuan yang masih dibawah Banser, mengamankan beberapa program keagamaan dan beberapa program sosial kemasyarakatan, karena keterlibatan GP Ansor di dalam negeri dalam menjawab tantangan global dan upaya memerangi radikalisme agama dengan berbagai cara.
Unit ini menghimpun, menganalisis dan memberikan laporan informasi kepada pimpinan dan berperan dalam melakukan penangkalan dan pencegahan terhadap berbagai upaya yang mengarah pada kekerasan atas nama agama, serta menjaga, memelihara dan menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh warga negara dalam menjalankan agama dan kepercayaan mereka, terutama kenyamanan dan keamanan bagi semua.
2. Satuan Banser Tanggap Bencana (Bagana)
Satuan selanjutnya banser adalah satuan banser tanggap bencana atau sering disebut Bagana.
Barisan Ansor Serbaguna Tanggap Bencana Serbaguna sebagai unit Banser khusus yang bertanggung jawab untuk menjalankan beberapa program bantuan sosial GP Ansor dan dengan kualifikasi khusus di bidang Penanggulangan Bencana.
Peran dan tanggung jawab mereka adalah pencegahan bencana, tanggap darurat, dan pemulihan.
Dan pekerjaan yang dilakukannya adalah merencanakan, menyiapkan, mengkoordinasikan dan penanggulangan bencana.
Unit ini bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi dan tugas perlindungan bencana dan pembinaan personel.
Unit ini dibentuk dari tingkat pusat hingga kecamatan. Unit ini terbentuk sepuluh tahun yang lalu dan telah terlibat di mana-mana.
Misalnya saat Gunung Merapi meletus, Gunung Kelud meletus, gempa Banjarnegara dan lain-lain.
Bahkan sebelum itu, relawan Banser selalu dikirim saat terjadi bencana alam. Misalnya saat terjadi gempa di Maumere Flores pada 12 Desember 1992. Banser mengirimkan tim relawan. Begitu juga dengan tsunami Aceh.
3. Satuan Banser Penanggulangan Kebakaran (Balakar)
Satuan ketiga banser adalah satuan banser penanggulangan kebakaran atau sering disebut Balakar.
Unit ini berperan dalam pengendalian ancaman kebakaran, respon darurat dan pemulihan.
Tugasnya adalah memainkan peran tanggap darurat dan kemanusiaan dalam rencana penanggulangan bahaya kebakaran dan bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi dan tugas pengendalian bahaya kebakaran, serta pembinaan personel.
4. Satuan Banser Lalu Lintas (Balantas)
Satuan keempat banser adalah satuan Banser Lalu Lintas atau sering dikenal dengan Balantas.
Unit ini berperan dalam penanggulangan kecelakaan lalu lintas dan transportasi jalan serta mengurangi risiko kecelakaan untuk mewujudkan kelancaran dan ketertiban lalu lintas.
Kesatuan ini tercipta dari pusat hingga ke desa-desa. Mereka biasanya aktif membantu kepolisian setiap kali musim lebaran tiba, memperlancar arus mudik dan balik. dan pembuatan pos lebaran di seluruh kabupaten dan kota.
5. Satuan Banser Husada (Basada)
Satuan selanjutnya banser adalah satuan Banser Husada atau sering disebut Basada.
Basada merupakan unit Banser khusus yang bertugas memberikan bantuan kemanusiaan di bidang kedokteran, kesehatan, dan etika hidup sehat kepada warga, khususnya di sekitar Nahdlatul Ulama, GP Ansor, dan warga.
6. Satuan Banser Protokoler (Banser Protokoler)
Satuan keenam banser adalah satuan Banser Protokoler atau sering disingkat Banser Protokoler.
Satgas Banser ini telah berpengalaman mengelola acara kenegaraan, organisasi atau acara resmi di lingkungan Nahdlatul Ulama, GP Ansor dan Banser.
Unit ini bertugas mengatur, menyelenggarakan dan mengelola acara kenegaraan, organisasi atau acara resmi sesuai dengan rencana kegiatan.
Dengan pekerjaan perencanaan, persiapan, koordinasi dan pelaksanaan protokol di GP Ansor dan Banser.
7. Satuan Banser Maritim (Baritim)
Satuan terakhir banser adalah satuan Banser Maritim atau sering disebut Baritim.
Baritim merupakan satuan khusus yang melaksanakan tugas dan fungsi pengamanan, pemeliharaan, konservasi, dan pelestarian kawasan Kelautan NKRI. Unit ini dibuat dengan di semua daerah kepulauan dan area perairan.
Selain unit khusus ini, Banser memiliki Corp Provost Banser (CPB). Berbeda dengan tujuh pasukan khusus lainnya, korps pasukan ini memiliki lebih banyak berurusan dengan organisasi internal.
Pasukan ini berperan dalam menjaga marwah, norma dan disiplin organisasi di lingkungan internal Banser.
CPB dibuat dalam rencana untuk mengatur dan mendisiplinkan jajaran banser untuk membentuk pasukan banser yang lebih baik, patuh dan profesional.
Banser memiliki dua unit khusus lagi. Yakni, Satgas Anti Narkoba (Baanar) dan Banser Kepanduan. Namun pada Konbes Ansor yang lalu, telah disepakati bahwa kedua entitas tersebut akan tergabung dalam lembaga GP Anzor bersama dengan Rijalul Anzor.
Sekian artikel berjudul Banser Adalah: Sejarah, Satuan dan Tugas, semoga bermanfaat.
Apa tujuan utama berdirinya Banser?
Banser NU ini didirikan dengan tujuan memberikan rasa aman bagi warga NU dalam kegiatan yang diselenggarakan. Selain itu, Banser NU juga dipercaya karena persaingan politik saat itu semakin ketat di tingkat nasional, regional, dan internasional.