Teori Produksi: Jenis, Tahapan, dan Faktor
Pengertian teori produksi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana faktor-faktor produksi menghasilkan produk berupa barang atau jasa.
Seperti yang kita ketahui, proses produksi merupakan salah satu proses yang diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Tanpa proses produksi, pelanggan tidak dapat memanfaatkan nilai barang dan/atau jasa yang mereka butuhkan.
Agar proses produksi dapat menguntungkan perusahaan dan menghasilkan keuntungan, produsen harus mengetahui teori produksi.
Apa itu teori produksi dan bagaimana teori produksi dapat menguntungkan produsen dan pelanggan? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Table of Contents
Teori Produksi Adalah…
Makanan, minuman, pakaian dan segala sesuatu yang Anda butuhkan sebagai hasil produksi untuk memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari. Memang, ada sesuatu yang tidak berupa barang juga, seperti jasa, sebagai hasil produksi.
Jadi, produksi adalah serangkaian proses yang mencakup semua kegiatan dalam rencana untuk menciptakan barang atau jasa, baik produk jadi atau produk setengah jadi, atau untuk menambah nilai. Produksi dapat dilakukan dengan mengubah bentuk material, memindahkan material ke lokasi lain, atau menyimpannya.
Sebagai catatan, ada nilai tambah di sini. Contoh proses peningkatan nilai barang adalah panen padi dan mengolahnya menjadi beras, menjahit kain menjadi pakaian, mengolah bahan baku makanan menjadi makanan siap konsumsi, dan mengolah batok kelapa menjadi arang, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa nilai suatu komoditas meningkat hingga siap untuk dikonsumsi atau diproses lebih lanjut oleh pelanggan.
Proses produksi membutuhkan sebuah teori agar produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal, kualitas dan kuantitas produk cukup, dan pelanggan puas.
Teori dapat membantu memastikan bahwa proses produksi berjalan persis seperti yang diinginkan atau setidaknya kurang lebih seperti yang diinginkan.
Teori produksi itu sendiri dapat disimpulkan sebagai teori yang menjelaskan sifat hubungan antara tujuan produksi yang diharapkan dengan beberapa faktor produksi yang terlibat.
Dengan kata lain, teori produksi mengajarkan suatu proses dimana produksi dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengoptimalkan berbagai faktor produksi yang dimiliki oleh produsen.
Konsep utama dari teori produksi adalah untuk menghasilkan output yang semaksimal mungkin dengan input tertentu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dan menghasilkan beberapa output yang ditargetkan dengan biaya produksi minimal. Jika situasi ini terwujud, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang maksimal.
Teori produksi menggunakan konsep-konsep ilmiah dalam melakukan proses produksi. Beberapa prinsip ilmiah ini meliputi pemilihan gabungan untuk mencapai hasil dengan produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta pemilihan teknologi yang tepat untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
Teori Produksi Mengenai Jenis Produk
Teori produksi menjelaskan berbagai jenis produksi sesuai dengan output yang dicapai. Salah satunya adalah sebagai berikut:
1. Produksi Ekstraksi
Jenis produksi Ekstraksi sebagai kegiatan produksi yang menambah atau menciptakan nilai melalui ekstraksi langsung sumber daya alam.
Beberapa barang kemudian disimpan di beberapa pabrik untuk diproses ulang. Contoh produksi ekstraksi meliputi kegiatan penambangan emas, tembaga, batu bara, nikel, kobalt, besi, dan minyak bumi.
2. Produksi Agraris
Jenis produksi agraris sebagai kegiatan produksi yang menciptakan atau menambah nilai pada hewan dan tumbuhan.
Produksi agraris dalam arti sempit meliputi produksi di sektor pertanian seperti beras. Namun secara garis besar, sektor-sektor seperti perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan juga terlibat dalam produksi agraris.
3. Produksi Industri
Jenis produksi industri sebagai kegiatan industri yang menambah nilai atau menciptakan nilai dengan mengubah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
Contoh kegiatan produksi industri seperti pengemasan makanan, pakaian, beberapa bahan bangunan, mobil, beberapa perangkat elektronik, dan lain-lain.
4. Perdagangan
Walaupun perdagangan tidak mengubah bentuk barang, perdagangan dapat digolongkan sebagai kegiatan produksi karena perdagangan menggeser letak barang dari produsen ke pelanggan.
Pada umumnya beberapa pedagang membeli barang dari produsen dengan harga yang lebih terjangkau dalam pembelian grosir.
Kemudian mereka menjualnya kepada konsumen, baik pelanggan atau pengecer, dengan harga yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan.
5. Jasa
Produksi jasa adalah kegiatan produksi yang memberikan jasa kepada pelanggan. Hasil keluaran jasa tidak dapat dilihat fisiknya, karena tidak berupa barang fisik. Produk jasa hanya dapat terasa manfaatnya. Contoh produk di sektor jasa adalah jasa telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, hiburan dan perbankan.
Teori Produksi Berdasarkan Tahapan Produksi
Sedangkan teori produksi lainnya menjelaskan mengenai tahapan dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Informasi berikut membawa kita ke wawasan tentang tahapan produksi.
1. Tahapan Primer
Klasifikasi tahapan produksi primer ini berlaku untuk kegiatan produksi di bidang ekstraksi dan di sektor agraris.
Tahap primer ini menghasilkan barang-barang yang sifatnya masih dasar, sehingga sebagian dapat dikonsumsi langsung oleh pelanggan, namun sebagian lagi memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dapat dimakan oleh pelanggan.
Kami mengambil contoh produk minyak bumi dalam produksi ekstraksi yang perlu diproses lebih lanjut oleh beberapa pabrik.
Sedangkan hasil dari kegiatan produksi agraris dapat langsung dikonsumsi oleh pelanggan. Misalnya buah-buahan yang bisa didapatkan pelanggan di beberapa toko buah untuk dikonsumsi langsung.
2. Tahapan Sekunder
Tahapan produksi sekunder sebagai kelanjutan dari produksi primer. Bahan baku yang diproduksi di tingkat primer harus diproses lebih lanjut.
Jadi, sektor industri termasuk pada tahapanini. Bahan mentah, yang disebut sebagai produksi primer, diproses menjadi barang jadi atau siap pakai.
Barang-barang yang diproduksi di tingkat primer termasuk lateks karet. Barang-barang tersebut, yang merupakan bahan baku penting, diproses lebih lanjut pada tahapan sekunder hingga menjadi ban sepeda motor, bola karet, alas sepatu dan isolator listrik yang dibuat dari sari karet. Produksi di tahapan sekunder dipasarkan melalui toko, pasar, supermarket, dll.
3. Tahapan Tersier
Tahapan produksi tersier adalah tingkat produksi yang arah intinya adalah untuk kelancaran produksi barang dan distribusi barang dari produsen ke pelanggan.
Produksi dalam perdagangan dan jasa sebagai produk dari tahapan produksi tersier. Karena dalam ritel, barang atau jasa yang ditujukan untuk menjangkau pelanggan memegang peranan penting.
Layanan juga berperan pada tingkat ini. Sebut saja peran kurir parsel dalam membantu kedatangan barang dari penjual ke pelanggan. Di zaman modern ini, peran jasa transportasi sangat penting karena menentukan dilakukan atau tidaknya suatu transaksi bisnis.
Contoh lain dari layanan pada level ini adalah peran perbankan atau financial technology yang mendukung proses pembayaran cashless. Tanpa layanan pembayaran, penjual dan konsumen akan kesulitan bertransaksi bisnis dari jarak jauh.
Baca juga: Manajemen Produksi Adalah: Pengertian, Fungsi, Aspek dan Ruang Lingkup
Teori Produksi tentang Faktor Produksi
Teori produksi lain yang penting bagi kita adalah faktor produksi. Faktor produksi secara ringkas adalah segala sesuatu atau sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan proses produksi dan saling berkaitan.
Ada banyak faktor produksi, tetapi pada dasarnya faktor-faktor produksi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu faktor-faktor produksi asli dan faktor-faktor produksi turunan. Berikut ini akan kami uraikan lebih detail:
1. Faktor Produksi Asli
Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan tenaga kerja. Benar, hanya dua hal itu. Mengapa sumber daya dan tenaga kerja disebut sebagai faktor produksi asli? Karena cukup dengan dua faktor tersebut, orang bisa memproduksi barang.
Sumber daya alam yang dimaksud di sini meliputi udara, hewan, tumbuhan, pemanenan hasil alam, dan sebagainya.
Dengan bahan-bahan tersebut, manusia dapat mengolahnya menjadi bahan mentah, 1/2 barang jadi atau bahkan barang jadi.
Tenaga kerja, di sisi lain, adalah orang-orang yang mengolah sumber daya alam tersebut menjadi barang siap makan.
2. Faktor Produksi Turunan
Faktor-faktor produksi yang diturunkan sebagai faktor-faktor produksi yang tidak berhubungan langsung dan sebagai ciptaan dari pertimbangan dan perkembangan kebudayaan manusia. Faktor produksi turunan meliputi modal, kewirausahaan atau entrepreneur, dan teknologi.
Produksi skala besar membutuhkan modal untuk mencapai output yang diinginkan. Modal berarti dana, mesin, gedung dan fasilitas lain yang berperan dalam proses produksi.
Dan yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kekuatan satu orang untuk memimpin sebuah tim manajemen ke sebuah perusahaan yang mencari keuntungan. Penggunaan teknologi tepat guna sebagai ciri khas produksi, sehingga kegiatan produksi dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Teori Produksi Terkait Produktivitas
Teori produksi ini mengkaji bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan barang dan/atau jasa yang ingin dijual kepada pelanggan. Perusahaan akan berusaha meningkatkan jumlah barang dan/atau jasa yang dihasilkan agar dapat melayani lebih banyak pelanggan.
Secara umum, perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya melalui beberapa langkah, yaitu sistem ekstensif dan intensif.
Sistem ekstensif adalah cara untuk meningkatkan produktivitas dengan menambah faktor produksi. Contoh dari sistem ekstensif ini adalah penambahan jumlah pekerja, pabrik, peternakan dan lain-lain. Tentunya dengan adanya penambahan faktor produksi maka biaya produksi akan meningkat.
Sistem intensif digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Misalnya, kursus pelatihan khusus diadakan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja atau teknologi di perusahaan ditingkatkan.
Teori Produksi Ekstensif
Ekstensif berarti meningkatkan produktivitas dengan menambah faktor produksi. Misalkan sebuah perusahaan ingin meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi barang dengan menambahkan lebih banyak pekerja.
Tentu saja langkah ini membutuhkan biaya tambahan yang cukup tinggi untuk membayar upah setiap pekerja.
Langkah lainnya adalah membuka pabrik baru di lokasi lain, biaya yang dikeluarkan memang tinggi. Penambahan pabrik ini tentunya meningkatkan jumlah barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan misalnya, menambah luas areal perkebunan merupakan salah satu langkah utama.
Teori Produksi Intensif
Langkah intensif dalam teori produksi adalah meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Misalnya, dalam hal tenaga kerja sebagai faktor produksi, perusahaan tidak menambah jumlah karyawan.
Perusahaan akan memberikan pelatihan agar setiap karyawan dapat memproduksi barang lebih banyak dari sebelumnya.
Dalam teori produksi intensif, perusahaan juga dapat melakukan perbaikan terhadap teknologi yang digunakan. Penggunaan teknologi yang unggul akan meningkatkan produktivitas suatu perusahaan.
Secara umum, penggunaan teknologi yang lebih canggih lebih murah daripada penambahan jumlah karyawan.
Teori Produksi tentang Biaya Produksi
Proses produksi tentunya membutuhkan biaya produksi. Teori produksi kali ini akan menjelaskan apa yang dihitung pada harga pokok produksi.
Dalam teori produksi, biaya produksi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu biaya produksi tetap, variabel, dan total. Secara rinci, ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Biaya Produksi Tetap (Fixed Cost)
Biaya produksi tetap sebagai biaya yang diperlukan untuk proses manufaktur dan nilai nominalnya masih tetap.
Tidak peduli berapa banyak barang dan/atau jasa yang diproduksi, biaya nominalnya selalu tetap. Contoh biaya produksi tetap adalah biaya sewa gedung, pajak bumi dan bangunan, pembelian peralatan, gaji pokok karyawan dan asuransi.
2. Biaya Produksi Varibel (Variable Cost)
Biaya produksi varibel adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses produksi dan berbeda secara nominal sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Semakin besar volume produksi maka semakin tinggi pula biaya yang harus ditanggung perusahaan dan sebaliknya. Besarnya biaya ini sangat bergantung pada kegiatan usaha.
Contoh biaya yang termasuk dalam biaya variabel adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, upah lembur karyawan, komisi penjualan, dan pemeliharaan fasilitas manufaktur.
3. Total Biaya Produksi (Total Cost)
Total biaya produksi dihitung dengan menambahkan biaya variabel dan biaya tetap. Misalnya produksi katering meliputi bahan makanan, tenaga kerja, gas, listrik, air, transportasi, pengemasan dan lain-lain.
Oleh karena itu, total biaya produksi diperoleh dengan menjumlahkan semua komponen yang berbeda dari biaya tersebut.
4. Biaya Produksi Rata-rata (Average Cost)
Biaya produksi rata-rata diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produksi. Hal ini harus diketahui agar perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan satu unit produk.
5. Biaya Produksi Marjinal atau Marginal Cost (MC)
Biaya produksi marjinal adalah biaya tambahan jika produsen ingin meningkatkan produksi satu unit barang lagi.
Produsen yang ingin menambah jumlah barang yang diproduksi harus menghitungnya dengan menggunakan rumus biaya produksi marginal.
Baca juga: 10 Kegiatan dan Contoh Manajemen Produksi
Teori tentang Fungsi Produksi
Fungsi produksi sebagai peran berupa persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara output dan input yang digunakan sepanjang proses produksi.
Fungsi produksi memberikan perkiraan jumlah output yang mungkin dihasilkan dari produsen dengan menggabungkan berbagai jenis input yang mungkin terjadi.
Dengan fungsi produksi, produsen dapat menentukan harga pokok produksi dan jumlah produk yang dihasilkan. Selain itu, fungsi produksi dapat memberikan gambaran tentang kombinasi input yang harus digunakan.
Misalnya, menurut perhitungan fungsi produksi, perusahaan yang optimal dapat memproduksi 500 unit X dan 750 unit Y dalam satu hari. Untuk mencapai jumlah tersebut, maka faktor produksi mana yang harus disiapkan dan berapa jumlahnya.
Teori Produksi tentang The Law Of Diminishing Return
Pengertian The Law Of Diminishing Return adalah bahwa pada suatu titik tertentu, penambahan faktor produksi akan menyusutkan tambahan output tersebut. Faktor-faktor produksi adalah semua yang diperlukan untuk membuat yang baik. Pada umumnya penambahan faktor produksi akan meningkatkan output.
Katakanlah sebuah perusahaan memiliki satu karyawan sehingga dapat menghasilkan 150 item dalam sehari.
Jika ada tambahan pekerja, sampai ada 2 karyawan, maka hasil produksinya 360 item, ada selisih 210 item. Dalam teori produksi, ini berarti ada 210 barang tambahan karena adanya tambahan karyawan.
Tambahan 1 karyawan lagi membawa tambahan hasil 260. Secara teoritis, tambahan produksi karyawan pada titik tertentu tidak membawa hasil tambahan apapun dan bahkan dapat mengurangi output produksi. Kelebihan hasil sendiri sering disebut sebagai produk marjinal, informasi lebih rinci dapat ditemukan pada grafik di bawah ini.
Jumlah Pekerja (L) | Produk Total (TP) | Produk Rata-rata | Marjinal Produk |
1 | 150 | 150 | 150 |
2 | 360 | 180 | 210 |
3 | 660 | 220 | 260 |
4 | 1000 | 250 | 340 |
5 | 1250 | 250 | 250 |
6 | 1380 | 230 | 130 |
7 | 1400 | 200 | 20 |
8 | 1400 | 175 | 0 |
9 | 1350 | 150 | -50 |
Pada kurva TP adalah semua hasil yang dapat dicapai perusahaan dan L mewakili tenaga kerja atau jumlah karyawan. ∆P adalah output produksi rata-rata per karyawan dan MP adalah tambahan hasil.
Kurva dan tabel menunjukkan bahwa dengan tambahan karyawan pada titik tertentu hasil tambahan menyusut hingga menjadi negatif.
Teori Produksi tentang Kurva Kemungkinan Produksi
Pengertian kurva kemungkinan produksi adalah batas maksimum kombinasi barang produksi yang dapat dieksekusi. Misalkan sebuah perusahaan dapat memproduksi dua jenis barang dalam jumlah optimal 1000 unit. Misalnya, dua elemen disebut X dan Y.
Jika perusahaan ingin membuat kombinasi yang optimal, dapat memilih titik A. Pada titik ini jumlah Barang X yang diproduksi adalah 700 unit dan untuk Produk Y 300 unit. Kombinasi ini dianggap sebagai titik optimal yang dapat diambil perusahaan untuk menghasilkan keuntungan besar.
Hal lain yang dapat diputuskan adalah B, dimana jumlah produksi Y adalah 100 unit dan X adalah 900 unit.
Pilihan antara titik A dan B dalam teori produksi adalah yang paling menguntungkan. Produsen perlu mengoptimalkan peluang produksi yang memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin.
Penutup
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa teori produksi sangat dibutuhkan oleh produsen untuk memahami persiapan yang dibutuhkan, proses produksi dan beberapa biaya produksi.
Melalui pemahaman teori produksi yang mendetail, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan produksi.
Teori produksi ini diteliti lebih lanjut dan diterapkan oleh beberapa perusahaan yang ingin meminimalkan pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu.
Namun, teori produksi ini akan berguna bagi perusahaan yang mempelajarinya dengan baik dan menerapkannya pada bisnis mereka. Karena satu-satunya teori yang diteliti tanpa implementasi tidak akan membuahkan hasil.
Sekian artikel berjudul Teori Produksi: Jenis, Tahapan, dan Faktor, semoga bermanfaat.
Teori produksi membahas tentang apa?
Teori produksi akan membahas bagaimana penggunaan input untuk menghasilkan sejumlah output tertentu terjadi. Hubungan antara input dan output seperti yang dijelaskan dalam teori produksi dibahas lebih lanjut dengan menggunakan fungsi produksi.
Apa arti teori ekonomi produksi?
Teori ekonomi produksi dapat diartikan sebagai persamaan matematis yang menunjukkan hubungan fungsional antara jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dalam proses produksi tertentu dan berbagai input yang digunakan oleh produsen pada tingkat teknologi tertentu.