Tes Koran Psikotes: Cara Mengerjakan dan Contoh
Tes Koran Psikotes: Cara Mengerjakan dan Contoh | Saat melamar pekerjaan, anda perlu melewati serangkaian proses seleksi.
Ada berbagai jenis tes yang digunakan di tempat kerja seperti tes bakat psikologis, numerik dan verbal. Salah satu tes yang sering diuji dalam proses lamaran kerja adalah tes koran.
Tes yang satu ini biasanya digunakan untuk menguji kemampuan dan mengetahui karakter atau kepribadian seseorang.
Untuk mengetahui apa itu tes koran dan bagaimana contoh mengerjakannya juga diakhir artikel disediakan contoh tes koran pdf, berikut pembahasan selengkapnya.
Table of Contents
Apa itu Tes Koran?
Tes koran adalah kelanjutan dari tingkat penyaringan resume atau CV yang dikirim oleh pelamar.
Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, pelamar dihadapkan pada tes ini. Tes koran juga dikenal sebagai tes Pauli dan tes Kraepelin.
Tes Kraepelin pertama dilakukan oleh Emil Kraepelin, seorang psikiater dari Jerman. Emil Kraepelin memiliki pengetahuan di bidang psikologi medis, khususnya penyakit jiwa.
Emil Kraepelin, lahir pada 15 Februari 1856, mulai mengajar di kampus Leipzig pada tahun 1874.
Ia mempelajari tes psikologi dan neuropatologi hingga tes Kraepelin diciptakan, yang masih digunakan oleh beberapa praktisi psikologi.
Tes Pauli dikembangkan oleh Richard Pauli pada tahun 1938 sebagai penyempurnaan dari tes Kraepelin.
Bentuk tes ini adalah perhitungan angka demi angka, terstruktur dari atas ke bawah.
Peserta yang mengikuti tes ini hanya perlu menuliskan angka terakhir. Jadi jika ada angka 4 dan 8, peserta tinggal menuliskan angka 2 yang merupakan hasil penjumlahan 4 + 8 = 12.
Tes Kraepelin dibagi menjadi 45 seri angka dengan satuan dari 0 hingga 9, disusun secara acak dan vertikal sekitar 60 angka per jalur.
Peserta dapat menambahkan 2 dari angka-angka dimulai dari yang terbawah dalam waktu singkat untuk dikerjakan secara cepat.
Baca juga: 1000+ Latihan Psikotes Online Gratis
Apa Perbedaan Kraepelin dan Pauli?
Meski terlihat mirip, tes koran Kraepelin dan Pauli menunjukkan beberapa perbedaan.
Perbedaan antara kedua jenis tes ini terletak pada langkah dan durasi prosedur. Tes koran disebutkan karena menggunakan ukuran kertas yang besar, yaitu A4 hingga A3. Berikut adalah beberapa perbedaan Kraepelin dan Pauli.
1. Tujuan
Perbedaan Tes Kraepelin Berdasarkan Tujuan
Tes Kraepelin dulu ditujukan untuk menganalisis masalah kesehatan mental pada orang, seperti demensia.
Perbedaan Tes Pauli Berdasarkan Tujuan
Tes Pauli yang disebut pengembangan Kraepelin digunakan sebagai standar untuk mengetahui kepribadian seseorang.
2. Cara Menambahkan Angka
Perbedaan Tes Kraepelin Berdasarkan Cara Menambahkan Angka
Untuk cara mengerjakan tes koran Kraepelin, jumlahkan dua angka dari posisi terbawah ke bagian atas.
Perbedaan Tes Pauli Berdasarkan Cara Menambahkan Angka
Penjumlahan dalam tes koran Pauli, dilakukan dari atas ke bawah.
3. Waktu Pengerjaan
Perbedaan Tes Kraepelin Berdasarkan Waktu Pengerjaan
Waktu untuk melakukan tes Kraepelin sangat singkat, sekitar 10 hingga 15 menit.
Perbedaan Tes Pauli Berdasarkan Waktu Pengerjaan
Waktu pengerjaan untuk tes Pauli sekarang sekitar 60 menit.
4. Lembar fisik
Perbedaan Tes Kraepelin Berdasarkan Lembar Fisik
Dalam tes Kraepelin, gunakan lembar kerja berupa kertas A4 dengan angka di kedua sisinya (bolak balik). Peserta yang mengikuti tes ini tidak boleh meminta lembar kerja tambahan.
Perbedaan Tes Pauli Berdasarkan Lembar Fisik
Lembar tes Pauli menggunakan kertas ukuran koran A3 dengan angka dikedua sisinya atau bolak-balik.
Dengan bertambahnya waktu pengerjaan, peserta yang mengikuti tes Pauli dapat meminta lembar kerja tambahan.
5. Cara Pengerjaan
Perbedaan Tes Kraepelin Berdasarkan Cara Pengerjaan
Perintah untuk mengubah kolom dalam pengujian tes Kraepelin menggunakan istilah “pindah”, yang berjalan setiap beberapa detik selama waktu 10-15 menit.
Perbedaan Tes Pauli Berdasarkan Cara Pengerjaan
Test Pauli menggunakan istilah “ganti” untuk mengganti kolom dalam beberapa detik dari keseluruhan waktu 60 menit.
Baca juga: 100+ Contoh Soal Psikotes dan Jawaban
Penilaian pada Tes Koran
Penilaian yang digunakan untuk tes koran psikotes adalah garis buaian, yaitu jumlah pucuk tertinggi dengan pucuk terendah, kemudian hasilnya dibagi dua.
Kemudian skor tes ini diambil dari kecepatan mengerjakan garis bilangan setiap menitnya.
Saat menyelesaikan soal tes koran, ada 4 faktor khusus yang digunakan untuk menilai kepribadian atau karakter salah satunya sebagai berikut.
1. Faktor Kecepatan
Penilaian hasil tes koran dari faktor kecepatan, yang dapat memberikan indikasi kecepatan kerja seseorang atau kemampuannya dalam mengatur waktu. Semakin tinggi angka yang dikerjakan, semakin cepat kinerja dapat dilaporkan.
2. Faktor Akurasi
Keakuratan tes koran dapat memberikan indikasi tingkat konsentrasi seseorang.
Jika banyak dari jumlah yang ditambahkan itu benar, maka para peserta dapat dipastikan dengan tingkat akurasi dan ketelitian yang tinggi.
3. Faktor Kestabilan
Skor pada tes ini dibuktikan dengan menggunakan faktor kestabilan untuk memberikan indikasi kestabilan emosi seseorang.
Tidak semua orang merasa betah ketika melihat sebuah pekerjaan dengan banyak angka dan mengerjakannya dengan benar dalam waktu tertentu.
Faktor stabilitas ini bisa diibaratkan sebagai tanda untuk menghitung emosi seseorang dalam bekerja.
Semakin banyak deretan angka yang berhasil diselesaikan, maka semakin banyak pula peserta yang memiliki kestabilan emosi yang baik.
4. Faktor Ketahanan
Hasil penilaian selanjutnya dari faktor ketahanan, yaitu memberikan informasi tentang ketahanan seseorang terhadap situasi stres.
Mengikuti tes dengan banyak jalur angka dan waktu yang singkat dapat menjadi fokus bagi seseorang.
Dari hasil tes koran ini, ketahanan seseorang terhadap beban kerja dapat diasumsikan sebagai dasar penilaian.
Seseorang dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dan lincah apabila berhasil menyelesaikan tes angka ini dengan cepat, tepat, dan konsisten.
Grafik Tes Koran yang Baik
Jumlahkan angka dari bawah ke atas, atau sebaliknya (Sesuaikan dengan instruksi), misalnya 3 + 1 = 4 itu dicatat di tengah angka yang ditambahkan dengan ditulis angka 4.
Jika angka yang Anda tambahkan lebih dari 10, tulis hanya angkanya. Misalnya, tulis 10 angka 0
Anda tahu, ketika Anda melihat di tes koran / tes Kraepelin bahwa bukan dari jumlah angka yang dijumlahkan, tetapi hasil grafik dari tes.
Cobalah untuk mendapatkan grafik yang stabil, tidak naik dan jatuh terlalu bawah yang membuat tidak terlalu stabil karena turun tajam.
Buat patokan berapa banyak angka yang perlu Anda kerjakan dari awal. Dengan cara ini Anda akan mendapatkan grafik tes koran yang baik.
Mengkategorikan Hasil Tes Koran/Tes Kraepelin
- Jika diperoleh dengan hasil grafik yang datar, menunjukkan bahwa peserta dalam pekerjaan itu stabil.
- Jika angka diperoleh dengan peningkatan hasil grafik, ini akan menunjukkan apakah peserta dalam pekerjaan menunjukkan peningkatan (dapat berprestasi)
- Jika diperoleh dengan hasil grafik menurun menunjukkan bahwa peserta di tempat kerja akan menunjukkan penurunan (peserta mudah lelah, kurang berprestasi, mudah bosan dan bosan
- Jika hasil diagram gelombang menunjukkan bahwa peserta dalam pekerjaan memberikan ketidakstabilan.
Perlu diingat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk tes koran semakin cepat. Maka Anda harus pintar menggunakan waktu yang diberikan oleh penguji.
Dengan mempelajari dan mempraktekkan tes koran / tes Kraepelin, setidaknya dapat membantu Anda mempersiapkan diri untuk tes koran psikotes.
Baca juga: 10+ Jawaban Psikotes Gambar Orang, Pohon dan Rumah
Cara Mengerjakan Tes Koran
Bagaimana cara mengerjakan Tes Koran? Tes koran atau yang juga dikenal dengan nama tes Pauli, adalah salah satu jenis ujian yang kerap kali diberikan untuk seleksi pencarian karyawan.
Para calon karyawan diharuskan untuk menghitung bilangan sederhana dari 0 -9 yang tersusun secara acak membujur vertical dan membentuk lajur.
Sekilas terdengar mudah, namun perlu ketelitian yang baiik. Untuk mempersiapkan diri, berikut adalah cara mengerjakan tes koran untuk anda.
1. Persiapkan Diri Dengan Banyak Berlatih Mengerjakan tes Koran
Tes koran ini tidaklah serumit yang anda kira, namun untuk memahami pola dan cara pengerjaan yang benar pastinya perlu banyak latihan. Semudah apapun tes yang ada, pasti akan butuh latihan yang cukup.
Entah itu tes koran, Kraepelin, atau tes bahasa pun semua akan lebih baik jika anda pernah berlatih sebelumnya. Setidaknya tip yang pertama ini akan bantu anda lebih siap dan tidak kaget lagi dengan macam tes yang akan anda kerjakan.
2. Tetap Fit Dan Siap Hadapi Tantangan Dengan Menjaga Kesehatan
Setiap mengerjakan tes atau ujian, kesehatan badan dan mental adalah salah satu faktor yang bisa pengaruhi proses kerja. Bayangkan saja jika anda tidak cukup tidur satu malam sebelum kerjakan tes.
Kondisi mengantuk akan membuat anda tidak bisa fokus dengan soal yang ada di depan mata, tidak bisa menghitung dengan baik, bahkan merasakan tekanan batin atau muncul rasa tidak enak badan ditengah mengerjakan tes koran.
3. Persiapkan Diri Dan Peralatan Sebelum Melakukan tes Koran
Cara mengerjakan tes koran selanjutnya adalah persiapan diri dan peralatan. Yang dimaksud disini adalah pastikan anda sarapan sebelum melakukan tes.
Anda perlu energi yang cukup untuk menghadapi deretan angka yang sangat banyak, karena itu perut yang sudah terisi akan bantu menambah energi saat lakukan tes. Begitu juga dengan peralatan. Jangan lupa untuk sediakan pensil atau alat tulis lain sebelum memulai tes.
4. Manfaatkan Waktu Luang Untuk Ke Kamar Kecil dan menenangkan diri
Tidak jarang sebelum tes dimulai, rasa tertekan dan nervous muncul untuk menggangu. Jika hal ini terjadi, terkadang rasa mual, sakit perut, atau bahkan rasa ingin buang air kecil kerap kali muncul.
Untuk menghindari gangguan tersebut, ada baiknya anda gunakan waktu luang dengan baik dan pergi ke kamar kecil. Baik itu sebelum tes dimulai, saat istirahat atau rehat, begitu pula saat selesai tes. Pastikan anda tidak menghabiskan waktu terlalu lama di toilet.
5. Mendengarkan Segala Instruksi yang diberikan Dengan Baik
Baik sudah pernah ataupun baru pertama kali mengerjakan tes koran, pastikan anda dengar segala instruksi dari penguji dengan baik.
Cara mengerjakan tes koran yang satu ini sangat penting, karena kerap kali peraturan atau aba-aba penguji berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Memahami dan mengikuti instruksi ini bisa saja menjadi salah satu poin dimana tindak tanduk anda selama tes akan diperhatikan oleh penguji.
6. Fokus dan konsentrasi Dengan Soal Yang Anda Dapat
Tes ini penuh dengan angka yang berjajar dengan rapi. Kehilangan fokus bisa saja merusak hitungan atau proses pengerjaan tes yang anda lakukan. Dalam hal ini, pastikan anda tetap fokus dengan soal yang anda dapatkan.
Meskipun ada gangguan atau anda ingin melirik orang lain, pastikan mata anda terus tertuju pada lembar tes yang dimiliki. Fokus adalah kunci utama untuk berkonsentrasi. Jika anda panik atau bingung dengan hal lain, konsentrasi anda bisa terganggu.
7. Tenangkan Diri Dan Jangan Terburu-Buru Dalam Mengerjakan
Tidak bisa dipungkiri jika rasa ingin cepat selesai dan juga panik saat mengerjakan tes sering kali muncul di saat – saat seperti ini.
Hal ini bisa saja terjadi karena anda melihat para calon karyawan lain atau bingung dengan jam dinding yang terus berdetak.
Cara mengerjakan tes koran yang baik adalah tenangkan diri anda dan kembalilah fokus pada lembar tes di depan mata. Rasa tidak tenang ini bisa merusak fokus dan konsentrasi otak saat mengerjakan tes.
Angka yang seharusnya terhitung jadi terloncati atau anda melakukan kesalahan dalam menjumlah angka yang diberikan. Pastinya hal ini akan membuat hasil akhir tes tidak maksimal.
Hal ini juga bisa terjadi jika anda merasa terburu – buru untuk menyelesaikan tes. Melihat orang selesai lebih cepat pastinya akan membuat anda merasa panik. Sebisa mungkin kendalikan rasa panik dan terburu – buru agar anda bisa kerjakan tes dengan konsentrasi dan fokus penuh.
8. Jumlahkan Angka Di Setiap Kolom
Dalam tes ini, anda akan menemukan deretan angka yang perlu dijumlahkan. Setiap kolom deret angka yang berhasi kamu kerjakan akan dinilai secara menyeluruh oleh penguji.
Apa yang dilihat oleh penguji? Perlu anda ketahui bahwa penguji akan menilai hasil hitungan dan juga kestabilan penjumlahan. Usahakan anda mengerjakan dengan semaksimal mungkin dan kerjakan secara stabil setiap deretan angka yang dijumlahkan.
Karena itulah tips lulus/mengerjakan tes koran yang perlu dipahami adalah menjumlah dengan baik angka setiap kolomnya dan juga lakukan dengan stabil.
Kestabilan ini bisa dilihat dari rentangan yang tidak terlampau tinggi atau rendah pada setiap kolomnya. Kestabilan pengerjaan dan rentangan yang tertera ini akan menunjukkan kemampuan fokus dan juga konsentrasi yang anda miliki selama mengerjakan tes Pauli tersebut.
9. Teliti saat mengerjakan dan Sebelum Mengakhiri Tes
Baik saat mengerjakan ataupun saat akan mengakhiri tes, pastikan anda selalu teliti dalam menghitung. Kertelitian menghitung akan membantu anda mendapat jumlah yang benar.
Selain itu, anda juga tidak akan melewatkan salah satu angka. Namun, anda perlu fokus dan konsentrasi agar anda bisa lebih teliti. Tidak ada salahnya jika anda melakukan double check sebelum selesaikan test tersebut. Hal ini bisa dilakukan apabila anda masih punya waktu luang yang tersisa.
10. Libatkan Doa Dan Juga Terus Berjuang
Yang terakhir dan tidak boleh dilupakan adalah berdoa. Cara mengerjakan tes koran ini mungkin saja bisa menjadi salah satu cara untuk menenangkan diri. Kembalikan dan serahkan semua kepada tuhan.
Setelah anda berusaha yang terbaik, berdoa dan mintalah agar usaha tersebut tidak tersia-siakan. Karena jika tidak lulus seleksi, mungkin ini bukan rejeki atau jalan yang tepat. Tetapi jangan menyerah, teruslah berusaha untuk mendapat yang terbaik di masa depan.
Itulah beberapa tips yang setidaknya cukup layak untuk membuat anda siap dalam hadapi jajaran angka dalam tes koran. Pastinya persiapan diri, fokus, teliti, dan kepahaman akan ujian ini adalah kunci penting untuk lulus.
Kemampuan anda untuk berhitung juga menjadi faktor utama yang akan mempermudah pengerjaan tes. Karena itulah persiapkan diri dengan baik dan coba dengan sungguh – sungguh untuk meraih kesuksesan. Semoga beruntung!
Baca juga: 1000+ Contoh Psikotes Matematika Dasar untuk Melamar Pekerjaan
Penyebab Gagal Lulus Tes Kraepelin atau Tes Koran
Apa Penyebab Gagal Lulus Tes Koran untuk Melamar Kerja? Setiap tahunnya jumlah lulusan baru terus meningkat, sehingga banyak pesaing yang turut melamar pekerjaan. Oleh sebab itu, perusahaan memberikan serangkaian tes untuk melihat kemampuan calon karyawan yang akan diterima.
Salah satu tes yang diberikan, yaitu tes koran atau penghitungan cepat psikotes. Akan tetapi, seringkali penyebab gagal tes koran ini tidak diketahui dengan baik dan kembali terulang di tes berikutnya. Yuk cek di bawah ini!
1. Datang Terlambat
Beberapa orang memang perlu menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke tempat tes. Tidak heran banyak yang terburu buru atau terlambat hingga ke kantor untuk mengikuti tes Kraepelin.
Saat anda terlambat, maka akan mengerjakan tes dengan perasaan panik dan terburu buru. Perasaan seperti ini justru mengacaukan ujian yang anda lakukan, karena tidak bisa menjawab pertanyaan secara maksimal dan ada beberapa tahap yang terlewat.
Tes Kraepelin terikat waktu dan tersedia sederet pertanyaan yang memerlukan kesediaan waktu serta pikiran. Oleh sebab itu, harus dikerjakan dengan pikiran dan perasaan yang tenang agar bisa menuliskan jawaban yang tepat.
Sebaiknya, anda selalu menyiapkan diri dengan baik sebelumnya dengan istirahat yang cukup. Berilah estimasi waktu yang lebih saat akan berangkat ke lokasi tes agar tidak tergesa gesa dan terlambat.
2. Mengantuk
Saat proses menjawab soal soal tes kraepelin memang memerlukan konsentrasi yang tinggi serta waktu yang panjang. Tidak heran, banyak kandidat yang merasa mengantuk selama menjawab soal soal tersebut.
Penyebab gagal tes koran satu ini membuat kemampuan anda dalam mengambil keputusan menurun. Selain itu, peserta tes juga sangat mungkin lemah saat mengingat. Rasa kantuk membuat ingatan terkait soal hafalan kata akan hilang.
Beberapa soal memang membutuhkan hafalan, sehingga pada bagian ini para peserta tes yang mengantuk akan kehilangan poin. Yang tidak kalah bahaya, rasa kantuk juga bisa menyebabkan daya tangkap anda menurun dalam hal memahami suatu soal.
Soal soal tes ini membutuhkan pemahaman yang tinggi, karena jawabannya pun tumpang tindih. Tidak jarang, para peserta yang kurang tidur juga bisa tertidur di lokasi selama tes berlangsung.
3. Sakit Perut
Setiap orang tidak ada yang berharap sakit di saat saat yang genting karena penyakit juga tidak bisa dihalau sesuai kehendak hati. Kondisi ini justru sering kali dialami oleh para calon karyawan yang tengah menjalani tes Kraepelin.
Ada beberapa sakit yang bisa anda hindari sebelum berangkat ke lokasi tes, seperti sakit perut. Saat perut sakit melilit, peserta tes tidak akan bisa berkonsentrasi untuk menjawab soal soal yang ada di hadapannya.
Hindari masalah masalah yang bisa mengurangi konsentrasi anda, seperti sakit perut. Sebaiknya, anda mengkonsumsi makanan yang higienis agar sistem pencernaan lancar.
Penyebab gagal tes koran ketiga ini juga bisa diantisipasi dengan menghindari makanan pedas beberapa jam sebelum ujian berlangsung. Makanan pedas dan asam bisa jadi salah satu pemicu perut yang berkontraksi di saat yang tidak tepat dan justru mengganggu anda.
4. Kelaparan
Perut terlalu kenyang sangat tidak baik karena menyebabkan kantuk dan konsentrasi turun. Sebaliknya, rasa lapar juga sangat tidak dianjurkan karena otak akan kekurangan nutrisi.
Nutrisi yang dibutuhkan otak ini dapat dipakai untuk memproses informasi atau berpikir, sehingga anda bisa menjawab soal soal yang berikan. Konsentrasi para peserta juga bisa saja terganggu karena rasa lapar menutupi minat anda terhadap apapun, kecuali makanan.
Yang tidak kalah penting, perut yang kelaparan juga menyebabkan seseorang mudah lelah. Rasa lelah ini menyebabkan otak tidak bisa diajak berpikir secara jernih dan optimal.
Salah satu factor yang jadi penyebab gagal tes koran ini bisa anda antisipasi dengan beberapa cara. Pertama konsumsi makanan sebelum ke lokasi ujian dengan porsi yang tepat dan hindari rasa kenyang berlebihan. Kedua, pilihlah menu yang kenyang tahan lama.
5. Tidak Fokus
Pada saat awal pengerjaan tes, biasanya ada seorang instruktur yang akan memberikan anda instruksi. Instruksi ini terkait soal soal yang akan dikerjakan, sehingga anda perlu fokus agar dapat memahami arahannya.
Saat fokus hilang, anda tidak bisa mengerjakan soal sesuai arahan sehingga besar kemungkinan gagal di tahap ini. Oleh sebab itu, tingkatkan fokus dan konsentrasi di anda sebelum memasuki ruang ujian.
Tingkat fokus ini harus dijaga hingga tahap akhir tes agar tidak ada arahan yang terlewat. Tidak hanya dalam memahami arahan, anda juga harus fokus dalam membaca soal yang diberikan.
Saat tidak fokus, anda tidak akan bisa memahami soal dengan baik sehingga jawaban yang diberikan pun asal asalan. Pastikan anda selalu berhati hati agar bisa lolos dari tes yang cukup menguras ini dan selalu bertanya saat kurang paham dengan instruksinya.
6. Mengerjakan Soal yang Sulit
Mengikuti tes untuk memasuki dunia kerja ini memiliki prinsip yang sama seperti tes pada umumnya. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu agar soal yang bisa dijawab jauh lebih banyak.
Harus dipahami bahwa tes ini terikat dengan waktu yang cukup terbatas sehingga diperlukan pengelolaan waktu yang baik. Salah satu penyebab gagal tes koran ini karena banyak yang fokus mengerjakan soal soal tes yang sulit di awal waktu.
Soal yang dianggap sulit memakan waktu yang jauh lebih banyak dan anda hanya berputar di satu titik yang sama. Selain kehilangan banyak waktu, konsentrasi serta mood peserta pun bisa drop karena soal soal sulit tersebut.
Pengerjaan akan jauh lebih mudah dan cepat bila anda memilih tipe yang lebih mudah. Waktu yang dibutuhkan juga jauh lebih singkat, sehingga waktu yang tersisa bisa dipakai untuk mengoreksi jawaban yang telah diberikan.
Baca juga: Contoh Psikotes Matematika Dasar untuk Melamar Pekerjaan
7. Tidak Mempersiapkan Diri
Kemampuan setiap orang tidaklah sama, sehingga proses belajarnya tidak bisa anda sama ratakan. Oleh sebab itu, banyak orang yang lolos tes kraepelin dengan sangat mudah tanpa harus belajar mati matian.
Cara seperti ini tidak bisa diterapkan kepada setiap individu, terutama bagi anda yang ingin bekerja di perusahaan tersebut. Hindari untuk menganggap segala persoalan menjadi enteng dan melewatkan belajar atau berlatih soal soal.
Kenali beberapa soal setipe agar dapat menyiapkan amunisi lebih, sehingga potensi lolos pun jadi lebih besar. Selain mempelajari contoh contoh soal, anda juga bisa mempelajari tips untuk lolos tes serta penyebab gagal tes koran.
Kedua hal ini jadi poin yang sangat penting agar terhindar dari kegagalan yang dialami oleh beberapa orang sebelumnya. Setelah belajar, pastikan tubuh dalam kondisi prima agar siap mengerjakan tes.
Lowongan pekerjaan memang tersedia cukup banyak untuk lulusan baru, tetapi anda juga harus menjalani serangkain tes. Tes ini terdapat beberapa tipe, salah satunya tes kraepelin yang memerlukan beberapa tips agar peserta bisa lolos.
Poin penting yang harus anda siapkan, yaitu tubuh dalam kondisi prima, selalu fokus, dan berlatih sebelumnya. Ketiga hal ini jadi hal penting yang tidak boleh diremehkan bila ingin lolos di perusahaan terkait.
Contoh Tes Koran PDF
Anda dapat mencoba latihan contoh tes koran PDF dengan cara mengunduh di https://bit.ly/LokerPintarTesKoran
Anda dapat mengunduh file tersebut untuk latihan sebelum mengikuti tes melamar kerja, atau anda dapat mencoba Tes Koran Online
Sekian artikel berjudul Tes Koran Psikotes: Cara Mengerjakan dan Contoh, semoga bermanfaat.
Tes koran itu seperti apa?
Tes ini merupakan tindak lanjut dari tahap penyaringan CV yang dikirim oleh pelamar kerja. Selanjutnya ada tahapan wawancara dan psikotes yang salah satunya menggunakan tes koran ini. Tes koran yang terkenal adalah tes Kraepelin dan tes Pauli.
Apa yang dinilai dari tes koran?
Hasil dengan jumlah terendah menunjukkan tanda-tanda stres atau masalah psikologis karena trauma atau terlalu banyak tekanan. Penyebaran rentang grafik yang berlebihan antara puncak tertinggi dan terendah menunjukkan masalah emosional.
Apa kegunaan tes koran?
Tes Kraepelin dan Pauli ini bertujuan untuk memberikan kesaksian tentang konsistensi, kestabilan emosi, kecepatan dan daya tahan kerja, serta keakuratan beberapa calon karyawan.
Apakah tes koran termasuk psikotes?
Iya, saat melamar pekerjaan, seseorang tidak bisa lepas dari yang disebut psikotes. Ada berbagai jenis tes psikologi, seperti: Tes koran atau Kraeplin, tes gambar dan sebagainya.